12

325 70 13
                                    

Beberapa minggu kemudian

Setelah makan siangnya selesai, Jeongyeon memasuki ruangan Nayeon untuk memastikan sesuatu.

"Lagi? Sebenarnya kau sakit apa? Kenapa kau selalu menyuntikan cairan itu ke tubuhmu. Program kehamilan itu hanya alasanmu kan?" Jeongyeon seakan menuntut penjelasan dari sahabatnya.

"Aku tak sakit, ini sungguh program kehamilanku" tutur Nayeon.

"Tapi kenapa harus seperti ini? Kau terlihat tak nyaman saat menyuntikannya"

"Awalnya tak nyaman tapi sekarang biasa saja"

"Memang program seperti apa yang kalian pilih?"

"Bayi tabung" ungkap Nayeon. Dia tak menjelaskan lebih detail nya.

"Bayi tabung? Memang kalian punya masalah kesuburan atau yang semacamnya?"

"Masalah yang kami hadapi bukan sejenis kesehatan reproduksi, tapi ego nya Jungkook yang terlalu tinggi. Jungkook yang memilihnya, dan aku tak punya pilihan lain"

"Dasar pria gi*a. Kalau kau mengatakan itu padaku dari awal sudah kupasti kemarin aku mengacak-acak wajahnya"

"Jangan, kasihan dia. Saat ini yang dia memiliki hanya wajah tampannya" Nayeon.

"Untuk apa mengasihani pria seperti Jungkook. Dia tak memiliki hati dan selalu membuat emosi. Aku heran padamu kenapa masih mempertahankan pria itu"

"Dia tampan" canda Nayeon. Tentu saja bukan itu alasannya.

"Aish~ itu artinya kau sama-sama gi*a" Jeongyeon begidik dan meninggalkan Nayeon.

Setelah Jeongyeon keluar kemudian datanglah Chaeyoung, dia merupakan sekretaris redaksi yang bertugas mengatur jadwal dan menghubungi instansi, lembaga atau orang yang akan diwawancara untuk pemberitaan di majalah.

"Berita apa saja yang akan di muat? Sudah mendapat narasumbernya?"

"Sudah. Kebetulan tuan Kim Taehyung menyanggupi untuk diwawancara. Kami sudah membuat jadwal pertemuan dengan beliau"

"Ok bagus- tunggu, siapa tadi?"

"Tuan Kim Taehyung. Dia merupakan salah satu orang yang sedang mengembangkan sebuah cafe dengan merek dagang yang dibuat oleh keluarganya. Cafe nya sedang trend saat ini. Meskipun belum memiliki cabang tapi semangatnya patut diapresiasi dan dimasukan kedalam berita kita bulan ini. Kebetulan temanya cocok dengannya 'Semangat mengembangkan bisnis' "

"Dari mana kau tau?"

"Em- Ms. Jeongyeon yang merekomendasikan nya. Memang salah ya Mrs."

"Tidak. Terima kasih sudah mempersiapkan segalanya. Kau boleh keluar"

"Baiklah, saya permisi"

Nayeon kemudian menemui Jeongyeon di ruangan perempuan itu. Dia tak paham dengan pemikiran temannya.

"Jeongyeon" panggil Nayeon.

"Ada apa? Kau terlihat tak baik-baik saja"

"Kau merekomendasikan Taehyung sebagai narasumber untuk majalah terbaru kita"

"Ya. Kenapa? Dia cocok untuk menjadi narasumbernya. Selain itu dia juga teman kita. Dengan begitu kita bisa ikut membantunya untuk mengenalkan cafe rintisannya" jelas Jeongyeon.

"Memang kenapa? Kau tak setuju? Bukankah kita dekat dengannya" lanjut Jeongyeon.

"Dulu kau menyuruhku untuk tak dekat-dekat dengan Taehyung. Sekarang apa?"

"Ini kan urusan pekerjaan. Yang aku maksud dulu bukanlah masalah pekerjaan" bela Jeongyeon untuk dirinya.

"Tetap saja. Aku tak suka"

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang