23

284 46 14
                                    

Di minggu pagi ini Nayeon terlihat tengah melakukan jalan-jalan pagi di sekitar komplek perumahan nya. Sesekali dia menggerakkan tangannya ke depan dan menariknya lagi kebelakang sebagai perenggangan. Di kehamilannya yang kini menginjak usia 6 bulan itu, Nayeon jadi gemar melakukan olahraga pagi. Tentu saja olahraga kecil misalnya seperti sekarang ini.

Di tengah perjalanan nya dia bertemu dengan Jimin, itu sering terjadi karena mereka tinggal di komplek perumahan yang sama.

"Nyonya Jeon. Kau sedang olahraga pagi? Di mana suamimu? Kenapa dia tak menemani istrinya yang sedang hamil" Jimin menggoda Nayeon.

"Entahlah tanyakan saja padanya" jawab Nayeon.

"Dari pada bertanya, mending aku saja yang menemanimu. Suamimu itu pasti banyak alasan, lebih baik aku saja yang sudah pasti mau menemanimu" Jimin.

"Kau tak takut kena amukan Jungkook?"

"Untuk apa takut? Jungkook tak akan cemburu jika kau pergi bersamaku. Dia tau kau tak mungkin jatuh cinta padaku jadi dia tenang dan membiarkannya"

"Benarkah?"

"Tentu. Kau mau jalan pagi sampai mana?"

"Depan sana. Tepian sungai Han"

"Kau kuat?"

"Tentu saja. Itu tak jauh dari sini"

"Oke baiklah, aku akan mengkawal mu"

Ngomong-ngomong perumahan mereka ini terletak di dekat sungai Han, jadi jangan heran jika hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk bisa sampai di sungai yang sangat terkenal di Korea itu.

Mendekati kawasan sungai Han, terdapat beberapa penjual makanan dan minuman yang terlihat menggiurkan. Dan kali ini Nayeon tergiur oleh ice cream yang memiliki beberapa varian rasa itu.

"Ah sayang sekali aku tak bawa uang" keluh Nayeon.

"Mau aku belikan? Aku punya dompet digital di ponselku" tawar Jimin. Senyum Nayeon pun terkembang.

"Boleh"

"Tapi kau harus menggantinya"

"Tenang saja, nanti aku ganti 2 kali lipat"

"Aku tidak mau uang"

"Terus?"

"Bagaimana kalau sebagai gantinya kita lomba lari saat pulang nanti" canda Jimin.

"Kau gila? Aku sedang hamil. Kalau begitu tak usah. Nanti aku akan membelinya sendiri"

"Hey jangan baper. Aku hanya bercanda. Tak mungkinlah aku menyuruhmu lari-lari, memang aku tak waras apa. Ayo, mau ice cream rasa apa?"

"Tak perlu, aku sudah tak berminat"

"Hey, jangan marah. Ayo ayo, saldo uangku terlalu banyak jadi harus dibelanjakan agar ponselku tak meledak" lawak Jimin agar Nayeon tak ngambek lagi.

🌼

Di sinilah mereka sekarang. Duduk di bangku panjang yang menghadap langsung ke sungai Han.

"Ngomong-ngomong dia laki-laki atau perempuan?" Jimin menanyakan perihal janin yang saat ini masih di perut Nayeon.

"Aku belum tau, aku tak mengeceknya karena ingin membuatnya menjadi kejutan. Tapi mungkin kapan-kapan aku akan mengeceknya karena tak sabar" jawab Nayeon sambil menyendok ice cream nya.

"Biar aku tebak ya. Sepertinya dia laki-laki, wajah dan sifatnya akan mirip seperti Jungkook"

"Enak saja. Sifatnya harus baik sepertiku" Nayeon tak terima.

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang