48

162 38 23
                                    

Jungkook mencium dahi Nayeon sebagai akhirannya.
Setelah itu dia memeluk istrinya untuk memberi suasana tenang.

"Mulai besok aku akan membuat Sean tidur di kamar nya"

"Sepertinya itu sulit" sahut Nayeon.

"Jangan terlalu tak tega untuk urusan seperti ini. Terlebih lagi anak kita itu laki-laki, dia harus jadi pemberani" tutur Jungkook.

"Sean sudah berani tidur sendiri. Hanya saja dia masih ingin tidur bersama kita, terlebih lagi bersama mu"

"Aku akan menemaninya tidur dikamar setelah itu aku akan pindah"

"Ish... Kau ini"

"Itu untuk masa depan kita" ujar Jungkook.

"Ya terserah kau saja"




.
.





"Selamat pagi" sapa beberapa pekerja yang sedang berada di lobby kepada Nayeon.

Nayeon tersenyum dan mengangguk untuk membalas sapaan itu.



Tuk tuk tuk tuk



Suara sepatu dengan hak tinggi terdengar mengejar langkah kaki Nayeon.

"Ya tuhan" kaget orang itu, Jeongyeon saat Nayeon tiba-tiba membalik badannya.

"Kenapa kau lari-lari seperti itu?" Nayeon merasa gemas melihat tingkah Jeongyeon.

"Hing... Gara-gara kemarin, sekarang aku bertengkar dengan Jimin. Aku sengaja tak mengangkat panggilan dari nya" tutur Jeongyeon.

"Kalau kau dan Jungkook bagaimana? Kalian juga bertengkar?" Jeongyeon penasaran.

"Eum... Yyaaa. Tapi kami sudah baik-baik saja" Nayeon mencoba berpikir dan tiba-tiba tersenyum.

"Haahhh"

"Kalau Jimin menghubungi mu lagi angkat saja. Toh sepertinya mereka membiarkan wanita duduk didekat mereka karena merasa kasihan dengan wanita-wanita itu. Katanya semua tempat duduk yang ada di area outdoor sudah terisi" Nayeon memberi saran dan sedikit pengertian.

"Apa wanita itu tak bisa duduk di area indoor saja" Jeongyeon.

"Eum... Aku tak tau. Tapi... Dari pengalaman ku yang dulu, kita harus terbiasa dengan wanita yang berusaha menggoda suami kita yang memang tampan"

"Jimin bukan suamiku, dan kenapa kau malah memuji-muji Jungkook?!"

"Ah itu- lupakan saja. Ayo kita naik" Nayeon menarik lengan Jeongyeon untuk menuju ke elevator.




.
.




Di tempat lain Jungkook juga sedang mendengarkan curahan hati Jimin. Saat ini Jimin sedang uring-uringan karena Jeongyeon mengabaikan panggilan nya.

"Bagaimana cara kau membujuk Nayeon agar tidak marah lagi?" tanya Jimin untuk mencari solusi.

"Kalau Nayeon sudah sangat sabar dan kebal dengan tingkah ku. Jadi dia mudah untuk melupakan hal kecil seperti kemarin" tutur Jungkook.

"Ah kenapa Nayeon mudah sekali memaafkan"

"Karena aku suaminya"

"Apa hubungan memaafkan dan suami? Salah ya tetap saja salah"

"Tapi kalau kesalahpahaman seperti itu mudah diatasi bagi para pasangan suami istri. Mereka hanya perlu membahas anak dan memadu kasih, setelah itu masalah terlupakan dan terselesaikan" Jungkook sedang membanggakan diri.

"Ckh... Sudah kubilang jangan terlalu membagikan keromantisan kalian. Lagipula memadu kasih tak hanya dilakukan oleh pasangan suami istri" Jimin merasa kesal sekaligus iri.




It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang