44

192 35 6
                                    

Malam ini Nayeon sedang bersiap-siap untuk tidur. Dia tak sendiri, di sana juga ada Sean. Sudah lama terlentang nyatanya bocah itu tak kunjung tidur. Mungkin dia terlalu senang  membayangkan betapa asyik nya pergi bertamasya bersama ayahnya besok.

Nayeon bahkan sudah berulang kali menyuruh bocah itu untuk cepat tidur.

"Sean, sudah malam. Cepat tidur"

"Mama sudah meminta izin kepada miss Ana? besok Sean kan tidak sekolah?" tanya Sean.

"Ya, mama juga mengambil cuti bekerja"

"Mama tidak usah ikut" ujar Sean.

Nayeon keheranan. Tumben sekali Sean berkata seperti itu. Padahal biasanya dia merengek mau pergi bersama-sama.

"Kenapa?" tanya Nayeon.

"Pokoknya mama di rumah saja"

"Ah... Papa melarang mama untuk ikut?" Nayeon asal menebak.

Sean menggelengkan kepalanya.

"Papa tidak pernah melarangnya. Tapi Sean tidak ingin mama ikut"

Nayeon sangat bingung, kenapa sekarang Sean seperti ini.

"Sean tidak ingin mama ikut? Kenapa?"

"Kalau ikut, mama akan sakit" ucap bocah itu.

"Apa maksudmu? Tidak, mama tidak akan sakit" Nayeon berusaha meyakinkan.

"Akan. Mama sebenarnya tidak suka pergi dengan papa. Mama melakukan itu hanya untuk membuat Sean senang. Hati mama akan tersakiti kalau melakukan apa yang tidak mama sukai" jelas Sean. Sekali lagi Nayeon merasa heran, bagaimana Sean bisa berbicara layaknya orang dewasa.

"Tidak, tidak seperti itu" Nayeon sampai bingung sendiri ingin menjelaskan bagaimana.

"Hahh sudahlah ayo tidur saja. Ini sudah malam" Nayeon tak ingin menjelaskan jadi dia memilih menyuruh anak itu agar cepat tidur.




Keesokan harinya.

Di pagi hari pukul delapan. Jungkook telah menjemput Sean yang sudah siap pergi bertamasya. Dan kini Jungkook tengah membantu Sean mengenakan sepatunya.

Nayeon menghembuskan nafas. Kenapa Nayeon tak bahagia, dia tak tenang. Apa mungkin karena dia tak ikut. Tapi Sean melarangnya, bahkan dia sampai menangis. Sebenarnya Nayeon ingin ikut agar bisa menjaga Sean.

"Mama Sean sudah selesai"

Senyuman bocah itu membuat hati Nayeon sakit. Perasaannya hancur. Apa sekarang bocah itu lebih memilih pergi berdua bersama Jungkook? Sebenarnya apa yang terjadi. Kiranya rayuan-rayuan seperti apa yang telah diterima Sean.

Saat ini di dalam kepala Nayeon hanya berisi tuduhan-tuduhan yang dilayangkan untuk Jungkook.

"Oke" jawab Nayeon.

"Mama, Sean pergi dulu. Mama jangan menangis" Sean melambaikan tangannya.

"Oke, hati-hati ya" Nayeon menampakkan senyum palsunya.

'Bagaimana mama tidak menangis kalau kau saja melarang mama untuk ikut' batin Nayeon.

"Kami pergi dulu Nay" pamit Jungkook.

"Em, hati-hati. Tolong jaga Sean"

"Pasti"

Setelah anak dan ayah itu menghilang dari pandangan Nayeon. Sekarang wanita itu merasa kesepian.

"Jika tau seperti ini untuk apa aku mengambil cuti untuk bekerja? Apa aku ke kantor saja? Tapi suasana hati ku tidak baik" gumam Nayeon menggerutu sendiri.

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang