Bulan telah berganti untuk kesekian kalinya. Tak heran ada perubahan pada kondisi fisik Nayeon, perutnya sudah membuncit meskipun belum begitu besar. Jika tak salah kehamilannya telah memasuki bulan pertama di trimester kedua. Semua berjalan cukup lancar. Apalagi para ibu seringkali menginap dirumah dan membuat Jungkook tak berkutik, menelfon saja susah apalagi menemui kekasihnya eh selingkuhan. Tunggu, tapi jika di pikir-pikir Jungkook sudah tak pernah keluar malam untuk menemui perempuan itu.
Pada pagi hari ini, saat Nayeon mulai memasuki alam sadarnya, dia merasa ada sesuatu yang mengganjal. Dia yang tidur menyamping itu mulai membuka mata dan hanya bisa melihat lengan Jungkook. Apa? Jadi Jungkook membiarkan lengannya sebagai bantalan Nayeon? Sebenarnya Nayeon merasa kurang nyaman karena lengan itu tak seempuk bantal, tapi karena itu lengan Jungkook Nayeon berusaha menikmatinya. Kapan lagi bisa seperti itu, jika Jungkook sedang bersikap manis Nayeon harus memanfaatkan moment nya.
Masih dalam posisi yang sama Nayeon memandang ke langit-langit kamarnya dan tersenyum. Seperti yang kalian ketahui sebelumnya, interior di kamar itu lumayan unik, di sana tepatnya di langit-langit kamar terdapat sebuah cermin yang terpasang. Entah apa fungsinya. Tapi Nayeon memanfaatkan nya untuk mengawasi Jungkook jika dalam posisi seperti ini.
Karena itulah sekarang dia bisa melihat sebelah tangan Jungkook yang sedang memeluknya. Pelukan itu begitu erat.
"Jika sedang tidur kau terlihat seperti bayi" gumam Nayeon.
Jungkook semakin mempererat pelukannya. Sebenarnya itu bukan sebuah respon dari perkataan Nayeon. Sepertinya itu hanya sebuah tindakan ketika seseorang yang sedang tidur mendengar suara atau merasa terganggu tidurnya.
Saat Jungkook lebih erat memeluknya Nayeon reflek melihat ke arah perutnya. Dia sangat senang karena secara tak langsung Jungkook juga sedang memeluk calon anaknya. Ditambah lagi perlakuan Jungkook tadi malam yang mampu membuat Nayeon tersipu malu lagi. Pipinya mulai memanas.
Nayeon jadi merasa harus, selanjutnya dia memutuskan keluar dari kamar untuk mengambil minum. Sebenarnya biasanya sebelum tidur Nayeon selalu membawa air putih untuk diminum saat dia baru bangun. Tapi kebetulan pagi ini gelas berisi air putih yang dibawanya semalam sudah kosong. Padahal Nayeon hanya minum seteguk saja, sisanya di minum Jungkook, dia meminumnya hingga tandas. Sepertinya semalam dia sangat haus karena terlalu bersemangat.
Di dapur, setelah meminum segelas air putih Nayeon menepuk-nepuk wajahnya. Ya ampun kenapa pagi ini dia merasa bahagia sekali.
Setelah selesai, Nayeon memutuskan untuk kembali ke kamar untuk menganti bajunya. Dia ingin memulai aktivitas pagi seperti biasanya, misalnya membuat sarapan. Dan untuk kenyamanan, Nayeon memutuskan untuk mengganti bajunya. Bukannya baju yang sekarang tidak nyaman, hanya saja baju yang sekarang di pakainya lumayan terbuka. Kalian tau kan dia barusaja bangun tidur jadi jangan heran dia masih menggunakan baju tidur yang semalam. Dan tak mungkin Nayeon memasak masih menggunakan baju tidur seatas lutut dan tanpa lengan itu. Bagaimana jika nanti tubuhnya terkena cipratan minyak.
Baru saja mulai melangkah, Nayeon terpaksa berhenti setelah mendengar suara bel berbunyi.
"Siapa yang bertamu sepagi ini?" gumam Nayeon sambil melangkah mendekati layar interkom. Jujur dia penasaran. Siapa gerangan yang bertamu sepagi ini. Sebetulnya matahari pun belum benar-benar menampakan dirinya.
"Hah, berani sekali dia kesini. Tidak tau saja aku juga sedang menunggu untuk menjatuhkan nya" Nayeon tersenyum miring setelah mengetahui Haeun lah yang bertamu ke rumahnya. Nayeon menekan tombol di interkom itu dan secara otomatis pintunya terbuka.
"Jungkook! Di mana kau?!" perempuan itu langsung berteriak setelah memasuki rumah.
"Aku tau ini hari libur, tapi apa kau tak punya kegiatan lain selain menggoda suamiku?" Nayeon bersedekap di depan Haeun.