Beberapa hari kemudian.
Saat jam istirahat kantor, Jungkook menyuruh Jimin untuk datang ke ruangannya. Kebetulan dia membutuhkan pertolongan dari Jimin.
Setelah Jimin datang Jungkook langsung mengutarakan maksud dia mengundang Jimin.
Jimin pun siap untuk mendengarkan. Dia cukup penasaran, kiranya apa yang diminta Jungkook? Pertolongan yang seperti apa. Pasalnya Jungkook sangat jarang meminta bantuannya, em... kecuali untuk satu hal.
"Memang aku kurir apa?!" Jimin sedikit tak suka setelah mendengarkan penuturan dari sahabatnya itu
"Aku tak menyuruhmu menyampaikan itu satu per satu pada mereka. Jika kau pintar kau bisa mentipkannya pada beberapa orang yang kau kenal. Asalkan besok sudah selesai, dan dimulai dari hari ini"
"Baiklah. Oh? Ada untuk Taehyung? Kau yakin?"
"Bukankah dia teman Nayeon?" Jungkook menarik salah satu sudut bibirnya. Jungkook hanya main-main saat mengatakan itu. Dia masih belum mempercayai Taehyung.
"Tatapanmu sangat menakutkan" ujar Jimin saat melihat senyuman licik Jungkook.
"Sudah kan? Kalau begitu aku bawa ini. Aku pergi dulu" Jimin keluar dengan membawa amanah yang harus di sampaikan.
Di tempat lain Nayeon masih terfokus pada pekerjaannya. Ini adalah hari kedua Nayeon mulai kembali bekerja jadi pekerjaannya masih perlu dikondisikan.
Sangkin fokusnya dia bahkan tak menyadari Jeongyeon masuk ke ruangannya.
Jeongyeon membawa bekal untuk Nayeon dan meletakannya di meja tamu yang ada di sana.
Suara tempat makan yang beradu dengan meja mampu membuat Nayeon tersadar.
"Oh, sejak kapan kau disini?" tanya Nayeon.
"Belum lama. Aku membawa bekal untukmu"
"Bekal? Apa itu?" Nayeon meninggalkan pekerjaannya dan menggampiri Jeongyeon yang kini sedang duduk.
"Sup, aku lupa namanya. Kata ibuku sup ini bagus untuk ibu hamil"
"Ibumu yang membuatnya? Tolong sampaikan salamku untuknya, maaf aku belum bisa menemuinya sejak dia kembali ke Seoul"
"Ok, akan aku sampaikan"
"Nay, boleh aku bertanya sesuatu?"
"Apa? Kenapa kau terlihat tak yakin untuk bertanya"
"Kemarin aku bertemu dengan Taehyung. Katanya kau memblokir semua akses komunikasimu dengan nya. Kau masih marah padanya? Sebenarnya sampai sekarang aku tak tau permasalahan kalian. Aku bingung sendiri"
"Aku tak marah dengan Taehyung. Hanya saja aku ingin menghindarinya, ini demi hubunganku dengan Jungkook"
Jeongyeon percaya percaya saja dengan jawaban Nayeon. Alasannya lumayan logis untuk dipahami.
"Iya sih, tapi apa harus sampai memutus komunikasi? Kalian berteman"
"Hanya untuk jaga-jaga saja. Aku takut kedekatan kami membuat dia mengharapkan hal lebih. Dulu kau dengar sendiri kan? Dia mengaku menyukaiku. Sekarang aku takut jika dekat dengannya"
"Aku sudah merasakannya. Dekat dengannya bisa mengancam hubunganku dengan Jungkook" lanjut Nayeon.
"Begitu ya, baiklah aku akan coba menjelaskan situasimu pada Taehyung"
"Sudah ya, aku kembali ke ruanganku dulu" lanjut Jeongyeon.
"Ya. Terima kasih bekalnya. Nanti akan ku makan"