39

161 39 18
                                    

Di sebuah kamar hotel seorang pria tampak sudah terlelap. Deru nafasnya pun terlihat sangat teratur. Hal itu berbanding terbalik dengan satu pria lagi.

Jam sudah menunjukkan lebih dari tengah malam, tapi entah mengapa dia tak bisa tidur. Meskipun sudah tidak berusaha menutup mata di iringi asmr tetap saja otaknya seperti belum ingin beristirahat. Padahal dia sangat lelah.

Bahkan hingga temannya terbangun pun dia belum bisa tidur.

"Jungkook kau belum tidur?" tanya Heesung yang baru saja terbangun.

"Hey ini sudah jam berapa, cepat tidur. Begadang itu tidak baik untuk tubuhmu"

"Aku ingin, tapi tak bisa. Kepalaku bahkan sampai pusing" tutur Jungkook.

"Ada sesuatu yang kau pikirkan? Coba ceritakan padaku, mungkin kau akan sedikit tenang karena sudah membaginya"

"Sudah beberapa tahun terakhir ini aku memang sulit untuk tidur. Mungkin ini untuk menebus orang-orang yang terus memikirkan ku. Mungkin aku tak bisa tidur agar seperti mereka" Jungkook.

"Aku membuat beberapa wanita kecewa dan sakit hati" lanjutnya.

"Makanya jangan bermain wanita. Kau harus setia" Heesung.

"Wanita yang ku maksud adalah ibu dan nenekku, ...  "

"Kalau begitu minta maaflah. Mumpung masih di Korea"

"Sudah jangan dipikirkan lagi. Cobalah untuk tidur" lanjut Heesung.


🌼



Keesokan harinya. Setelah menjemput Sean di sekolah. Kini Nayeon dan Sean melipir ke taman kota yang sudah dihiasi ornamen-ornamen natal dan tahun baru.

Rencananya mereka akan jalan-jalan hingga malam, alasan nya karena Sean ingin melihat kemeriahan lampu-lampu. Sepertinya Sean terpesona dengan bentuk-bentuknya yang beraneka ragam.

Namun mereka tak nonstop berjalan-jalan. Karena sesekali mereka mendekati street food untuk mengisi perut mereka.

"Sean coba berdiri disana. Mama akan memotret Sean" suruh Nayeon agar Sean berdiri di dekat pohon natal.

Ya, Nayeon seperti kebanyakan ibu yang ingin banyak mengabadikan momen anaknya melalui jepretan kamera.

"Sean mau foto di lampu bentuk mobil itu" tunjuk Sean.

"Iya nanti, tapi sekarang foto di dekat pohon natal dulu"

Sean pun berdiri di dekat pohon natal. Nayeon pun beberapa kali memotret Sean.

Tak lama kemudian terlihat keluarga yang terlihat sangat harmonis. Mereka bergandengan tangan sambil menikmati kemeriahan suasana. Keluarga itu terdiri dari ayah ibu dan kedua putra putri nya yang berjalan di bagian tengah orang tuanya.

Sean terus memperhatikan keempat orang itu.

"Sean ayo ganti tempat. Sean Ingin di lampu yang berbentuk mobil kan? Ayo" ajak Nayeon untuk mengalihkan perhatian Sean.

"Seharusnya kita mengajak uncle Jimin dan tante Jeongyeon ya" ujar Nayeon.

"Tidak. Hanya dengan mama saja Sean sudah suka" Sean mendongak, dia tersenyum pada Nayeon.

"Benarkah?"

"Ya. Mama segala nya"

"Temanku tidak mempunyai mama dan dia selalu sedih. Jadi seperti nya seorang ibu sangat penting"

Nayeon hanya tersenyum mendengar putranya yang sedang bercerita.

"Sean tidak mau sedih jadi Sean yang harus pergi dulu" ujar Sean dengan polosnya. Dia mengatakan itu sambil tersenyum.

It's [not] Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang