Sesuai hasil poling di sg kemarin, cerita ini yg paling banyak dipilih.
Udah sempet baca spoiler nya kan?
Oke, sekarang baca full chapter nya
4092 word
Semoga puas
😂Let's go!
🤓Tak terasa bulan telah berganti. Dan tak terasa juga hari ini Sean kembali bertambah usia. Nayeon sangat senang melihat perkembangan Sean dari tahun ke tahun. Tapi ada rasa sedih juga, karena terkadang ada waktu yang terlewati karena dirinya harus bekerja.
Untuk merayakan pertambahan usia putranya. Nayeon memutuskan untuk mengundang beberapa orang terdekatnya.
Saat ini yang berada di rumah Nayeon adalah Jimin, Jeongyeon, Jihyo dan kakak sepupu Nayeon, Seokjin. Sementara para nenek dan keluarga kak Junghoon tak bisa hadir. Toh beberapa hari lagi mereka akan bertemu di peringatan meninggalnya kakek.
"Oho Sean, sepertinya kau akan semakin bawel" ujar Jimin.
"Kata mama itu bagus karena Sean akan masuk ke junior school"
"Ah kenapa tiba-tiba sudah pada tahap itu? Ah sebentar lagi Sean akan memperkenalkan kekasihnya padamu Nay" ujar Seokjin.
"Masih lama, Sean baru enam tahun" sahut Nayeon.
"Ya walaupun kelak Sean memperkenalkan kekasihnya, semoga itu Seyun ya, atau Seyi" canda Jihyo.
"Hei, kau ingin menjodohkan nya dengan anakmu? Aku tidak setuju. Mereka sudah seperti saudara kandung" Jeongyeon memberikan penolakan.
"Ya kita kan tidak tahu kedepannya"
"Hei sudah jangan bahas itu" Jimin.
Ting tong
Suara bel berbunyi, Nayeon pun pergi untuk membukakan pintu.
"Sean tadi berdoa apa saat mau meniup lilin?" tanya Jimin ingin tau.
"Agar papa pulang" jawab bocah itu.
"Itu papa sudah datang" ujar Jeongyeon, dan orang-orang di sana mengikuti arah pandang Jeongyeon.
"Kenapa tatapan kalian seperti itu?" tanya Nayeon yang sudah berada di sana lagi. Dan raut wajah Sean tidak seperti tadi.
"Tante Jeongyeon jangan berbohong kepada orang-orang, itu tidak baik. Paman itu bukan papa Sean, dia teman mama" Sean merasa kesal.
Nayeon kaget saat Sean tiba-tiba berbicara seperti itu. Dia pun melirik orang yang berdiri disebelah nya. Sebenarnya saat dia pergi untuk membukakan pintu apa yang terjadi di sana.
"Sean dia akan menjadi papa Sean juga"
Hah sepertinya Jeongyeon tak memiliki pekerjaan lain selain mengenalkan pria itu sebagai papa kepada Sean.
"Bukan" Sean sedikit berteriak karena kesal dengan Jeongyeon.
Semua orang disana terkejut.
"Sean" Nayeon menatap putranya untuk mendisiplinkan. Itu bukan berarti marah, Nayeon menatap Sean karena dia berani meninggikan suaranya kepada orang yang lebih tua darinya.
"Mama tidak, Sean tidak mau" mendapat tatapan dari ibunya, Sean merasa takut. Kemudian dia turun dari kursi dan memeluk kaki Nayeon. Bahkan matanya mulai berkaca-kaca.
"Iya, paman hanya teman mama Sean. Sean tidak perlu khawatir" ujar pria itu yang ternyata adalah Mingyu. Dia berujar sambil mengusap kepala Sean.
"Ini kado untuk Sean"