Bagian 2

5.7K 674 7
                                    

Mentari menyambut pagi pertamanya di Busan.
Psikater muda itu sudah bersiap dengan pakaiannya.
Menyisir rambutnya dan mengikatnya, tidak lupa dengan polesan make up tipis yang memberi warna pada wajah psikater muda itu.
Angelina tidak ingin memberikan kesan buruk di hari pertamanya bekerja, kendatipun hari ini hanya sebatas pengenalan lingkungan kerjanya dan memepelajari apa yang harus dia lakukan.

Dengan langkah pasti, Angelina menaiki bus.
Duduk di dekat jendela.
Memandang ke jalan berharap gadis itu melihat  Park Jimin atau Kang Daniel atau bahkan biasnya, Jeon Jungkook. Karena ketiga idol itu adalah pangeran dari Busan.
Terlalu berharap memang.
Tapi apa salahnya?
Jika memang benar dia melihat nya, Angelina rela melompat keluar dari bus dan berlari kearah idolnya.
Sudah gila!

Tadi malam mimpinya sangat indah, sampai sampai rasanya dia tidak ingin bangun.
Bagaimana bisa mimpi yang dia damba dambakan untuk menikahi Jeon Jungkook menghiasi istirahat malamnya?
Angelina tersenyum geli menyadari tingkahnya yang terlalu berlebihan.
Jika seperti ini dia bisa bisa mengidap gangguan skizofrenia.

Menggelengkan kepala singkat.
Gadis itu membenahi tasnya kala bus sudah berhenti di halte yang dia tuju.

Melangkah turun dari bus.
Angelina menoleh ke kanan dan ke kiri. Menatap bangunan yang menjulang tinggi.
Angelina merogoh saku jaketnya.
Mengambil selembar kertas yang berisi nama rumah sakit tempatnya bekerja.

Dong-eui Medical Center.
(Ini gak ada hubungan sama real ya:))

Keningnya mengerut.
Dia tidak tahu pastinya lokasi dari rumah sakit itu.

Menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Angelina berusaha mencari seseorang untuk dia tanyai.

"Permisi, apakah kau tahu dimana rumah sakit Dong-eui Medical Center?" Tanya Angelina kepada seorang lelaki.
Dia prediksi umur mereka sama. Jika pun lebih tua tidak lebih dari 5 tahun.

Lelaki yang mengenakan jas putih, khas seorang dokter dengan tangan kanannya menggenggam tas kerjanya menoleh.
Menatap Angelina dengan raut bingung.

"Maaf menganggu, tapi saya tersesat. Saya tidak berasal dari kota ini. Dan saya harus pergi ke rumah sakit Dong-eui Medical Center. Bisakah kau memberitahunya?" Tanya Angelina sesopan mungkin.

"Ah, tersesat eoh? Baiklah mari ikuti aku. Aku salah satu dokter ahli jiwa di Dong-eui Medical Center. Namaku Jee Yeon-Jin. Kau bisa memanggilku Yeonjin." Ucapnya sembari menunjukkan kartu identitasnya yang menggantung di lehernya.

Angelina tersenyum kikuk.
"Aku Angelina Justina. Aku akan bekerja sebagai Psikater di Rumah sakit Dong-eui Medical Center. Ini hari pertamaku bekerja," ucapnya sedikit kikuk.

"Pegawai baru eoh? Akhirnya rumah sakit itu menambahkan dokter di spesialis kejiwaan. Jika tidak, aku bisa gila menghadapi orang yang memiliki gangguan mental," ucapnya.

Angelina tersenyum kikuk menanggapi pernyataan yang dilontarkan pria bernama Yeonjin itu.

"Baiklah! Ayo kita pergi. Lampu jalan sudah berganti. Ikuti aku." ucap Yeonjin lalu melangkahkan kakinya.
Angelina mengikuti pria itu.

Kesan pertama yang dia berikan kepada lelaki itu adalah Yeonjin orang yang ramah, terlebih mudah bergaul. Kepriabadiannya membawa pengaruh positif. Cocok dia bekerja sebagai dokter ahli jiwa.

Angelina menatap bangunan di depannya.
Rumah sakit Dong-eui Medical Center ternyata sangat besar.

"Angelina! Ayo masuk! kau tidak perlu menatap bangunannya seperti itu." Ucap Yeonjin.

"Eh?" Angelina jadi linglung sendiri.
Gadis itu segera berlari menghampiri pria bernama Yeonjin itu.

"Kau mengatakan kau ahli jiwa baru bukan?" Tanya Yeonjin.
Angelina mengangguk.

PSIKIATER || JJK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang