Bagian 18

3.4K 441 34
                                    

Setelah makan malam berakhir, Angelina dan Jungkook kembali melanjutkan menonton drama mereka. Sementara Ny. Jeon langsung masuk ke kamarnya untuk beristirahat karena sudah lelah. Selain tidak ada kegiatan, drama yang mereka tonton juga sedang diperbincangkan di mana-mana.

Saat mereka sedang menonton dengan mata yang mengarah pada Televisi, suara notifikasi menghancurkan semuanya.
Kening Angelina mengerut.
Siapa pula yang mengirim dia pesan? Tadi dia sudah mengirim pesan pada ayahnya bahwa dia akan lembur. Jadi siapa lagi?
Dia tidak punya banyak teman.

Awalnya Angelina membiarkannya karena dia pikir itu mungkin notifikasi dari akun sosial media atau bahkan filmnya baru di update. Tetapi semakin dibiarkan semakin menjadi-jadi.

Jungkook berdecak kesal. Dia menatap Angelina dengan tatapan sengit dan penuh permusuhannya. Angelina hanya menanggapi dengan cengiran.
Gadis itu segera mengambil ponselnya dari atas meja.

"Siapa pula yang mengirimmu pesan? Rentenir?" Jungkook bertanya penasaran. Sayangnya nada bertanyanya seperti menuduh, membuat Angelina menatap kesal ke arahnya.

"Aku tekankan sekali lagi ya. Aku tidak terlilit hutang. Bahkan jika diingat-ingat, aku tidak pernah punya utang. Ayahku masih memberikan aku biaya hidup sesuai dengan standart hidup saat ini." Angelina mendumel kesal sambil tangannya mengetikkan sandi ponselnya.

Jungkook mengabaikan dumelan Angelina karena dia hanya bercanda tadi. Dia lebih tertarik menatap layar ponsel Angelina.
"Astaga, panjang sekali sandimu itu! Memangnya ada apa di dalamnya? Rahasia penting dunia?" Jungkook sampai kebingungan sendiri ketika melihat Angelina mengetikkan sandi.

Angelina terkekeh. Memang sejak punya ponsel dulu, dia terbiasa membuat sandi panjang karena takut ada orang yang tahu.
Pernah satu kejadian, ada salah satu teman sekelasnya melihat dia mengetikkan sandi ponsel dan teman sekelasnya itu tahu.
Teman sekelasnya malah dengan lancang membuka ponselnya sewaktu ponselnya ditinggal karena dia ingin ke toilet.

"Aku tidak ingin satu orang pun tahu sandinya." Angelina tersenyum menyebalkan. Dia menunjukkan beranda ponselnya yang walpapernya merupakan foto boyband favoritnya.
Ya, BTS. Ada foto Jungkook di sana.

"Siapa orang tidak punya kerjaan yang ingin tahu sandi ponsel orang lain?" Jungkook berdecih ketika mendengar jawaban Angelina.
"Tapi, mengapa wajahku yang paling buruk diantara member lain?" Jungkook melotot ketika melihat wajahnya sendiri.

"Heh? Terserahku. Aku yang punya ponsel. Jadi aku bebas melakukan apapun." Angelina membuat wajah menyebalkan.

"Ya, ya. Terserahmu. Tetapi jawab pesan beruntun itu. Telingaku sakit mendengarnya!" Jungkook semakin kesal saja ketika notifikasi pesan itu tak kunjung berhenti berbunyi.

Angelina tidak menyahuti. Gadis itu membuka pesan yang dikirim.
Keningnya mengerut ketika pesannya yang masuk tidak dari nomor yang dia simpan.
Seingatnya dia tidak pernah memberikan nomor ponselnya ke sembarang orang.

"Ada apa?" Jungkook bertanya penasaran karena melihat wajah Angelina yang terlihat bingung.

"Pesan dari nomor tak di kenal." Angelina menunjukkan layar ponselnya kepada Jungkook yang menunjukkan sederet pesan.

Kening Jungkook mengerut.
"Coba kemarikan." Jungkook meminta ponsel Angelina.
Angelina menyerahkannya tanpa protes. Dia juga mendekatkan badannya kepada lelaki itu agar dia dapat melihat hal apa yang dibuat oleh lelaki itu pada ponselnya.

Jungkook membaca sederet pesan tersebut. Ada yang mengucapkan selamat malam, ada yang menayakan kabar Angelina, ada yang menayakan apakah Angelina sudah makan, ada yang mengirim stiker sedih karena tak kunjung dibalas Angelina, dan lainnya.

PSIKIATER || JJK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang