Bagian 24

3K 377 37
                                    

"Sudah selesai." Angelina merapikan berkas dan peralatannya. Semuanya dia masukkan ke dalam satu tas hitam—tas kerjanya.

Pertemuan kali ini adalah pertemuan terakhir Angelina dan Jungkook sebagai psikiater dan pasien. Selain itu, Angelina tidak akan berhubungan dengan Jungkook. Mungkin juga dia tidak akan bertemu dengan lelaki yang dicintainya itu.

Sekitar delapan bulan bersama. Mengenal sifat Jungkook secara dalam. Tidak bisa dipungkiri, Angelina jatuh hati kepada lelaki bermarga Jeon itu. Tetapi Angelina selalu berusaha menampar dirinya untuk menyadarkan bahwa dia tidak bisa bersatu dengan Jungkook.

"Mungkin ini hari terakhir aku datang ke rumahmu." Angelina menatap Jungkook dengan intens. Dadanya terasa tidak memiliki ruang untuk menampung oksigen.

Jungkook terdiam menatap Angelina. Lelaki itu menutup mulutnya rapat-rapat. Mungkin dia akan merasa kosong selama beberapa minggu sebelum dia akan melupakan gadis yang menjadi psikiaternya.

"Hidup dengan baik. Jangan terlalu memusatkan diri pada suatu hal. Memikirkan masalah boleh, tetapi jangan sampai tenggelam di dalam masalah." Angelina tersenyum lembut. Dia berdiri dan mengambil tasnya.

"Heh!" Jungkook mendadak buka suara setelah membiarkan Angelina mengoceh sendirian.

"Hm?"
"Apa lagi?" Angelina bertanya dengan lembut.

"Aku merasa aneh hari ini." Jungkook mengusap-usap leher bagian belakangnya.

Kening Angelina berkerut.
"Aneh kenapa? Kau tidak enak badan?" Angelina bertanya khawatir.

"Bukan."

"Lalu apa?" Angelina menyahut dengan cepat.

"Kau hari ini aneh sekali. Tidak biasanya kau menuruti perintahuku. Tidak biasanya juga kau berbicara dengan lembut kepadaku." Jungkook menatap Angelina.

Angelina mendengus mendengar perkataan Jungkook. Dia kira ada sesuatu yang serius, padahal hanya sindiran.
"Mau mu sebenarnya apa sih? Aku lembut salah, aku cerewet salah."

Jungkook terkekeh.
"Bukan itu maksudku."
"Jangan terlalu sensitif."

"Lalu apa? Hah?!" Angelina melotot sebal.

"Kau mengatakan, hari ini seolah hari pertemuan terakhir kita. Memangnya kita tidak akan bertemu apa? Atau kau tudak ingin bermain ke sini? Menjenguk ibuku?" Jungkook mengatakan berbagai alasan.

Angelina menghela napas.
Dadanya terasa sangat sesak. Tinggal hitungan minggu, dia akan pergi dari negara yang merupakan tempat dirinya mengenyam pendidikan.

"Aku ini orang sibuk tahu. Mungkin kita tidak akan bertemu lagi kecuali di rumah sakit atau yidak sengaja berpapasan di jalan."
"Lagi pula kau harus mempersiapkan debut solo mu. Kau tidak bisa berkeliaran sembarangan dengan bebas."

Jungkook terdiam. Dia tidak bisa membalas perkataan Angelina. Semua yang dikatakan Angelina itu benar.
Dia harus mempersiapkan debut solonya. Dua minggu lalu, dia sudah menandatangani kontrak dengan agensi milik Namjoon. Seminggu terakhir ini dia sudah mulai memproduksi lagu unyuk album solo pertamanya. Dan semua hal yang dilakukan Jungkook diketahui oleh Angelina. Lelaki itu seolah melapor kepada istrinya tentang kegiatan kesehariannya.

"Kalau tidak, apa aku bisa mengunjungimu sesekali ke rumah sakit?" Jungkook bertanya.

"Hah? Kau serius?"
"Aku dan kau akan terlibat skandal nantinya. Kau tidak takut?"
Angelina langsung membalas lagi. Dia sangat peduli kepada lelaki di hadapannya saat ini.

Jungkook tertunduk. Sebelum menunduk, lelaki itu sempat berdecak sebal.

"Lagian kau kenapa? Ada apa denganmu? Kau tidak rela aku menjauh darimu?" Angelina sengaja menggoda Jungkook.

PSIKIATER || JJK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang