Bagian 13

3.7K 447 9
                                    

Angelina terlihat sedang sibuk untuk merapikan barang-barangnya. Dia harus secepat mungkin pergi ke rumah Jeon Jungkook, yang di mana pasiennya yang satu itu, sedikit bawel. Bukan sedikit, sangat lebih tepatnya. Karena datang terlambat satu menit saja, bisa-bisa lelaki yang dahulunya idol yang mendunia itu bisa mengomelinya selama satu jam.

"Eoh? Sunbae-nim, mau ke mana? Terlihat terburu-buru." Kwan Min-jun, yang merupakan salah satu dari ketiga mahasiswa magang kemarin dan merupakan orang yang mengajak makan malam bersama bertanya kepada Angelina. Seharian ini, memang lelaki itu membantu Angelina. Sementara dua temannya yang lain membantu Yejin dan Yeonjin.

Saat ini Hyuna tidak terlalu perlu dibantu oleh mahasiswa magang. Dia juga merupakan tipikal orang yang tidak terlalu suka orang lain mencampuri urusannya. Baik dalam pekerjaan atau apapun itu. Dia lebih suka bekerja sendiri. Baginya, dia merasa ada kepuasan sendiri ketika dia yang mengerjakannya. Juga, Hyuna memang tidak kerepotan saat ini. Tidak seperti Yeonjin dan Yejin.

"Owh, aku harus menemui pasienku. Kau bisa kan menggantikanku? Jika sampai jam pulang kerja aku tidak kembali, kau pulanglah." Angelina berujar sembari dia sibuk dengan apa yang dia lakukan. Dia tidak menatap ke arah Minjun ketika berbicara.

"Memangnya mau ke mana?" Minjun bertanya dengan ragu-ragu. Dia sepertinya masih segan terhadap Angelina. Dan lagi, belum terlalu dekat. Jadi wajarlah jika masih ragu atau sedikit takut berbicara.

"Ke rumah pasienku, Kwan Minjun. Tidak terlalu jauh dari sini." Angelina sepertinya sedikit geram dengan pertanyaan Minjun yang bermaksud menanyakan hal yang sama. Dia sedang terburu-buru, ditambah lagi harus menjawab. Wajar dia agak sebal ketika menjawab.

"Hehehe, maafkan aku sunbae. Aku tidak bermaksud membuatmu marah." Minjun terkekeh sembari menggaruk tengkuk belakangnya yang tidak gatal. Dia jadi merasa tidak enak kepada Angelina.

"Tidak apa-apa. Maafkan aku juga yang sudah menaikkan suaraku tadi. Kau bisa kembali berjaga. Aku pergi dulu. Semangat bekerja!" Angelina berujar sembari tersenyum ke arah Minjun yang terdiam di tempat.

Kwan Minjun hanya bisa mengangguk dengan kaku.
Lelaki itu bahkan terpaku untuk sesaat, sebelum akhirnya seruan dari Yeonjin menyadarkannya kembali.

"Kau sedang apa di sini? Bukannya kau asistennya Angelina?" Yeonjin berujar sembari berjalan ke arah mejanya. Lelaki jangkung itu melepaskan kacamatanya, dan membuka jas putihnya. Hari ini cukup melelahkan baginya. Dia baru saja melakukan psikoterapi tadi.

"Eh? Nee, sunbae-nim." Kwan Minjun berujar sembari mengangguk. Dia perlahan berjalan menuju pintu keluar.

"Aku pergi dulu sunbae," pamit Minjun. Ketika lelaki itu membuka pintu, teman perempuannya datang ke ruangan itu. Temannya itu terlihat membawa tumpukan dokumen yang dia peluk.
Namanya Min Ae-ri. Gadis itu menjadi asisten Yeonjin.

"Eh? Sedang apa kau di sini?" Minjun bertanya pertama sekali.

"Aku ingin mengantarkan hasil psikoterapi tadi kepada Yeonjin sunbae. Kau sedang apa di sini?" Aeri bertanya balik kepada Minjun.

"Aku baru saja bersama Angelina sunbae tadi. Tapi barusan dia pergi." Minjun menjawab dengan ramah.
Aeri terlihat mengangguk sekali.

"Nanti sepulang dari rumah sakit, bagaimana jika kita makan malam bersama? Kita bertiga?" Aeri memberi usul. Dia terlihat berharap sekarang.

Minjun terlihat mengangguk.
"Aku bisa nanti. Nanti jika aku bertemu dengan Baekhyon, akan kuberitahu," ujar Minjun yang langsung diangguki Aeri.

"Yasudah, semangat dalam bekerja!" Minjun tersenyum ketika mengatakannya. Dia meniru gerakan Angelina tadi.
Aeri terkekeh geli melihat tingkah Minjun.
Gadis itu masuk, ketika Yeonjin di dalam sudah berdehem.
Sementara Minjun pergi ke ruang penanganan.

PSIKIATER || JJK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang