"AAAAAAAAAAA"
Teriakan para fans terdengar memekkakan telinga ketika melihat Jungkook keluar dari dalam mobil.
Seperti biasa, lelaki itu berpakaian serba hitam. Dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tidak lupa juga dengan masker hitam yang menutupi wajahnya.
Jungkook berjalan dengan para bodyguardnya. Para bodyguard melindunginya ketika para fans berlari mengejarnya.
"Jungkook! Kapan-kapan, berkunjunglah kembali!" Salah satu fan berteriak. Ajaibnya dia menggunakan bahasa korea. Mungkin dia adalah fan yang benar-benar niat.
"IYA!" Jungkook menjawab sambil melambai.
Tentu saja yang berteriak memberikan respon senang. Siapa yang tidak senang ketika di notice oleh idol sendiri?
Ketika Jungkook masuk ke bandara, para fans mulai berhenti. Mereka mulai tenang ketika tidak melihat Jungkook lagi.
"Kau benar-benar tidak ada niatan tinggal di Korea?" Jungkook bertanya pada kekasihnya.
Iya, Angelina.
Gadis itu menunggu bersama para staff lainnya di bandara. Punya orang dalam memang sangat enak."Akan aku pikirkan lagi." Angelina tersenyum.
"Harus secepatnya, ya?"
Angelina melotot kaget mendengar hal itu.
Jungkook merengek lagi?
Jadi yang tadi pagi? Bukan karena kerasukan?
Mana para staff seperti sangat kaget lagi."Hei, lihat situasi dong. Kau yang berbuat, seperti aku yang jadi menanggung malu." Angelina memperingati.
"Apa pedulinya?" Jungkook tidak tahu mengapa, dia masih tidak ingin berpisah dengan Angelina.
"Jungkook-ah!" Angelina memanggil.
"Hm?"
"Tidak tahu kenapa, aku tidak mau kau berpisah. Seperti ada kekhawatiran tidak berdasar." Angelina mengungkapkan perasaannya.
Jungkook menghela napas.
Dia berjalan mendekat ke arah Angelina dan memeluknya.
"Aku juga sama. Aku sedang berusaha menahan ini semua. Melihatmu sekarang saja aku tidak ingin pisah denganmu." Jungkook masih memeluk Angelina.Para staff kali ini memalingkan wajahnya. Mereka antara tidak tahan melihat tingkah sepasang kekasih itu atau hal itu terlalu romantis bagi mereka yang tidak pernah merasakan hal romantisme.
"Ekhm."
Managernya datang menginterupsi keduanya.Jungkook melepas pelukannya. Dia menatap Angelina sambil tersenyum.
"Aku pergi dulu Angelina."
Jungkook mengelus kepala Angelina.Tidak tahu kenapa, Angelina rasanya ingin menangis saja. Apa seperti yang dia rasakan, yang dirasakan orang yang LDR-an beda negara? Kalau iya, mereka sungguh luar biasa.
"Kau jangan mencoba melirik pria lain ya? Bertingkah baik kepada mereka pun jangan. Nanti mereka terbawa perasaan kepadamu." Jungkook mengingatkan.
"Iya. Aku tidak akan melirik pria lain." Angelina ingin terkekeh, padahal suasana hatinya sedang sedih.
"Selalu ingat. Pacarmu ini orang yang sangat keren. Dia dulu tidak pernah terlewat untuk masuk nominasi 100 orang tertampan." Jungkook bukannya bersikap manis, malah menyombongkan dirinya.
"Iya. Iya. Aku tidak akan melupakan hal itu." Angelina mendengus. Hilang sudah rasa sedihnya.
Jungkook tersenyum. Dia lebih baik melihat Angelina yang cemberut, cerewet dari pada terdiam merenung.
Angelina harus terus berekspresi. Itu yang selalu Jungkook ingat. Makanya jika sudah melihat Angelina terdiam, dia akan menyombongkan dirinya. Dia bukan tipikal orang yang suka pamer sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKIATER || JJK [Selesai]
FanfictionAngelina adalah salah satu manusia yang beruntung dari jutaan manusia lainnya di bumi. Dia berhasil menempuh pendidikan di luar negri dengan beasiswa. Korea adalah tempat dia belajar. Dia berhasil menjadi seorang psikiater diusia muda. Ada satu wakt...