Bagian 32

3K 422 40
                                    

"TERIMA KASIH BANYAK!!"

"SEMOGA KITA BISA BERTEMU LAGI DILAIN KESEMPATAN!"

Itu adalah akhir dari konser hari terakhir Jungkook di Ibukota.

Langit malam yang sudah gelap. Bahkan bulan saja tidak kelihatan yang membuat stadion terlihat gelap. Hanya lampu dan lightstick official sumber cahaya di stadion tersebut.

Lambaian Jungkook yang tidak terlihat lagi membuat suasana terasa haru. Banyak yang tersenyum, bahkan diantara mereka sampai menitikkan air mata.

Para fans satu persatu mulai keluar dari stadion. Ada petugas yang mengatur jalan keluar agar tidak terjadi kekacauan. Para petugas bersikap sangat tegas untuk meminimalisasikan korban/kecelakaan.

Sekitar satu jam kemudian, stadion sudah mulai sepi. Masih terlihat puluhan orang di stadion. Mereka para fans yang berharap Jungkook muncul lagi di panggung. Padahal semua itu salah. Salah satunya Angelina. Dia satu diantara puluhan orang-orang bodoh itu.

Entah apa yang diperbuat gadis itu di sana. Tetapi keinginan terbesarnya saat ini, dia tidak ingin Jungkook segera pergi.
Sekali lagi Angelina menatap ke atas panggung. Dia hanya memutar ingatannya yang merekam Jungkook sesang bernyanyi di sana.

"HEH! KALIAN NGAPAIN MASIH DI STADION?! KALIAN TULI? KONSER UDAH SELESAI DARI SATU JAM YANG LALU!" Satu petugas laki-laki berteriak ke arah mereka.

Sontak Angelina dan puluhan fans lainnya panik. Mereka segera beberes barang mereka dan lari. Mereka semua takut ditangkap petugas itu dan diinterogasi. Karena biasanya orang-orang seperti 'mereka' di sebut sasaeng.

Tentu sasaeng sangat dibenci para fans. Termasuk idol itu juga. Dan jangan lupakan juga staf dan para bodyguard. Mereka ada karena para sasaeng.
Terkadang ada yang bisa diajak kompromi, terkadang juga ada yang bebal. Nah, yang bebal ini biasanya musuh bebuyutan para bodyguard.

"Hei, ayo! Jangan kelamaan larinya!" Seorang gadis perempuan uang mungkin lebih muda umurnya dari Angelina berseru ke Angelina sambil berlari.

"Ini udah cepat!" Angelina berseru sambil berusaha menormalkan pernapasannya. Padahal dulu kerjaannya lari dari halte bus ke rumah Jeon Jungkook agar tidak terlambat. Sekarang, mengapa lari 100 meter saja sudah sangat sesak rasanya?

"Lebih cepat!"
"Udah ada dua orang yang ketangkap!" Gadis itu mempercepat larinya ketika melihat satu petugas semakin dekat ke arah mereka.

"Hah?" Angelina hanya melongo. Dia bukan sasaeng. Dia hanya ingin lebih lama di stadion itu. Kalau dia ditangkap, bisa panjang prosesnya. Besok dia harus bekerja lagi.

"Lari terus! Sampai di titik betismu bengkak!" Gadis itu berlari lebih cepat meninggalkan Angelina yang sudah tidak tahan lagi.

"HAH! Bisa mati aku!" Angelina memutuskan untuk berhenti berlari.
Dadanya sudah sangat sesak. Kakinya juga pegal. Dia sudah seperti para pedagang kaki lima yang berlari menghindari petugas satpol.

Lagian, dia tidak salah. Jika nanti dia diinterogasi, dia tinggal jawab saja. Kalau ingin menggeledah tas, akan Angelina persilahkan. Toh dia tidak salah.
Kalau tidak salah, untuk apa takut?

"Nah, ketangkap satu lagi!"
Petugas yang mengejarnya memegang pundak Angelina.

"Kamu capek ya?" Petugas itu memegang lengan Angelina sedikit kuat karena takut Angelina kabur. Dia bertanya seperti itu karena melihat Angelina yang sedang berusaha menormalkan pernapasannya.

"Iya pak!" Angelina menjawab sambil ngos-ngosan.

"Sama kok, aku juga."
"Makanya, turuti peraturan. Kamu nggak capek, saya juga." Petugas itu menuntun Angelina untuk dibawa ke ruang interogasi.

PSIKIATER || JJK [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang