"Eh? Kakek hati-hati! Jangan berjalan kepinggir kolam berenang. Kau bisa jatuh!" Angelina khawatir ketika melihat pria bertongkat itu terlihat tertatih berjalan di sekitar kolam berenang.Awalnya Angelina datang ke kediaman keluarga Jeon untuk melakukan kontrol seperti biasa.
Tetapi dia tidak menjumpai lelaki itu di kamarnya, padahal Ny.Jeon bertelepon kepadanya tadi, dan mengatakan bahwa Jungkook tidak kemana-mana dan di rumah, karena kebetulan Ny.Jeon sedang menemui suaminya yang bekerja di Seoul."SIAPA YANG KAU PANGGIL KAKEK, HAH?!" Jungkook melotot tidak terima dikatakan seperti itu.
Angelina terkejut lagi ketika pria yang dia kira kakek-kakek malah Jungkook."Aku masih masih muda! Apa kau melihat keriput diwajahku sekarang? Hah? Tunjuk mana keriput yang ada di wajahku!" Jungkook menunjuk sendiri wajahnya. Angelina tersenyum geli melihatnya.
"Kenapa senyum-senyum? Apa kau melihat keriput di wajahku sekarang?" Rasa kesal Jungkook agaknya belum hilang.
"Aku bukan bermaksud begitu. Aku hanya mengira kau kakek-kakek karena kau menggunakan tongkat berjalan dan berjalan dengan tertatih begitu.
Angelina menuntun Jungkook agar masuk kembali.
Sepertinya tadi lelaki ini mencari udara segar karena merasa bosan di dalam kamarnya sendiri."Jadi bagaimana aku berjalan? Kau mengatakan agar aku latihan berjalan. Giliran latihan berjalan di katai kakek-kakek." Jungkook menggerutu sebal. Wajahnya terlihat sangat imut dimata Angelina sekarang.
"Iya-iya. Aku minta maaf tuan MUDA." Angelina terkekeh geli.
"Jangan menyindirku! Jangan tertawa." Jungkook menoleh dengan wajah sebalnya. Kekesalannya semakin bertambah ketika melihat Angelina tertawa.
"Kubilang jangan tertawa!" Jungkook merangkul Angelina karena sebal melihat gadis itu tertawa.
"Heh! Lepaskan! Aku tidak bisa bernapas." Angelina meronta-ronta karena merasa sesak ketika Jungkook merangkulnya dengan erat dengan hanya menggunakan tangan kanannya.
"Sesekali kau harus diberi hukuman agar tidak melawan!" Jungkook mendekatkan wajahnya ke wajah Angelina. Lelaki itu berniat mengintimidasi Angelina dengan cara seperti itu. Tetapi bukannya terintimidasi, Angelina malah terpesona. Jantungnya berdetak tak karuan.
"Aku tahu aku tampan. Tetapi ingat berkedip." Jungkook menyentil Jidat Angelina dan melepaskan rangkulannya. Lelaki itu terkekeh dengan penuh kepuasan melihat Angelina tidak bergeming sama sekali.
Rasa sakit akibat sentilan seolah menyadarkan Angelina dari dunia penuh fantasi indahnya bersama lelaki di sebelahnya.
"Apa maksudmu mendekatkan wajahmu ke wajahku?"
Angelina melotot tidak terima.
"Kau mau menggodaku?""Siapa yang mau menggodamu! Dasar sinting!" Jungkook kembali melangkah dengan perlahan. Dia meninggalkan dan menganggap Angelina tidak ada di sebelahnya walaupun telinganya mendengar cibiran tidak terima yang dilontarkan Angelina.
Angelina mendadak sangat malu karena merasa dia terlalu percaya diri tadi. Astaga, memang mungkin dunia fantasinya terlalu indah sehingga dia menolak kenyataan yang pahit dan bertahan di dunia fantasinya.
"Kita hari ini mau melakukan apa?" Angelina menyusul Jungkook dan langsung berdiri di hadapan Jungkook. Lelaki itu lantas menghentikan langkahnya.
"Kau itu cerewet sekali. Tidak bisa lebih pendiam?" Senyum di wajah Angelina langsung luntur seketika. Gadis itu memalingkan wajahnya karena malas dengan lelaki itu.
Jungkook mungkin tidak tahu jika Angelina itu adalah orang pendiam. Cenderung tidak bisa bersosialisasi dan mungkin akan cerewet dengan orang yang dia anggap dekat dengan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKIATER || JJK [Selesai]
Fiksi PenggemarAngelina adalah salah satu manusia yang beruntung dari jutaan manusia lainnya di bumi. Dia berhasil menempuh pendidikan di luar negri dengan beasiswa. Korea adalah tempat dia belajar. Dia berhasil menjadi seorang psikiater diusia muda. Ada satu wakt...