Ini ketiga kalinya, sebelas remaja itu menginjakkan kaki mereka di atas tanah pemakaman dengan memakai pakaian serba hitam.
Ini juga ketiga kalinya mereka memulai pagi dengan mendengar suara isak tangis yang keluar dari mulut orang-orang di sekitaran mereka.
Dan ini adalah ketiga sekaligus keempat kalinya, mereka kehilangan seseorang yang sangat mereka sayangi. Seseorang yang sangat berharga dalam kehidupan mereka.
Lee Jihoon.
Benar, Woozi telah pergi meninggalkan mereka semua untuk selama-lamanya.
Dan tak jauh dari tempat Woozi dimakamkan, ada kuburan lain yang baru saja mereka taburi dengan bunga segar sejak beberapa saat yang lalu.
Jung Yerin.
"Ngapain mereka berduaan di apartemen?" tanya Jaehwan penasaran. Sangat-sangat penasaran.
Daniel geleng-geleng kepala, "Patut dicurigai."
"Bisa diem dulu ngga?" tanya Kun yang merasa risih.
Setelah Kun mengatakan hal tersebut, semuanya langsung tediam. Mereka hanya menatap makam Woozi dan Yerin bergantian dengan sendu.
"Kita harus hubungin siapa? Yerin sama Woozi tinggal sendirian di sini." tanya Rowoon sambil menatap Joy. Karena selama ini Joy adalah orang yang paling dekat dengan Yerin.
"Gue juga ngga tau." jawab Joy.
"Wonwoo?"
Wonwoo menggeleng, "Gue ngga tau, tapi..."
"Tapi?"
"Hoshi tau."
Mereka semua kompak menghela nafas pelan. Mereka tidak mungkin bertanya pada Hoshi sekarang, 'kan? Kecuali, jika mereka memang ingin pergi lebih dahulu.
"Mendingan kita pulang sekarang. Takut keburu hujan." ucap Jaehwan sambil menatap langit yang terlihat gelap. Sepertinya, langit juga ikut merasakan duka mereka.
"Jangan pulang ke rumah masing-masing. Kita kumpul di apartnya Jennie dulu, gue ngga mau basah-basahan di jalan." balas Daniel.
Jennie menghela nafas pelan, "Terserah."
°°°°°
"Ngapain Yerin ke apartemennya Woozi? Dia ngasih tau kalian sesuatu?" tanya Hanbin pada teman-temannya.
"Gue tau! Woozi pasti nyuruh Yerin main ke apartemennya, terus dia bunuh Yerin. Woozi pembunuhnya!" balas Jaehwan sok bijak.
Jennie menggeleng, "Ngga mungkin. Kalo Woozi emang orang yang udah ngebunuh Yerin, terus kenapa dia sengaja ngebunuh dirinya sendiri? Mau ngilangin jejak gitu? Woozi ngga mungkin sebodoh itu."
"Iya juga sih."
"Jennie, kita boleh minta makanan, 'kan? Jujur, gue laper." tanya Joy dengan tatapan memohonnya.
"Iya."
Joy, Sejeong, dan Jaehwan kompak memekik girang. Mereka segera berlari menuju dapur Jennie untuk mengambil beberapa camilan.
Jennie benar-benar tidak bisa melepaskan pandangan matanya pada Daniel. Ia ingin membicarakan sesuatu dengan Daniel, tetapi ia masih ragu.
"Daniel."
Daniel langsung menoleh ke arah Jennie.
"Lo bisa ngelacak handphone orang, 'kan?"
Dahinya mengernyit, namun tak berselang lama ia langsung mengangguk. "Bisa. Emangnya kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Who Did It - They Did It
Misteri / Thriller❝ Jadi, siapa pelaku yang sebenarnya? ❞ 「Jennie ft.96 Line」 Season 1 : WHO DID IT Season 2 : THEY DID IT