WDI : 13

1.1K 232 29
                                    

"Siapa yang nyuruh?"

Pelayan tersebut menggeleng.

"Siapa?!"

Pelayan tersebut hanya menggeleng lagi dan lagi.

Hanbin menghela nafas kasar, "Lo dibayar, 'kan?"

"Yang sopan dikit." bisik Joy pada Hanbin.

"Bodo amat, kesel banget gue." balas Hanbin acuh. "Siapa yang nyuruh, mbak?" tanyanya lagi, dengan sedikit sopan.

Pelayan tersebut kembali menggeleng, namun kemudian ia menjawab, "Saya juga ngga tau. Tapi kemarin ada cowo pake masker item, baju item datang. Dia nyuruh saya buat ngasih alkohol di minuman itu."

"Jadi bener, lo dibayar?" tanya Jaehwan memastikan.

Pelayan tersebut langsung mengangguk.

Kun mengusap wajahnya gusar, "Lo─ Astaga, maaf. Mbaknya tau ciri-ciri orang itu kayak gimana? Mukanya gimana?"

Pelayan itu kembali menggeleng. "Saya sudah bilang, saya ngga bisa liat muka orang itu."

"Kalo gitu, kita boleh liat CCTV  yang ada di sini?" tanya Rowoon.

Pelayan tersebut nampak terdiam. Namun kemudian, ia langsung mengangguk tanpa ragu, "Boleh."




°°°°°




"Cepetan, nyalain!" ucap Hanbin pada Jaehwan.

Jaehwan menggeleng, "Gue ngga bisa─Lah, si mbaknya ke mana?"

"Mbak!"

"Saya di sini! Kalian cepet banget larinya." ucap pelayan itu yang baru saja sampai ke dalam ruang CCTV.

"Cepetan nyalain!"

Pelayan tersebut mengangguk. Ia segera menyalakan komputer yang ada di meja ruangan tersebut.

Hanbin berdecak, "Ketutup semua."

"Saya minta maaf, bukannya saya ngga mau ngaku. Tapi, saya bener-bener ngga bisa liat jelas muka orang itu." ucap pelayan tersebut terlihat menyesal.

"Beneran, anjir. Gue juga ngga bisa liat mukanya. Item-item semua." seru Jaehwan mengabaikan ucapan pelayan tersebut.

Jennie memperhatikan seseorang yang ada di dalam video tersebut dengan seksama. Motif bunga pada jaket di bagian lengan kanannya, wajah orang itu hampir seluruhnya tertutupi oleh masker, mata tajamnya. Orang itu!

Jennie dengan cepat menyalakan ponselnya dan membuka aplikasi kamera.

"Lo ngapain?"

Jennie menoleh pada Joy, "Gue harus cek CCTV apartemen sekarang. Wonwoo ikut gue."

Jennie segera menarik lengan Wonwoo dan membawanya berlari keluar dari dalam ruang CCTV kafe tersebut.

"Ikuuut!"




°°°°°





"Jaketnya sama." gumam Jennie sambil memperhatikan video pria yang ada di teras apartemen dan gambar pada ponselnya secara bergantian.

Wonwoo mengernyit, "Lo kenal dia?"

Jennie mengangguk ragu, "Kemarin, pas gue mau ke apartemennya Woozi, gue ngga sengaja ketemu dia. Dia─,"

"Terus, kenapa lo ngga nyamperin orang itu?! Seharusnya lo tangkap dia, biar semuanya selesai!!" sela Joy sedikit membentak.

Rowoon menatap Joy bingung. "Joy, tenang dulu."

"Gimana gue bisa tenang?! Gue ngga mau jadi korban juga! Gue ngga mau mati!"

"Gue ngga tau kalo dia itu pelakunya. Gue minta maaf." ucap Jennie pelan.

Joy  terkekeh sarkas, "Gampang banget jadi lo. Bikin kesalahan dikit langsung minta maaf, terus selesai gitu?! Lo pikir semuanya bakal selesai pas lo udah minta maaf?!"

"Joy... Maaf."

"Lo pikir orang itu bakal datang ke sini pas lo udah bilang maaf, gitu?! Ngga mungkin, Jennie! Seharusnya lo yang nyamperin dia waktu itu!"

"Kalo Jennie nyamperin orang itu, Jennie yang bakal mati! Nyawa Jennie bakal terancam! Lo ngga mikirin itu, 'kan?!" bentak Wonwoo yang membuat mereka terlonjak kaget.

Joy mendecih, "Bukannya itu lebih baik ya?"

Joy segera bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar dari dalam ruang CCTV.

"Joy!"

Hanbin ikut berdiri dari tempat duduknya. "Sorry, Jen. Tapi kali ini gue setuju sama Joy."

[✓] Who Did It - They Did ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang