"Jangan maju."
"Jihyo, angkat. Cepet angkat telponnya!"
Jihyo tidak mendengarkan ucapan Jennie. Ia segera menolak panggilan tersebut dan memasukan ponsel itu ke dalam sakunya.
"Jihyo!"
"Ada banyak nyawa di sekolah ini, Jennie. Dan lo juga ngga tau seberapa banyak orang yang berhubungan sama Daniel di sini. Jangan egois."
"Kalo lo ngga mau bantu, terus kenapa lo nunjukkin ke gue panggilan tadi?"
"Karena lo harus tau sesuatu."
"Apa?"
"Selain keluarga Kang, ada orang lain yang bantu Daniel buat ngejalanin rencananya."
"Siapa?"
"Lo harus cari tau sendiri. Tapi yang pasti, dia itu temen lo. Dia hidup lagi."
Jennie membuang pandangannya kemudian tertawa pelan. Lalu ia kembali menatap Jihyo, "Lo ngawur ya? Semua temen gue udah meninggal. Gue masih inget jelas gimana keadaan jasad mereka waktu itu. Kalo lo ngga tau apa-apa, mending lo diem. Ngga baik ngomongin orang yang udah ngga ada di dunia ini."
"Tapi sayangnya, dia ngga pernah mati. Kecelakan yang terjadi ke dia 3 tahun yang lalu... semuanya cuma sandiwara semata."
°°°°°
Kecelakaan 3 tahun yang lalu.
Jennie membuka ponselnya. Ia mencoba menghubungi satu persatu nomor teman-temannya, kecuali Momo dan Sana. Hampir semua nomornya sudah tidak aktif lagi, termasuk Daniel.
Kini tersisa 3 nomor lagi yang belum Jennie hubungi.
Wonwoo, Kun dan Ten.
Baru saja Jennie akan memencet tombol panggilan, nomor asing tiba-tiba saja menelponnya.
"Halo?"
"Lo butuh bantuan?"
Dahinya mengernyit, "Lo siapa?"
"Datang ke minimarket deket rumah lo sekarang."
"Di deket rumah gue ngga ada minimarket, anjir."
"Minimarket deket jembatan Ruby. Lo bakal liat kejadian besar terjadi di sana."
°°°°°
Jennie sudah berada di depan minimarket yang dimaksud oleh si penelpon. Namun, tidak ada yang mencurigakan dan hanya ada satu mobil yang terparkir di depan minimarket tersebut.
Juga, tidak ada yang mencurigakan di sekitaran jembatan Ruby. Hanya ada beberapa orang yang sedang menikmati angin sore di pinggiran jembatan tersebut. Ia membuka ponselnya untuk kembali menghubungi nomor tadi.
"Nomor sekali pakai?!"
Jennie menghela nafas berat. Memang benar, sekarang sedang jamannya penipuan seperti ini.
Karena merasa kehausan, akhirnya Jennie memutuskan untuk beristirahat dan membeli beberapa minuman pada minimarket di sana.
Setelah selesai memilih belanjaannya, Jennie langsung berjalan menuju kasir. Karena terburu-buru, ia pun tak sengaja menabrak seorang pria yang sedang membayar belanjaan di depannya.
"Mas, ini kunci mobilnya jatuh."
"Eh, makasih–, "
"Kang Taehyun?!"
Pria tersebut langsung mengambil kunci mobilnya, lalu berlari keluar dari minimarket dan meninggalkan semua barang belanjaannya.
"Bayar dulu, mas!"
Jennie dengan terpaksa harus menghentikan langkahnya untuk membayar barang milik pria itu.
"Barangnya nitip di sini dulu ya, mbak. Makasih!"
Tanpa basa basi lagi, Jennie segera berlari dengan kencang untuk mengejar Taehyun. Ia harus mencari tahu sendiri tentang pemilik universitas yang akan ia tempati besok. Dan pastinya, ia juga harus mencari informasi tentang keberadaan Daniel saat ini.
"Kang Taehyun!"
"Taehyun!"
"Kang–AWAS!!"
Brak!
Tubuh Taehyun terpental ke jalan ketika sebuah mobil berwarna hitam tiba-tiba menabraknya dengan sangat keras.
Beberapa orang yang berada di sana terlihat berjalan menghampiri Taehyun untuk membantunya. Namun, mereka langsung berlarian panik saat orang di dalam mobil tersebut melemparkan sebuah bom kecil tepat ke tubuh Taehyun.
"Taehyun, bangun!"
Hampir satu menit berlalu, bom tersebut tidak kunjung meledak juga.
Jennie memberanikan diri untuk mendekat ke arah Taehyun untuk memastikan sesuatu. Dan benar saja, sepertinya itu adalah bom palsu. Timernya mati.
"Pak, tolongin!"
Orang-orang di sana masih diam.
"Anjir, pak. Ini bom boongan!" Jennie segera mengambil bom itu dan melemparkannya jauh ke perairan di bawah jembatan Ruby. "Cepet bantuin!"
"I-iya, neng."
"Pak, tolong bawa anak ini ke rumah sakit. Saya mau ngejar pelakunya dulu."
Jennie mengambil kunci mobil Taehyun dan segera berlari untuk kembali ke tempat parkir minimarket. Ia segera menyalakan mobil itu, lalu melaju kencang untuk menyusul mobil hitam berplat nomor KD 1012 yang telah menabrak Taehyun.
Setelah cukup dekat, Jennie kembali menekan laju mobilnya untuk menghentikan mobil hitam itu. Ia melemparkan tas Taehyun ke kaca bagian depan mobil tersebut sehingga mobil tersebut oleng dan menabrak pembatas jalan yang ada di sana.
Jennie turun dari mobil dan segera memaksa mobil hitam tersebut membuka pintunya.
Tubuhnya tiba-tiba membeku saat melihat dua orang yang ia kenal duduk berdampingan di dalam mobil tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?
Kedua orang yang ada di dalam mobil tersebut adalah Momo dan Sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Who Did It - They Did It
Mystery / Thriller❝ Jadi, siapa pelaku yang sebenarnya? ❞ 「Jennie ft.96 Line」 Season 1 : WHO DID IT Season 2 : THEY DID IT