WDI : 29

1.2K 248 32
                                    

"Gue liat semuanya! Ada mobil yang ngikutin Wonwoo dari belakang. Mobil itu langsung nyenggol mobil Wonwoo sampe mobil Wonwoo nabrak─ Daniel..."

"Kenapa?"

Jennie mendadak menutup mulutnya rapat-rapat, ia menatap lurus ke arah Daniel lalu bertanya dengan ragu, "Lo bukan pelakunya, 'kan?"

Mendengar pertanyaan tersebut, Daniel terlihat cukup terkejut. Tak lama, pria itu tersenyum pada Jennie yang duduk di hadapannya. "Bukan. Buat apa gue ngelakuin itu semua?"

Jennie langsung menghela nafas lega.

"Ten."

Jennie kembali menatap Daniel, "Ten?"

"Dia ngilang."

Daniel benar, Ten langsung menghilang setelah mengungkapkan jumlah pelakunya.

"Mau langsung pulang?" tanya Daniel sambil mengalihkan pandangannya ke luar kafe. "Udah sore."

"Gue boleh mampir ke rumah lo?"

"Ngapain?"

Jennie langsung menundukkan kepalanya. "Gue ngga mau pulang ke apartemen dulu."

Daniel terkekeh. "Boleh."

"Tumben ngga bawa mobil." ucap Jennie saat mereka berdua baru masuk ke dalam taksi.

"Di bengkel."

Jennie menoleh pada Daniel. "Sejak kapan?"

"Kemarin lusa. Semalem... Gue juga naik taksi buat ke rumah sakit." jawab Daniel yang sudah fokus memainkan ponselnya.

Jennie terkekeh samar lalu menyalakan ponselnya untuk memberi pesan pada seseorang.

Sepertinya, Daniel berbohong lagi.

Semalam, Jennie tidak sengaja melihat Daniel menaiki mobil yang sepertinya tidak asing lagi di mata Jennie saat menjenguk Wonwoo. Ia tidak sengaja melihat itu saat sedang mengangkat telpon di luar rumah sakit.

Jennie tidak bisa melihat jelas bagaimana penampakan mobilnya, karena mobil itu menurunkan Daniel di tempat yang cukup gelap. Setelah itu, mobil tersebut langsung pergi begitu saja tanpa meminta bayaran dari Daniel.

Jennie memang sempat berpikiran positif. Ia pikir, Daniel sudah membayarnya saat di jalan atau saat pertama kali naik ke dalam taksi.

Tapi, apakah benar itu hanya taksi biasa? Ada yang aneh.

Plat nomor yang ada pada mobil tersebut, telah dicopot.




°°°°°




Jennie terus mencoba menghubungi Ten hampir puluhan kali, namun Ten tidak kunjung menjawabnya juga. Bahkan ponselnya tidak aktif.

Lalu, bagaimana sekarang? Jennie sudah berada di dalam rumah Daniel dan ia tidak memiliki nomor polisi.

Jennie
Ke rumah Daniel sekarang.
Bawa polisi juga.
9.45 A.M

Tunggu, apakah dugaan Jennie salah lagi?

Daniel bukan pelakunya, tapi sebaliknya?

Ten yang sedang menjebak Daniel?

"Aaaaah! Pusing!"

"Jen?"

Jennie menoleh pada Daniel yang sedang berjalan menghampirinya. "E-eh, iya?"

"Kenapa?"

Jennie menggeleng kikuk, "Ngga ada. Gapapa."

Daniel hanya mengangguk dan langsung mendudukkan dirinya di atas sofa. Ia segera menyalakan ponselnya untuk bermain game.

"Daniel."

"Hm?" sahut Daniel yang masih fokus pada ponselnya.

"Gue boleh numpang ke kamar mandi?"

Daniel mengalihkan pandangannya pada Jennie lalu tersenyum. Senyumannya, terlihat sedikit aneh.

"Boleh, tapi kamar mandi di bawah lagi mampet. Lo naik aja ke atas, di kamar gue."

"O-oke."




°°°°°






Jennie menghela nafas lega saat baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Ia hendak berjalan keluar namun langkahnya langsung terhenti karena melihat sebuah benda berbentuk persegi panjang di meja belajar Daniel.

"Ini punya Daniel? Tapi, Daniel juga lagi main handphone di bawah."

Jennie segera membuka ponsel tersebut dan ternyata lockscreen dari ponsel tersebut adalah foto Chungha.

Jennie mencoba membuka ponsel itu, namun tidak bisa. Ia mengalihkan pandangannya pada benda berbentuk persegi panjang lainnya, sebuah figura yang berjejer di meja belajar tersebut.

Figura itu berisi foto anak-anak 96 line yang sedang berlibur di hutan satu tahun yang lalu.

Dan di sampingnya, terdapat foto yang berisikan 3 orang pria paruh baya yang sedang berpose ka arah kamera.

Sepertinya, Jennie mengenali 2 orang dari mereka.

Bruk.

"Yah, jangan jatoh dong."

Jennie segera berjongkok untuk melihat keadaan koper yang tidak sengaja ia senggol tadi.

"Beresin aja deh."

Jennie segera membuka koper tersebut untuk membereskan isinya. Namun, tangannya mendadak kaku saat baru saja membuka koper tersebut.

Ternyata banyak sekali senjata tajam di dalam koper tersebut, salah satunya adalah pisau yang dilapisi darah kering.

Jennie juga menemukan jaket, pistol dan pisau lainnya dengan logo yang sama, KD.

Tunggu, sepertinya ia baru menyadari sesuatu.

Jennie langsung berdiri dan kembali berjalan menuju meja belajar Daniel. Ia membuka ponselnya untuk mencari sebuah artikel. Jennie sekarang tahu, siapa tiga orang yang dalam di foto tersebut.


Kang Dongwon, kepsek baru mereka.

Kang Daesung, ayah Taehyun.

Dan Kang Minhyuk, seorang pembunuh bayaran.

Tapi kenapa Daniel menyimpan foto pembunuh itu di kamarnya?

Jennie kembali menyalakan ponselnya dan segera menelpon Ten. Hanya dia yang bisa menolong Jennie sekarang ini.

"Angkat dong!"

Ceklek~

"Jennie."

Pintu kamar terbuka dan terlihatlah seorang pria dengan ekspresi terkejut sedang berdiri mematung di sana.


Pria tersebut mengalihkan pandangannya pada Jennie lalu tersenyun miring, lebih tepatnya menyeringai.

"Kenapa kaget kayak gitu, hm? Udah pipisnya? Atau, udah tau siapa pelakunya?"






































Ternyata dugaan Jennie kali ini memang benar, Daniel adalah pelaku yang sebenarnya.

Tapi, siapa pelaku yang lainnya?

[✓] Who Did It - They Did ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang