"Wonu."
"Hm?"
Jennie segera menghampiri Wonwoo yang sedang duduk di sebuah sofa yang ada pada ruang televisi apartemennya itu. Rencananya, Jennie akan menginap di apartemen Wonwoo malam ini.
Wonwoo yang memintanya. Sebenarnya, Jennie sudah menolak ajakan Wonwoo dengan berbagai alasan, namun pria itu tetap kekeh. Wonwoo benar-benar merasa khawatir jika Jennie harus dibiarkan sendirian di apartemennya. Pasalnya, jarak apartemen mereka cukup jauh. Wonwoo khawatir tak dapat melindungi Jennie karena hal tersebut.
Sesampainya di sana, Jennie langsung ikut duduk di samping Wonwoo dan meletakkan kepalanya pada bahu kanan Wonwoo.
Perlahan, Jennie menghela nafas panjang. Ia memejamkan kedua matanya sembari terus bersandar pada Wonwoo.
Menyadari jika Jennie sedang merasa gelisah, lantas Wonwoo bertanya, "Kenapa?"
"Menurut lo, pelakunya itu Doyoung atau Daniel?"
"Bukan dua-duanya." balas Wonwoo yang masih fokus pada acara di televisi.
"Lah, kok bisa?"
"Ya bisa."
"Wonwoo, serius!"
"Jangan ngomongin masalah itu dulu."
"Emangnya kenapa?"
Wonwoo bergumam pelan. "Ada orang yang lagi ngawasin kita."
Jennie membuka kedua matanya, kemudian mendongak, "Lo ngomong apaan? Gue ngga denger."
"Ngga ada." Wonwoo mengalihkan pandangannya, ia mengusap rambut Jennie pelan, "Belum ngantuk?"
"Belum." balas Jennie singkat, lalu kembali bersandar pada Wonwoo.
Ting nong~ Ting nong~
"Pacar lo?
Wonwoo memutar bola matanya malas, kemudian menggeleng, "Tukang gofood."
"Anjir, serius? Sekarang udah jam sepuluh malem, Wonwoo."
"Lo ngga bakal bisa tidur kalo belum makan camilan."
Jennie memekik girang dan langsung berdiri dari tempat duduknya, "Wonwoo, terbaiklah!"
"Sana ambil. Ngapain masih diem di sini?" tanya Wonwoo yang melihat Jennie hanya berdiri di hadapannya dengan wajah memelas.
Jennie langsung mengulurkan tangan, layaknya anak kecil saat meminta uang dari ibunya, "Duitnya?"
Wonwoo terkekeh. Ia segera merogoh saku celananya untuk mengambil beberapa lembar uang.
"Terima kasih."
Setelah mengatakan hal tersebut, Jennie segera berjalan menuju pintu apartemen dengan langkah bersemangat.
"Berapa─,"
Bruk.
"Anj—, "
Jennie secara refleks menjatuhkan lembaran uang yang ada di tangannya. Tangannya mendadak gemetar ketika melihat seorang pria ambruk ke lantai tepat di depan ia berdiri saat ini dengan tubuh yang berlumuran darah.
"Wonwoo! Cepetan keluar!"
Wonwoo yang mendengar teriakan Jennie pun langsung berlari dengan cepat menuju pintu apartemennya.
"Apa─ dia siapa?"
Jennie menggeleng.
Wonwoo segera berjongkok untuk melihat wajah pria tersebut.
"Jaehwan..."
"Jaehwan?!"
Wonwoo mengangguk. Ia kembali mencari tau dimana darah itu berasal. "Luka tusuk."
"L-luka tusuk?! Cepet panggil ambulans, Won!"
Ting! Ting!
GUE BUKAN PELAKUNYA! (20)
Chungha
[Send a photo]
Jennie Kim, Jeon Wonwoo.
Kalian udah buka pintu apartemennya
Gimana? Kalian suka hadiahnya?^^
10.12 PM.
°°°°°
"Woy! Jaehwan kenapa?!"
Daniel dan Hanbin berteriak heboh di sepanjang koridor rumah sakit saat mendapat kabar bahwa Jaehwan telah dilukai oleh seseorang yang tidak dikenal.
"Bisa diem?" tanya Rowoon dingin.
Daniel dan Hanbin hanya bisa meneguk salivanya kasar lalu mengangguk.
"Mereka dibayar berapa, Jen?"
Jennie menghela nafas panjang, mencoba untuk tetap tenang. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya pada Joy, "Maksudnya apa? Lo pikir, gue yang ngelakuin ini semua?"
"Iya." balas Joy mengangguk santai.
"Joy, gue─,"
"Oke, lo bukan pelakunya."
Wonwoo segera menengahi pertikaian itu dengan menarik Jennie agar terus berada di sampingnya.
Mereka semua kompak berdiri saat mendengar suara pintu terbuka. Mereka segera berjalan mendekati pintu ruangan itu.
Dokter yang menangani Jaehwan terlihat menghela nafas pelan. "Kami minta maaf, kami sudah berusaha sebaik mungkin..."
Mereka hanya bisa pasrah saat mendengar pernyataan singkat dari dokter tersebut. Walaupun dokter itu belum menyelesaikan ucapannya, tapi mereka sudah tahu apa yang akan dokter tersebut sampaikan.
Jaehwan telah tiada.
°°°°°
"See? Jaketnya sama, 'kan?" tanya Joy terdengar seperti kembali memojokkan Jennie.
Lagi dan lagi, Jennie hanya bisa menghela nafas. "Joy, gue juga ngga tau kenapa─,"
"Semuanya udah jelas, kenapa orang itu ngirim jasad Jaehwan ke apartemen Wonwoo? Karena di sana ada lo, Jennie. Orang suruhan lo mau ngasih bukti kalo dia udah ngelaksain tugasnya sama persis dengan apa yang lo suruh."
Daniel memutar bola matanya malas, "Lo ngomong apa sih, Joy?"
"Gue pikir, ini bukan orang yang sama." ucap Sejeong yang membuat atensi mereka kembali teralihkan pada komputer yang ada di ruang CCTV apartemen tersebut.
Rowoon mengernyit, "Kenapa gitu, Je?"
"Kalian liat sendiri, postur tubuh sama tinggi badannya beda sama orang yang kemarin."
Kun mengangguk-anggukan kepalanya. "Jadi, pelakunya ada dua orang."
"Eh, si Youngjae ngga ikut?" tanya Daniel yang baru menyadari hal tersebut.
"Lah, iya. Bentar ya, gue mau kabarin dia dulu." ucap Doyoung sambil menyalakan ponselnya.
Ting! Ting! Ting! Ting! Ting! Ting! Ting! Ting!
GUE BUKAN PELAKUNYA! (20)
Chungha
[Send a photo]
Dua daging cukup? Atau mau lagi?
Gue hebat kan? Ya hebatlah!
Karena, gue bisa bunuh 2 orang
diwaktu yang sama, hehe><
10.55 PM.
Mereka tidak bisa berkata apapun saat melihat foto tersebut.Itu adalah foto Youngjae yang sedang menggantung diri di dalam ruangan yang cukup gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Who Did It - They Did It
Misterio / Suspenso❝ Jadi, siapa pelaku yang sebenarnya? ❞ 「Jennie ft.96 Line」 Season 1 : WHO DID IT Season 2 : THEY DID IT