WDI : 17

1.2K 243 25
                                    

"Saya hanya ingin meminta kejelasan tentang kematian Yeonjun!"

Jennie langsung membalikkan tubuhya saat mendengar suara keributan yang berasal dari arah ruang kepala sekolah.

"Bawa dia keluar."

"Baik, pak."

Brak!

Jennie menyipitkan matanya, berusaha melihat keributan yang terjadi tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Ia segera berjalan mendekat karena merasa mengenal seseorang yang sedang diseret paksa oleh petugas keamanan sekolah tersebut.

"Tante?"

Wanita paruh baya itu mengalihkan pandangannya pada Jennie. "Kamu?"

"Iya, tante. Ini saya temen Taehyun, yang waktu ke rumah tante." balas Jennie sambil tersenyum kecil.

"Jennie, kamu ngapain di sini? Masuk kelas sekarang!" seru petugas tersebut mengusir Jennie.

Jennie menggaruk tenguknya, "A-anu, pak... Saya boleh ngomong sebentar sama ibu ini? Nanti kalo udah selesai, saya langsung masuk ke kelas."

"Tidak bisa─,"

"Pak, pak, pak! Saya janji cuma sebentar." sela Jennie kekeh. "Mendingan sekarang bapa balik ke pos deh. Nanti takutnya ada murid yang bolos 'kan bisa bahaya."

Satpam tersebut menghela nafas kasar. "Lima menit."

Jennie mengangguk cepat.

Satpam tersebut kembali menghela nafas kasar, lalu segera berjalan menjauh dari Jennie.

"Kamu beneran temennya Taehyun?" tanya wanita tersebut bingung. Dia nyonya Choi, ibunya Yeonjun.

Jennie kembali mengalihkan pandangan pada nyonya Choi, lalu menganggukkan kepalanya, "Tante ngapain di sini?"

Nyonya Choi terlihat mengehela nafas. "Tante cuma mau minta kejelasan tentang kematian Yeonjun, tapi kepala sekolah kalian selalu diem dan tutup mulut. Mereka malah nyalahin Yeonjun. Mereka bilang, nilai Yeonjun turun drastis dan mungkin... Yeonjun takut buat ngasih tau tante tentang nilainya itu. Yeonjun bukan anak yang  seperti itu. Dia selalu terbuka sama tante tentang masalah sekecil apapun yang dia alami."

Jennie masih setia mendegarkan ocehan yang keluar dari mulut nyonya Choi. Jadi seperti ini cara seorang ibu mengoceh saat dia kehilangan anaknya? Sangat berbeda dengan orang tua Jennie.

Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak terlalu peduli jika anak-anaknya kabur dari rumah dan memilih untuk tinggal sendirian di sebuah apartemen.

"Tante juga pernah denger, katanya ada beberapa murid yang meninggal di sini karena bunuh diri juga? Itu yang dibilang kepala sekolah kalian, 'kan?" tanya nyonya Choi membuyarkan lamunan Jennie.

"Iya." balas Jennie spontan. Namun tak lama, ia malah menggeleng, "E-eh, ngga!"

Nyonya Choi hanya geleng-geleng kepala saat mendengar dua jawaban berbeda dari Jennie. "Maaf ya. Tante ngga ada maksud buat bentak kamu. Oh iya, Kamu ngapain di sini? Bukannya sekarang jam masuk?"

Jennie tersenyun kikuk. "Jennie mau ke toilet, tante."

"Oh, yaudah. Hati-hati ya."

"Hah? E-eh, iya."



°°°°°



Drrt... Drrt...

Dahi Jennie langsung mengernyit saat melihat nama seseorang tertera di layar ponselnya. Momo? Tumben.

[✓] Who Did It - They Did ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang