WDI : 22

1K 216 13
                                    

"Ngga mau!"

"Sejeong, masuk!"

"Ngga!"

Jennie, Wonwoo dan Daniel langsung mengalihkan pandangannya ke arah suara tersebut berasal.

Ternyata, suara itu berasal dari arah pintu gerbang sekolah. Dan di sana, terdapat Sejeong dan Doyoung yang sepertinya sedang bertengkar.

Mereka saling tarik menarik.

Sejeong sudah berada di luar gerbang sementara Doyoung masih berada di dalam gerbang sekolah sembari menarik-narik tangan Sejeong agar kembali masuk ke dalam.

"WOY!! KALIAN LAGI NGAPAIN?!"

Doyoung segera membalikkan tubuhnya saat mendengar teriakan Daniel, pria terlihat sangat terkejut. Berbeda dengan Sejeong yang terlihat sedikit ketakutan.

Jennie yang melihat Doyoung dan Sejeong hanya diam pun kembali membuka suara,  "KALIAN MAU BOLOS?!"

"Gue─,"

Sejeong tidak dapat melanjutkan ucapannya karena Doyoung tiba-tiba menarik lengannya dengan kasar dan membawanya keluar sekolah.

"Mereka kenapa?" gumam Wonwoo bingung.

Daniel memutar bola matanya malas. "Kan udah gue bilang, mereka lagi berantem."

Jennie dan Wonwoo hanya mengangguk kompak.

"Tapi kayaknya, mereka berantemnya parah deh. Mau kita susulin aja?" tanya Jennie mendadak khawatir.

"Ngga usah, bentar lagi juga baikan." jawab Daniel mencoba menenangkan.

"Won?"

Wonwoo mengedikkan bahunya acuh.

"Susulin aja, ya?"

"Ngga usah, Jennie."

Jennie menatap Daniel curiga, "Kenapa?"

"Apanya?" tanya balik Daniel.

"Kenapa, ngga boleh?"

"Gue ngga maksa. Kalo lo mau nyusulin mereka, ya silakan."

Setelah mengatakan hal tersebut, Daniel segera berjalan lebih dulu menuju kelasnya meninggalkan Jennie dan Wonwoo.

"Lo juga ngga mau nyusulin mereka?"

Wonwoo menoleh pada Jennie. "Udahlah, biarin aja. Daniel bener, nanti juga mereka baikan lagi."

"Hm, oke."

"Mau ke kelas sekarang? Tapi masih jam segini, atau mau ke kantin dulu?" tanya Wonwoo sembari melirik arloji yang terpasang di pergelangan tangan kanannya.

Jennie menggeleng. "Lo duluan aja."


°°°°°


Bruk.

"Eh, So─Jeongyeon?"

Jeongyeon segera membalikkan tubuhnya dan berniat menjauh dari Jennie, namun gagal. Jennie sudah lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.

"Lo pelakunya, 'kan?"

Jeongyeon kembali membalikkan tubuhnya lalu menatap Jennie malas. "Gue buru-buru."

"Jawab dulu pertanyaan gue!"

"Apa?"

"Lo pelakunya, 'kan? Lo orang yang dorong Hanbin sama Soobin?"

"Kalo gue bilang 'gue bukan pelakunya', emang lo bakal percaya?"

Jennie mendadak diam.

"Ngga, 'kan?"

"Gue tau lo lagi nyari bukti sama Ten, tapi kenapa lo ngga ngajak yang lain?"

"Gue sibuk."

Jennie menarik lengan Jeongyeon dengan kasar agar ia kembali berbalik, "Jeongyeon, jawab dulu!"

"Apa?!"

"Kenapa lo ngga ngajak yang lain? Kenapa lo terus ngejauh? Kenapa kemarin lo tiba-tiba ngilang?"

Kini Jeongyeon yang mendadak terdiam.

"Jeong?"

Jeongyeon menatap Jennie lalu menghela nafas pelan. "Karena pelakunya ada diantara kalian, pelakunya itu temen kita sendiri, Jen... Jadi jangan percaya sama siapapun kecuali diri lo sendiri."



°°°°°




Jennie segera melangkah keluar dari dalam toilet saat ponsel yang ada di dalam sakunya bergetar.

Sejeong, itulah nama yang tertera pada layar ponselnya. Tanpa ragu, Jennie langsung menerima panggilan itu, "Kenapa, J─,"

"Jennie! Gue tau siapa pelakunya!" seru Sejeong sedikit berteriak.

"Pelakunya?"

"Gue tau!" seru Sejeong lagi dan lagi. Tapi kali ini, nada bicaranya terdengar panik.

"Sejeong, jangan!"

Jennie sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya karena mendengar teriakan nyaring dari seseorang. Dan sepertinya, ia mengenali suara itu.

"Ngga! Jennie, tolongin gue!"

"Tolongin? Lo lagi dimana? Di luar sekolah, 'kan?" tanya Jennie ikut panik.

"Iya, gue─,"

DOR!

Semuanya hening setelah terdengar suara tembakan dari seberang sana.

Jennie berusaha untuk membuka mulutnya dan bertanya tentang keadaan mereka berdua, tapi rasanya sangat sulit.

DOR!

Jennie menjatuhkan ponselnya saat mendengar suara tembakan untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini suaranya terdengar sangat dekat dan jelas.




Jennie segera mengambil ponselnya yang jatuh lalu memberanikan diri untuk kembali bertanya. Ia sangat berharap jika mereka berdua akan baik-baik saja.

"H-halo? Kalian baik-baik aja, 'kan?... Sejeong, Doyoung?"

[✓] Who Did It - They Did ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang