𝘁𝘄𝗼 | 𝗱𝗶𝗮𝗴𝗼𝗻 𝗮𝗹𝗹𝗲𝘆 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗲𝗺𝗮𝗻 𝗯𝗮𝗿𝘂

4K 441 83
                                    

"Morning, all!" pekik [Name] dengan bersemangat. Entah kenapa semangatnya sangat membara hari ini.

"Morning, [Name]," ujar Andora dan Gricelda secara bersamaan.

"Ayo kem—"

"Lihat! Kita dapat surat!" ujar [Name] seraya melompat-lompat kecil menuju pintu utama begitu melihat seekor burung hantu datang.

Gricelda memijat pelipisnya. "Astaga, [Name]! Tidak bisakah kau pelankan sedikit suaramu? Sekarang bawa surat itu kemari dan cepat habiskan sarapanmu!"

[Name] tersenyum menampilkan gigi putihnya yang berbaris rapih. "Baiklah, mom." [Name] melihat satu persatu surat yang datang hari ini.

"Mom, Grandma! Aku dapat surat dari Hogwarts! Lihat!" pekik [Name] lebih riang dari sebelumnya saat membaca namanya di salah satu amplop coklat.

"Astaga, [Name]! Sudah ku bilang untuk memelankan suaramu!" sentak Gricelda.

Yang dimarahi hanya cengengesan kecil seraya berjalan kembali ke meja makan. "Sorry, Mum. Kau tahu aku sangat bersemangat. Bisakah kita pergi ke Diagon Alley sekarang? Kumohon," pinta [Name] dengan mata melas andalannya.

Gricelda menggelengkan kepalanya lelah. "Kau bahkan belum menyentuh sarapanmu, [Name] Griswald. Cepat habiskan dan kau bisa pergi ke Diagon Alley."

Tanpa bantahan lagi, [Name] menghabiskan sarapannya dengan segera. Sangat tidak sabar untuk membeli peralatan sekolahnya, dan bersekolah di Hogwarts, tentu saja.

***

Sesuai dengan janji Gricelda tadi, kini mereka berada di Diagon Alley. [Name] menarik pelan lengan baju ibunya. "Mom, kemana kita akan pergi? Dan mengapa sangat ramai disini?" tanya [Name] bersamaan dengan matanya yang menyapu seluruh sudut.

"Tentu saja ramai. Bukan hanya kau yang akan bersekolah disana, ingat? Sekarang lebih baik kita mengukur seragam mu terlebih dulu. Itu memakan waktu cukup lama," jelas Gricelda.

[Name] mengangguk saja, dan mengikuti langkah kaki ibu serta neneknya.

"Malkin, kau ada?" tanya Gricelda begitu memasuki toko Madam Malkin's robes for all occasions.

Wanita paruh baya keluar dari dalam toko. "Astaga! Gricelda, Andora! Sudah lama sekali aku tidak bertemu kalian. Apa yang membawa kalian kemari, heh?"

Gricelda menggerakkan bola matanya ke arah [Name]. Madam Malkin melebarkan matanya. "Jadi, kau akhirnya memasukkannya ke Hogwarts? Aku kira kau akan mengirimnya ke Ilvermorny, atau Beauxbatons."

"Permintaan Agressor," jawab Gricelda singkat.

"Baiklah baiklah—Mrs. Griswald mari ikuti aku kesini," ujar Madam Malkin pada [Name].

"[Name], kau mom tinggal, ya? Mom dan Grandma akan membelikan perlengkapan mu yang lain," ujar Gricelda.

[Name] hanya mengangguk singkat, kemudian kembali fokus pada pengukuran jubahnya.

"Apa kau sudah punya sapu?" Suara anak laki-laki terdengar dari arah depan. Membuat [Name] mengalihkan perhatiannya. Kebetulan Madam Malkin sudah selesai mengukurnya, dan sedang ke belakang setelah mengukur dua anak laki-laki itu.

"Belum," jawab anak laki-laki yang satunya. Yang ini memakai kacamata, dan yang bertanya tadi berambut pirang.

"Main Quidditch?"

"Tidak."

"Aku sih main—ayahku bilang kelewatan kalau aku tidak terpilih dalam tim asramaku, dan harus kukatakan, aku sepakat," ujar si rambut pirang dengan nada sombong.

── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang