Seluruh siswa sedang ada di Great Hall sekarang. Dari jauh terdengan suara Malfoy dan temannya, Parkinson, yang sedang membicarakan kejadian saat kelas Hagrid tadi.
"Apa itu sakit sekali, Draco?" tanya Parkinson.
"Rasa sakitnya datang dan hilang," kata Draco. "Tetap saja, aku menganggap diriku beruntung. Kalau bukan karena Madam Pomfrey, terlambat satu atau dua menit lagi, aku bisa kehilangan lenganku," katanya yang sudah jelas dilebih-lebihkan.
"Aku mungkin tak bisa mengerjakan PR ku selama berminggu-minggu," lanjutnya.
Ron menatap Malfoy dengan tatapan kesal. "Dengarkan orang bodoh itu. Dia sungguh membesar-besarkan masalah itu, bukan?" katanya jengkel.
"Ya tapi setidaknya Hagrid tidak dipecat," kata Harry. Tangan kirinya berada di atas meja, dengan lengan kemeja yang tergulung.
[Name] memperhatikan lengan Harry, kemudian menatap wajah pria ber-iris hijau itu. Entah kenapa, menurutnya Harry menjadi lebih tampan ketika mengenakan kemeja dengan bagian lengan yang tergulung.
Harry menoleh. Matanya menatap iris kelabu milik [Name], tapi gadis itu belum tersadar dan masih terhanyut dengan paras tampan pria di depannya. Harry mencondongkan tubuhnya kedepan, kemudian tangan kirinya mencubit pelan pipi [Name]. "Lihat apa, hm?" Harry tersenyum diakhir kalimatnya.
[Name] terkejut. Lamunannya buyar. Ia segera menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. Bisa dipastikan pipinya merona sekarang.
Harry tertawa geli melihat kelakuan [Name]. "Aku sedang bertanya, [Name]. Kau harusnya menjawab, bukan menutup wajahmu dengan tangan begitu," katanya kembali terkekeh.
[Name] memukul lengan Harry. "Kau menyebalkan!" kata [Name], membuat Harry dan dua temannya tertawa.
"Dia telah terlihat! Dia telah terlihat!" pekik Seamus membuat perdebatan mereka terhenti, dan seluruh aula menoleh ke arahnya.
"Siapa?"
"Sirius Black!" katanya. Mereka semua mengerubungi Seamus, membaca Daily Prophet yang ada di meja. "Dufftown?" kata Hermione.
"Itu tidak jauh dari sini," sambung [Name].
"Kalian tidak berpikir dia akan datang ke Hogwarts, bukan?"
"Dengan Dementor di setiap pintu masuk?"
"Dementor? Dia sudah pernah menyelinap melewati mereka, bukan? Siapa yang bilang kalau dia tidak akan melakukannya lagi?" kata Seamus yang memang ada benarnya.
"Itu benar." kata salah satu anak Gryffindor yang ada disana. "Black bisa ada dimana saja. Ini seperti menangkap asap. Seperti mencoba menangkap asap dengan tangan kosong."
***
Kali ini mereka sedang berada di kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, yang akan diajar oleh Profesor RJ Lupin.
"Menarik, bukan?" katanya menghadap para murid yang sedang memperhatikan lemari yang bergerak-gerak, seperti ada sesuatu didalam yang meminta untuk keluar.
"Apakah ada yang ingin menebak apa yang ada di dalamnya? tanya Profesor Lupin.
"Itu adalah Boggart," kata Dean Thomas.
"Bagus sekali, Mr Thomas."
"Sekarang, ada yang bisa memberitahuku seperti apa Boggart itu?" tanyanya.
"Tidak ada yang tahu," jawab Hermione tiba-tiba. Ron menoleh terkejut. "Kapan dia tiba disini?" tanyanya pada [Name] dan Harry.
Hermione tidak menghiraukan pertanyaan Ron. "Boggart adalah perubah bentuk. Ia berbentuk apapun, yang paling ditakuti oleh orang tertentu. Itulah yang membuatnya-"
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfiction𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...
