𝘁𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆 | 𝗴𝗼𝗼𝗱𝗯𝘆𝗲, 𝗯𝘂𝗰𝗸𝗯𝗲𝗮𝗰𝗸

1.7K 255 70
                                    

"Harry kau tak kembali ke asrama? Ini sudah malam," kata [Name]. Ya, Harry masih di Hospital Wings, menjaga [Name], tentu saja.

Harry menggeleng. "Kemarin kau menjagaku, sekarang giliranku untuk menjagamu hingga pulih," katanya lalu tersenyum.

"Baiklah ...."

"Tidurlah."

"Aku tidak bisa tidur," kata [Name], memposisikan dirinya menjadi duduk. "Aku-aku takut .... Bagaimana jika aku tidak berhasil? Bagaimana jika aku tidak bisa menemukan orang yang kucari? Bagaimana jika aku tidak bisa melihat warna untuk selamanya? Bagaimana jika semua orang mengejekku besok pagi? Bag-"

Harry mendekap [Name] dalam pelukannya, membuat perkataan gadis itu terhenti. Air mata mulai turun membasahi pipi [Name] dan baju Harry.

Harry mengelus surai [Name] selama gadis itu menangis sesenggukan di bahunya. Harry melepas pelukan mereka, kemudian menangkup wajah [Name] dengan kedua tangannya, ibu jari harry menghapus air mata yang masih mengalir di pipi gadis itu.

"Aku selalu bersamamu, [Name]. Kau tak perlu khawatir. Aku akan menjagamu, selalu." Harry mengecup kening [Name] cukup lama.

Mata hijau itu melirik bibir [Name]. "Kau tahu, aku selalu ingin mendaratkan bibirku disini," kata Harry lalu mengusap pelan bibir [Name] yang masih pucat.

Mata [Name] melebar, pipinya merona sekarang. Gadis itu memukul kuat-kuat dada Harry. "Jangan macam-macam!"

Harry terkekeh kecil. "Hanya bergurau, [Name]. Tapi kalau kau mau sekarang, juga boleh," katanya lalu tersenyum menampakkan gigi-giginya yang berbaris rapih.

"Harry!"

"Aku bergurau, [Name]!" kata Harry seraya menghindari pukulan bantal dari gadis di hadapannya.

[Name] mendengus sebal. "Kau menyebalkan, Harry."

Satu alis Harry terangkat. "Ah, yang benar? Lalu kenapa kau membicarakanku tiap malam saat dirumah, hm?" katanya tersenyum menggoda.

Wajah [Name] kembali merona. "Ah, diamlah, kau! Aku akan mengutuk mom karen-Harry!"

"Apa?"

"Aku melihat warna kembali!" pekiknya senang kemudian kembali memeluk Harry. "Terimakasih."

Harry tersenyum senang. "Apapun untukmu. Sekarang, tidur, oke?"

[Name] mengangguk. Ia kembali berbaring. Harry menarik selimut [Name] dan menutupi hingga dadanya, kemudian pria ber-iris hijau itu mengelus kening [Name] dan kembali mengecupnya. "Selamat malam."

***

[Name] sudah kembali dari Hospital Wings hari ini. Sudah kembali berkumpul bersama dua temannya yang lain.

Sekarang, mereka berempat sedang berjalan bersama.

"Hari yang indah," kata Hermione.

"Ya, sangat indah," kata Ron. "Kecuali, tentu saja. Kau telah hancur berkeping-keping!" sambungnya mendelik.

Alis Harry terangkat. "Hancur berkeping-keping? Apa yang kau bicarakan?" tanyanya.

Hermione menghela nafasnya. "Ronald kehilangan tikusnya."

"Aku belum kehilangan apapun!" katanya tidak terima. "Kucingmu membunuhnya!"

"Omong kosong!"

"[Name], Harry, kalian sudah melihat bagaimana binatang haus darah itu selalu mengintai," kata Ron. "Lalu Scabbers menghilang!"

Hermione memutar bola matanya malas. "Mungkin kau harus menjaga peliharaanmu dengan lebih baik!"

"Hentikan perdebatan kalian!" sentak [Name]. "Kalian membuat kepalaku sakit!"

── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang