"Tahu tidak, aku membawa Scabbers, supaya aku tak bisa bicara." Tikus itu masih tidur di pangkuan Ron.
"Dia bisa saja mati dan kau tak akan tahu perbedaannya," kata Ron sebal. "Aku mencoba mengubahnya jadi kuning kemarin, tapi mantranya tidak manjur. Akan kutunjukkan padamu, lihat..."
Dia mengaduk-aduk kopernya dan menarik keluar tongkat yang sudah sangat parah keadaannya. Tongkat itu sudah tergores dan bocel di mana-mana dan ada benda putih berkilau di ujungnya.
"Rambut unicorn-nya sudah hampir lepas. Yang jelas..." Ron baru mengangkat tongkatnya ketika pintu kompartemen mereka menggeser terbuka. Memperlihatkan seorang anak perempuan. Dia sudah memakai jubah Hogwarts-nya.
"Ada yang lihat katak? Katak Neville hilang," katanya.
Suaranya berwibawa, rambutnya cokelat lebat dan gigi depannya agak besar-besar.
"Kami tidak melihatnya," kata Ron, tetapi anak perempuan itu tidak mendengarkan. Dia malah memandang tongkat di tangan Ron.
"Oh, kau sedang menyihir, ya? Coba lihat."
Anak perempuan itu duduk. Ron kelihatannya kaget.
"Er—baiklah."
Ron berdeham. "Cahaya mentari, mentega, kemuning, Ubahlah tikus gemuk bodoh ini jadi kuning." Ron mengayunkan tongkatnya, tetapi tak terjadi apa-apa.
Scabbers tetap abu-abu dan tetap tidur nyenyak.
"Kau yakin yang kau ucapkan tadi mantra?" tanya si anak perempuan. "Tidak begitu manjur, ya. Aku sendiri sudah mencoba beberapa mantra sederhana untuk latihan dan
semuanya manjur. Mari kuberikan contoh," ujar anak perempuan itu.
Ia beralih menghadap Harry. Menodongkan tongkatnya tepat didepan mata Harry. "Oculus Reparo."
Harry melepas kacamatanya. Solatip yang menyatukan gagang kacamatanya sudah terlepas, dan kacamatanya menjadi lebih baik sekarang.
"Wow, kau hebat," puji [Name].
"Astaga—apa kau [Name] Griswald?" tanya gadis itu antusias.
"Ya—dan bagaimana kau bisa mengenaliku? Apa kita pernah bertemu?"
"Oh, tidak. Kita tidak pernah bertemu. Tapi, aku banyak membaca buku tentangmu dan keluarga mu. Itu sangat menakjubkan!"
[Name] tersenyum senang. "Terima kasih."
Gadis itu beralih menatap Harry. Matanya membulat begitu melihat bekas luka di dahi Harry. "Holly cricket! You're Harry Potter?! I'm Hermione Granger, and, you are?" Matanya beralih menatap Ron.
"Um—Ron Weasley," jawab Ron dengan mulutnya yang penuh makanan. [Name] terkekeh kecil karena itu.
"Pleasure."
"Maaf, tapi bagaimana kau bisa tahu namaku?" sela Harry.
"Yang benar saja?! Buku tentangmu dan [Name] banyak sekali! Namamu ada dimana-mana! Kau penyihir terkenal, tentu saja aku mengenal kalian berdua!" pekik Hermione semangat sekaligus tak habis pikir.
Mulut Harry terbuka. Terkejut. "Woah ... apa kau serius?"
"Tentu saja!"
"Oh ya, sebaiknya kalian pakai jubah kalian. Aku rasa sebentar lagi kita akan sampai di Hogwarts."
***
Kereta semakin melambat dan akhirnya berhenti. Anak-anak berdesakan ke pintu dan keluar ke peron kecil gelap. [Name] bergidik dalam udara malam yang dingin.
Kemudian muncul lampu yang bergoyanggoyang di atas kepala anak-anak dan [Name] mendengar suara yang sudah dikenalnya, "Kelas satu! Kelas satu di sini! Semua oke, Harry?" Yang dipanggil hanya tersenyum dan melambaikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfiction𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...
