𝘁𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆 𝘁𝗵𝗿𝗲𝗲 | 𝗽𝗲𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝘂𝗷𝘂𝗻𝗴 𝗺𝗮𝗻𝗶𝘀

1.7K 275 221
                                        

Sore ini, mereka tiba di Griswald Manor. Gricelda menjemput mereka.

"Terimakasih karena telah mengizinkan kami menginap disini, Miss Griswald," kata Hermione

Gricelda tersenyum tipis. "Kau bisa memanggilku Aunt Grice, dan ya, sama-sama. Aku rasa [Name] juga perlu teman liburan kali ini."

"Maksud Mom?" tanya [Name] bingung.

"Muze!" panggil Gricelda. Peri rumah itu muncul di hadapan mereka. "Bawa koper-koper mereka dan siapkan kamarnya."

"Baik, Madam." Muze mengangguk lalu pergi. Sebelum Muze benar-benar pergi [Name] memanggilnya. "Muze! Terimakasih." Muze tersenyum senang lalu menunduk hormat. "Sudah menjadi tugasku, Nona Griswald."

[Name] mendelik menatap ibunya. "Mom, kau harus membiasakan berterimakasih dan mengucap tolong atau maaf pada orang lain."

Gricelda meringis. "Baik, baik, maaf, Muze, dan terimakasih."

Muze menunduk lagi. "Senang bisa melayani keluarga Griswald, Madam," katanya lalu pergi.

"Mom, kau belum menjawab pertanyaanku," kata [Name].

"Ah-" Gricelda mengelus tengkuknya. "Ya-Mom dan Grandma akan pergi, kau tahu, ada urusan."

[Name] mendengus kasar. "Kenapa belakangan ini kalian berdua sangat sibuk? Apa kalian bosan tinggal denganku?"

"Bicara apa kau," kata Andora yang muncul dari arah tangga. "Tentu saja tidak. Hanya saja, [Name], kami benar-benar ada urusan yang tidak bisa ditinggal, kau akan tahu nanti."

"Ya, ya, terserah, lah." [Name] mengajak teman-temannya naik ke atas.

"Aku rasa lebih baik kita memulai pencarian besok. Ini sudah hampir sore," kata [Name]. Mereka mengangguk setuju.

***

Malam ini entah kenapa [Name] tidak bisa tidur. Gadis itu memutuskan pergi kebawah untuk mencari sesuatu. Makanan ringan selalu membantunya tidur. Baru membuka pintu, mata [Name] melirik cahaya dari ruang di depannya. Itu kamar yang ditempati Harry, pintunya terbuka.

[Name] berjalan mendekat, lalu mengetuk pintunya dengan perlahan. "Harry?"

"[Name]?" balas Harry dari dalam.

"A-aku boleh masuk?"

"Tentu, silahkan."

[Name] melangkah masuk. Gadis itu duduk di tepian kasur Harry, sedangkan pria ber-iris hijau itu berbaring menyandarkan kepalanya di dinding dengan kedua tangannya yang menyilang sebagai tumpuan.

"Kau tidak tidur?" tanya [Name] membuka percakapan.

"Aku tidak bisa tidur. Kau sendiri?"

[Name] mengangguk. "Aku juga." Lalu mereka berdua terkekeh entah kenapa.

"Kau tahu, [Name]? Aku mulai menyukai dan mulai terbiasa dengan rambut abu-abu mu, aku rasa itu indah," kata Harry.

[Name] tersenyum kecil. "Terimakasih, tapi aku merindukan surai cokelat-ku," katanya lalu terkekeh kecil.

"Aku juga rindu mengelus surai cokelat-mu."

Pipi [Name] memanas entah karena apa. [Name] membuang mukanya, menolak menatap iris hijau Harry. Pria itu terkekeh kecil melihat tingkah laku [Name]. "Pipi mu merona. Menggemaskan sekali," godanya.

"Diam Harry."

"Kau galak sekali, ternyata."

[Name] mendengus. "Aku tidak galak."

── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang