"Mungkin kau hanya berlatih untuk wawancaramu selanjutnya." [Name] bisa mendengar suara Ron dari kejauhan.
[Name] mempercepat langkahnya. Ia yakin kalau Ron sedang berbicara dengan Harry di ruang rekreasi Gryffindor. Dugaan [Name] benar. Ia berpas-pasan dengan Ron yang dengan kesal berjalan kembali ke kamarnya.
"Kau berbicara dengan siapa?" tanya [Name] ketika melihat Harry menoleh kesana kemari.
Harry menoleh dengan cepat. Raut wajahnya bisa menunjukkan betapa leganya ia melihat kehadiran [Name]. Pria itu menggeleng. "Bukan siapa-siapa."
[Name] melangkah mendekati kekasihnya. Gadis Griswald itu tahu kalau ada sesuatu yang Harry sembunyikan darinya. [Name] mengulurkan tangannya, mengelus lembut surai hitam Harry.
Merasa sangat tenang dengan sentuhan kekasihnya, Harry menarik [Name] ke dalam pelukannya. Ia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher gadis kesayangannya. Dengan jemari yang masih setia menelusuri rambut Harry, [Name] kembali bertanya, "Kau baik-baik saja, Harry? Kau tahu kau bisa katakan apapun padaku."
Harry menggeleng kecil membuat [Name] merasa sedikit tergelitik. "Aku hanya butuh kau untuk tetap ada di sini, memelukku untuk sebentar saja, boleh?"
"Selama apapun waktu yang kau perlukan, aku akan memberikannya." [Name] tertawa kecil. "Sekarang ayo kembali ke kamarmu terlebih dahulu agar aku bisa memelukmu sepanjang malam."
Harry melepaskan pelukan mereka. Ia tersenyum tipis, namun sangat manis. Pria itu mendekatkan wajahnya lalu mengecup singkat bibir [Name]. "Terima kasih," ujarnya.
***
Esok harinya, [Name] dan Harry pergi ke tepi Danau Hitam, ada Neville di sana. Pria itu sedang sangat sibuk meneliti tanaman-tanaman yang ada. Ia berada di pinggir Danau, sementara [Name] dan Harry lebih memilih untuk tetap kering dan berdiam di atas tanah.
"Menakjubkan," ujar Neville tiba-tiba. "Menakjubkan!" ulangnya.
Harry mendengus. "Neville kau melakukannya lagi," katanya dengan lelah.
[Name] menyenggol lengan Harry dengan kuat. "Maafkan kelakuannya." Neville hanya tersenyum sebagai jawaban.
Tangan Harry bergerak meraih buku yang ada di sebelah kekasihnya. Ia membaca judul buku tersebut, "Tanaman Air Ajaib dari Danau Dataran Tinggi?" katanya.
Neville mendongak menatap Harry. "Moody yang memberikannya padaku, pada saat kami minum teh waktu itu," jawabnya dengan santai.
Tubuh [Name] menegak seketika, seluruh tubuhnya langsung kaku dan merinding ketika mendengar nama Moody. Gadis itu berpikir bagaimana mugkin Neville bisa sangat santai dan secepat itu melupakan kelakuan Moody pada kelasnya yang lalu.
"You good, sweetheart?" Harry meraih tangan [Name] dan menggenggamnya dengan erat.
Neville yang menyadari perubahan mimik wajah [Name] cepat-cepat berkata, "Aku minta maaf, [Name]. Aku tidak bermaksud membuatmu mengingat kejadian itu lagi."
Gadis bermanik kelabu itu tersenyum manis. "Tidak apa, Neville. Lagi pula itu bukan salahmu."
Baru ingin kembali dengan tumbuhan yang ada di tangannya, perhatian Neville teralihkan kembali. Ia melambai pada sesuatu, atau seseorang yang ada di belakang [Name] dan Harry.
Kedua remaja itu ikut menoleh. Terdapat Ron, Ginny dan Hermione di sana. "Mengapa kau tidak memberitahunya sendiri?" [Name] bisa mendengar Hermione berujar dengan kesal.
"Ron, ini masalahmu, bukan masalahku," Hermione melanjutkan. Lelah berdebat, ia bertanya, "Tadi kau ingin menyampaikan apa?"
Mendengar sepertinya mereka bertiga datang untuk berbicara pada Harry, sepasang kekasih itu bangkit dengan serentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfic𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...