Mereka sudah nyaris kehilangan harapan menemukan Flamel dalam buku perpustakaan, meskipun Harry masih yakin dia pernah membaca nama itu entah di mana.
Begitu semester baru mulai, mereka kembali membuka-buka buku selama sepuluh menit dalam waktu istirahat mereka. Waktu Harry bahkan lebih sedikit dari kedua temannya, karena masa latihan Quidditch sudah mulai lagi.
Wood melatih timnya lebih keras dari sebelumnya. Bahkan hujan yang turun terus menggantikan salju tidak mematahkan semangatnya.
Si kembar Weasley mengeluh Wood telah menjadi fanatik, tetapi Harry memihak Wood. Jika mereka memenangkan pertandingan berikutnya, melawan Hufflepuff, mereka akan menyusul Slytherin dalam Kejuaraan Antar-Asrama untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Lepas dari keinginan untuk menang, Harry menyadari bahwa mimpi buruknya berkurang jika dia kelelahan sehabis berlatih.
Kemudian, dalam satu sesi latihan di bawah hujan deras dan berlumpur, Wood menyampaikan kabar buruk kepada timnya.
Dia baru saja marah besar kepada si kembar Weasley yang tak henti-hentinya saling serang dan berpura-pura terpeleset dari sapu mereka.
"Kalian bisa tidak sih berhenti main-main!" teriaknya.
"Tindakan seperti itulah yang akan membuat kita kalah dalam pertandingan! Snape akan jadi wasit kali ini dan dia akan mencari-cari segala alasan untuk mengurangi angka Gryffindor!"
George benar-benar jatuh dari sapunya mendengar ini.
"Snape jadi wasit?" katanya dengan mulut penuh lumpur.
"Kapan dia pernah jadi wasit pertandingan Quidditch? Dia pasti tidak akan bersikap adil jika ada kemungkinan kita menyusul Slytherin." Anggota tim lain mendarat di sisi George untuk ikut mengeluh.
"Bukan salahku," kata Wood. "Yang jelas kita harus menjamin bahwa kita bermain bersih, sehingga Snape tak akan punya alasan untuk menyalahkan kita."
Anggota tim yang lain masih tinggal mengobrol seperti biasanya seusai latihan, tetapi Harry langsung kembali ke ruang rekreasi Gryffindor. Ron dan Hermione sedang bermain catur di situ. Sedangkan [Name] membaca buku pemberian Hermione kemarin.
Catur adalah satu-satunya kegiatan yang Hermione bisa kalah, sesuatu yang menurut Harry dan Ron sangat baik untuknya.
"Jangan dulu bicara padaku," kata Ron ketika Harry duduk di sebelahnya. "Aku perlu konsen..." Terlihat olehnya wajah Harry. "Kenapa kau? Kau kelihatan sakit."
Bicara pelan-pelan supaya tak ada yang mendengar, Harry memberitahu ketiga temannya tentang keinginan mendadak Snape untuk menjadi wasit Quidditch.
"Jangan main," kata [Name] segera.
"Bilang saja kau sakit," kata Ron.
"Pura-pura kakimu patah," Hermione mengusulkan.
"Patahkan benar-benar saja," kata Ron.
[Name] memukul lengan Ron kuat-kuat. "Kau gila, heh?"
"Tidak bisa," kata Harry. "Tak ada Seeker cadangan. Kalau aku mundur, Gryffindor sama sekali tak bisa main."
Saat itu Neville terguling masuk ke ruang rekreasi.
Bagaimana dia bisa memanjat lubang lukisan tak bisa ditebak, karena kakinya saling menempel. Penyebabnya langsung mereka kenali, Kutukan Kaki Terkunci. Dia pastilah harus melompat-lompat naik ke Menara Gryffindor.
Semua tertawa, kecuali [Name] dan Hermione. Hermione langsung melompat bangun dan mengucapkan mantra kontrakutukan. Kaki Neville terpisah dan dia berdiri, gemetar.
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfiction𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...