𝘁𝘄𝗲𝗻𝘁𝘆 𝗳𝗼𝘂𝗿 | 𝗿𝗲𝘀𝗺𝗶

1.9K 267 191
                                    

"Aku-"

"Kenapa, Harry?"

"Aku-aku menyukaimu," katanya. Harry tak bisa menahan agar rona merah di pipinya tidak muncul. Ia menarik nafasnya dalam-dalam. "Maksudku-ya, kau tahu-aku menyayangimu lebih dari seorang teman ...."

[Name] memberanikan diri untuk menatap manik hijau Harry. Matanya sendiri sudah berair ketika Harry selesai berbicara. "A-aku ...."

"Aku bisa mengerti kalau-kalau kau tidak-ya, kau tahu," kata Harry putus asa.

[Name] menghambur memeluk Harry. "Hei, hei, kau kenapa? Apa aku salah berbicara?" tanya Harry cemas. [Name] menggeleng kecil di dada Harry. "Aku-aku juga menyayangimu," gumannya pelan. Untuk mengatakan itu saja pipinya sudah memanas.

Harry sedikit mendorong tubuh [Name], melepas pelukan mereka, lalu menangkup wajah gadis di hadapannya. "Jadi ...?"

Gadis ber-iris kelabu itu tidak menjawab, ia kembali memeluk Harry dan menyembunyikan wajahnya yang memerah disana.

"Kau ini kenapa?"

"Aku malu, tahu." Harry akhirnya bisa kembali tertawa mendengar ucapan [Name]. "Kenapa kau ini menggemaskan sekali, huh?"

"Diam, Harry."

"Baik, baik." Harry kembali menangkup wajah [Name]. "Ugh-kau sangat cantik."

Pipi [Name] kembali merona. "Hen-"

Harry memajukan wajahnya. Pria itu mendaratkan bibir lembutnya di bibir mungil [Name], mengecupnya singkat agar gadis di hadapannya berhenti bicara.

[Name] memukul kecil dada Harry lalu menoleh ke sekitar. "Kalau ada yang lihat bagaimana?"

Pria ber-iris hijau itu hanya terkekeh tanpa merasa bersalah sama sekali. "Biar saja."

"Ayo kita pulang, ini sudah larut," kata Harry.

[Name] mengangguk senang. Seketika ia menyadari sesuatu. "Harry ... aku-aku bisa melihat warna lagi-oh astaga terimakasih banyak!" katanya kembali memeluk Harry.

Pria itu membalas pelukan [Name] dengan erat, lalu mengelus surai kelabu gadisnya. Harry mengecup lembut kening [Name]. "Apapun untukmu."

***

"Oh astaga, dari mana saja kalian berdua?" sentak Hermione saat [Name] dan Harry sampai di Griswald Manor.

Yang ditanya tidak ada yang menjawab, keduanya hanya terkekeh kecil dengan rona merah di pipi mereka.

"[Name] kau berhutang cerita padaku," kata Hermione yang sepertinya menyadari sesuatu.

"Apa?"

"Kalian ...?" Hermione memandangi [Name] dan Harry bergantian penuh selidik. "Kalian-oh astaga! Kalian akhirnya-akhirnya-YES!!" Hermione melompat tinggi sekali. [Name] bahkan sempat berpikir kalau dia siluman kangguru.

"Astaga, Hermione!" sentak [Name] terkejut. "Kau ini kenapa?"

"Kalian sudah ...?"

Harry menggeleng kecil lalu terkekeh. "Apa kau benar-benar tahu segalanya, Miss Granger? Apa kau yakin kau bukan Trelawney?"

Hermione mendengus sebal. "Tentu saja bukan."

"Ada apa ini? Astaga kalian berisik sekali," kata Ron yang baru saja muncul di belakang mereka.

"[Name] dan Harry-" Hermione memekik senang. "Mereka akhirnya sungguh berkencan!"

Ron yang tadinya masih mengantuk matanya melebar. "Kau bercanda?"

── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang