[Name] berlari ke ruang rekreasi Gryffindor, mencari Hermione, tapi ternyata ia tak ada disana.
"[Name], kau mencari apa?" tanya Parvati datang dari arah belakang.
"Ah-aku mencari Hermione, apa kau melihatnya?"
"Tadi aku melihatnya menangis di kamar mandi perempuan. Aku sudah mengajaknya, tapi ia bilang ingin sendiri," jawab Parvati.
Bola mata [Name] melebar. "Terimakasih, Parvati!" ujarnya lalu buru-buru berlari ke arah kamar mandi perempuan.
***
[Name] dan Hermione tidak muncul pada pelajaran berikutnya dan tidak kelihatan sepanjang sore itu. Ketika turun menuju Aula Besar untuk pesta Halloween, Harry dan Ron mendengar Parvati Patil memberitahu temannya, Lavender, bahwa Hermione sedang menangis di toilet untuk anak perempuan dan minta ditinggalkan sendirian.
Ron menjadi tambah tidak enak, tetapi sesaat kemudian mereka sudah memasuki Aula Besar. Dekorasi Halloween di aula itu membuat mereka melupakan Hermione.
Seribu kelelawar hidup beterbangan di dinding dan langitlangit, sementara seribu lainnya melayang di atas meja membentuk awan-awan hitam gelap, membuat lilin-lilin di dalam labu bergoyang. Makananmakanan tiba-tiba muncul di piring emas, seperti waktu pesta awal tahun ajaran baru.
Harry sedang mengambil kentang ketika Profesor Quirrell terburu-buru masuk Aula, turbannya miring, wajahnya diliputi kengerian. Semua anak mengawasinya ketika dia tiba di kursi Profesor Dumbledore, bersandar lemas ke meja, dan berkata dengan tersengal-sengal, "Troll-di ruang bawah tanah-saya pikir Anda harus tahu."
Kemudian dia merosot ke lantai, pingsan.
Aula geger. Perlu beberapa ledakan mercon ungu dari ujung tongkat Profesor Dumbledore untuk membuat ruangan tenang kembali.
"Prefek!" gelegar Profesor Dumbledore, "bawa kembali anak buah kalian ke asrama masing-masing, segera!"
Percy senang sekali. "Ikut aku! Berkumpul, kelas satu! Tak perlu takut troll kalau kalian mengikuti perintahku! Berada dekatdekat di belakangku. Beri jalan, kelas satu duluan! Maaf, aku Prefek!"
"Bagaimana troll bisa masuk?" Harry bertanya ketika mereka menaiki tangga.
"Mana aku tahu, mereka kan makhluk-makhluk konyol,"jawab Ron. "Mungkin Peeves yang memasukkannya sebagai lelucon Halloween."
Mereka berpapasan dengan rombongan berbedabeda, dengan jurusan berlainan pula. Ketika mereka menyelip-nyelip di antara rombongan Hufflepuff yang kebingungan, mendadak Harry mencengkeram lengan Ron.
"Aku baru ingat-[Name] dan Hermione."
"Kenapa mereka?"
"Mereka tidak tahu tentang troll ini. [Name] pasti sudah tau Hermione ada dimana, dan pasti sekarang ia bersamanya."
Ron menggigit bibir. "Oh, baiklah," tukasnya. "Tapi lebih baik Percy jangan sampai melihat kita."
Sambil menunduk, mereka bergabung dengan anakanak Hufflepuff menuju arah yang berlawanan, menyelinap ke koridor samping yang sepi dan bergegas ke toilet anak perempuan. Baru saja membelok di sudut, mereka mendengar langkah-langkah cepat di belakang mereka.
"Percy!" desis Ron, menarik Harry ke belakang patung baru besar makhluk berkepala dan bersayap elang, tapi bertubuh singa.
Mengintip dari balik patung itu, yang mereka lihat bukan Percy, melainkan Snape. Dia menyeberang koridor dan menghilang dari pandangan.
"Apa yang dilakukannya?" bisik Harry. "Kenapa dia tidak di ruang bawah tanah bersama guru-guru yang lain?"
"Mana kutahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfic𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...
