Hari ini adalah hari terakhir kunjungan ke Hogsmeade.
"Seharusnya bangunan itu adalah bangunan paling berhantu di Inggris," kata Hermione saat mereka bertiga sedang memperhatikan gubuk menjerit dari jauh.
"Apa aku sudah menyebutkan itu?" tanya Hermione sambil terkekeh. [Name] dan Ron ikut tertawa. "Dua kali," jawab mereka bersamaan.
"Apa kalian ingin berjalan lebih dekat?" ajak Hermione. "Sebenarnya aku merasa baik-baik saja melihat dari sini," kata Ron sedikit ketakutan.
"Ya, lihat, siapa yang ada disini. Kalian sedang membeli rumah impian baru kalian? Cukup mewah untukmu, bukan, bocah Weasley?" Mereka semua berbalik. Malfoy, dan dua temannya yang menyebalkan.
"Bukankah seluruh keluargamu tidur di satu kamar?" katanya mengejek.
Ron menatap marah bocah berambut pirang itu. "Tutup mulutmu, Malfoy."
"Uh, sangat tidak ramah," katanya. "Kawan-kawan, aku rasa sudah waktunya kita mengajari si Weasley ini bagaimana cara menghormati seniornya," sambungnya.
"Untuk apa kami menghormati bocah manja sepertimu, Malfoy?" kata [Name] dingin.
Hermione tertawa hambar, kemudian maju menghadapi Malfoy. "Semoga kau tak berbicara tentangmu."
"Beraninya kau berbicara kepadaku? Dasar darah lumpur yang kotor!" ejeknya.
[Name] ingin melangkah untuk melayangkan satu pukulan pada Malfoy, sebelum satu bola salju mengenai anak laki-laki itu lebih dulu.
"Siapa disana?" katanya ketakutan, berjalan mundur.
Tidak ada jawaban. Makin banyak bola salju yang terlontar pada Malfoy dan dua tenannya. "Jangan diam saja! Lakukan sesuatu!" kata Malfoy pada antek-anteknya.
"Apa?"
Topi yang dipakai Crabbe tertarik kebawah hingga menutupi matanya, sedangkan celana Goyle merosot ke bawah. Malfoy ingin berlari karena ketakutan, dia berjalan mundur, kemudian tersandung salah satu kaki temannya.
Ron, [Name] dan Hermione puas sekali menertawakan mereka. Saat Malfoy terjatuh, kakinya di angkat dan diseret. "Ada apa, Malfoy? Kehilangan alat ski-mu?"
Malfoy dan dua temannya berlari pergi. Saat sedang asik tertawa, tali di topi Ron tiba-tiba terangkat, begitu juga rambut Hermione, lalu tubuh [Name] merasa berat, seperti ada yang memeluknya dari belakang, dan ada sesuatu di pundaknya. "Harry!" kata [Name] tertawa karena geli dengan kepala Harry yang menggeliat di ceruk lehernya.
Harry melepaskan pelukannya, kemudian menyingkap jubah gaib yang menutupinya dari tadi. Mereka tertawa bersama.
"Bloody hell, Harry. Itu tidak lucu," kata Ron yang masih ketakutan.
Mereka kembali berjalan. Ron dan Hermione berjalan di depan, sedangkan [Name] sedikit sulit berjalan, karena Harry kembali memeluknya dari belakang.
"Oh ayolah, Harry," kata [Name] yang masih berusaha berjalan sekaligus menarik Harry. "Ada apa denganmu, huh? Lepaskan, kau itu berat, tahu."
Harry meletakkan dagunya di pundak [Name]. "Enak saja. Lagipula aku hanya ingin memelukmu."
Pipi [Name] merona, terlihat sangat jelas karena wajah [Name] sedikit pucat akibat kedinginan. Harry melepaskan pelukannya. "Lihat, pipimu merah," katanya lalu tertawa.
"Diamlah, kau!" Harry menggosokkan telapak tangannya, kemudian menangkup wajah [Name]. "Merasa lebih hangat?"
[Name] terpaku. Tatapannya terkunci pada iris hijau milik Harry. "Aku tahu aku tampan, [Name]."
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Фанфик𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...