"Akhirnya aku kembali ke rumah!" pekik [Name] seraya mendaratkan dirinya du sofa.
"Kau tidak senang berada di Hogwarts, [Name]?" tanya Andora.
Gricelda menoleh. "Tuh, kan, kata Mom juga apa, Ilvermony lebib bagus, tahu."
[Name] segera bangkit dan mendelik. "Siapa bilang aku tak suka berada disana? Aku sangat menyukainya, tentu saja! Tapi aku juga rindu kamarku, Mom dan Grandma juga, sudah pasti."
Andora tersenyum. "Ya sudah, lebih baik kau bersihkan diri dulu. Grandma menyusul ke kamar sebentar lagi."
***
[Name] menghampiri neneknya yang sedang membaca di tepian ranjang. "Grandma."
Andora menoleh, menangkap sorot tanya dari mata kelabu [Name]. "Ada apa? Ada yang ingin kau tanyakan, bukan?"
[Name] mengangguk, kemudian bangkit dan mengambil kotak berlambang bulan di atas nakas. "Kata Hagrid, Minerva memberikanku ini, ini milik siapa?" katanya seraya membuka kotak tersebut.
Andora meraih liontin naga terlebih dulu. "Ini milik ibumu, pemberian dari Mom-nya Grandma, Grandma-nya ibumu."
Dahi [Name] berkerut. Butuh sedikit waktu untuk [Name] bisa memahami ucapan Andora. "Jadi, maksud Grandma, ini dulunya milik nenek buyutku? Eh-betul, kan? Neneknya Mom berarti nenek buyutku? Ah, aku pusing!"
Andora terkekeh kecil. "Ya, bisa dibilang begitu. Kata beliau, liontin ini harus diwariskan ke tangan yang tepat, dan tidak boleh jatuh ke tangan yang salah."
"Grandma tidak di wariskan liontin ini? Grandma kan orang baik."
"Baik, bukan berarti kau bisa menerima liontin ini, [Name]. Grandma yakin ada ketentuan tersendiri mengenai liontin ini. Dulu-Grandma pernah disuruh untuk mencobanya, begitu juga adik-adik Grandma yang lain, tetapi warnanya berubah menjadi asap hitam, dan menurut Ivory-nenek buyutmu, itu artinya kau tidak boleh memilikinya, itu artinya liontin itu tidak mau dimiliki olehmu. Dan jika liontin itu menyala menjadi biru terang, kau bisa memilikinya."
[Name] sedikit ternganga mendengarnya, antara takjub, dan tidak mengerti. "Aku-lalu-kenapa ini diwariskan padaku? Sepupu ku, kan, banyak. Banyak dari mereka juga lebih cukup umur daripada aku, kan? Apa Grandma sudah mencobanya pada mereka?"
Andora mengangguk. "Sudah, dan semuanya sama, menghitam."
"Tapi, aku belum mencobanya, kenapa Nenek Ivory bisa yakin kalau ini untukku?"
Andora menggenggam tangan [Name] erat-erat. "Begini, [Name]. Grandma pernah diceritakan olehnya, butuh minimal tiga orang, memimpikan hal yang sama tentang kalung itu, dan siapa pemilik berikutnya. Mom, Gricelda, dan kakekmu, memimpikan hal yang sama, di malam yang sama-"
"Tunggu, pada saat itu, kan, aku belum ada. Bagaimana mungkin mereka bisa memimpikan aku?"
"Makanya diam dulu, tunggu Grandma selesai bicara, baru kau bicara."
"Baiklah, maaf."
"Mereka bertiga bermimpi, liontin naga ini bercahaya biru terang, pada saat bulan purnama. Liontin ini terbangterbang ke arah ibumu-setidaknya itulah yang mungkin terjadi, kemudian liontin itu mengeluarkan suara, seperti, 'berikan aku pada yang kau miliki suatu saat nanti, anak dengan mata kelabu. Berikan aku pada dia yang bertanggungjawab, dia yang setia, dan dia yang dapat dipercaya.'"
[Name] mengerjap. "Bagaimana bisa Mom tahu dan yakin kalau ini untukku?"
"[Name], gadis yang memiliki mata kelabu hanya kau, Gricelda, dan Ivory, nenek buyutmu di keluarga ini. Yang lain bermanik hazel, atau cokelat gelap, dan sisanya biru."
"Ditambah, Agressor dan Gricelda hanya memilikimu, tak ada anak lain."
Andora memeluk [Name] dari samping. Entah ini akan menjadi pertanda baik atau buruk untuk cucu kesayangannya. Terkadang, diwariskan hal-hal yang berharga, bukan berarti kau istimewa, tapi kau memang membutuhkannya.
"Kapan aku bisa mencoba ini? Dan bagaimana jika warnanya menjadi hitam juga?"
"Kau harus mencobanya saat malam hari, saat bulan purnama. Seperti pada saat dalam mimpi Mom, Gricelda dan kakekmu. Perlu kau ketahui, liontin itu bisa berubah warna ketika saat-saat tertentu, yang Grandma sendiri tidak tahu kapan saja, dan apa maknanya."
[Name] mengangguk. "Baiklah-lalu, untuk apa gelang ini? Kenapa aku diberi dua gelang, yang bentuknya sangat rumit seperti ini?"
"Nah-gelang yang kau pakai itu, apa kau tak sadar ada ukiran namamu disana?"
Mata [Name] melebar. "Benarkah?-wah! Iya ada! Siapa yang memberikannya?"
"Ayahmu. Saat kau lahir, dan mengetahui bola matamu berwarna kelabu, ia membawa gelang itu, entah darimana ia mendapatkannya, mengukir namamu disana. Ia menitipkannya pada Grandma, dan dia bilang berikan padamu jika kau sekolah di Hogwarts."
"Tapi-apa kegunaannya?"
"Nah, untuk menjawab pertanyaanmu yang itu, coba keluarkan buku yang ada di kotak itu."
"Tapi buku ini kosong."
"Kau yakin?" Andora membuka dua lembar terakhir buku tersebut. "Baca."
Andora benar, ada tulisan disana. Bagimana mungkin [Name] tidak melihatnya tadi?
"Carilah di tempat yang tak pernah kau datangi, cari ditempat yang paling dilarang oleh semua. Temukan sesuatu yang membawamu padanya. Jika kau orang yang tepat, maka kau dibawa mendekat. Jika kau bukan orangnya, jangan berharap kau selamat ...."
"Astaga, apa maksudnya? Milik siapa ini?"
Andora menghela nafas. "Milik Agressor, dan Blandford."
"P-paman?" Andora mengangguk. "Ya."
"Kau tahu, [Name], Blandford dan Agressor sangat dekat dulu. Aku yakin ini salah satu dari sekian banyak benda yang mereka buat, dan mereka simpan entah dimana. Terkadang, ketertarikan dan keingintahuan mereka membawa mereka ke hal-hal yang seharusnya tak mereka alami."
"Oh ya, satu lagi. Simpan kembali tiga barang ini di dalam kotak, dan jangan membukanya sampai umurmu tiga belas tahun."
"Apa? Tapi kenapa?" [Name] tidak mengerti. Jika ia tak boleh menggunakannya sampai tiga belas tahun, untuk apa Minerva memberikannya sekarang?
Andora menggelengkan kepalanya pelan. "Ternyata kau sangat tidak teliti, [Name]. Lihat." Andora membalik kotak tersebut, dan ya, ada tulisan di bawah sana.
Hanya akan berguna untuk orang yang tepat, dan di waktu yang tepat. Jika kau salah menggunakannya, maka bahaya akan datang.
"Lihat? Dan kau-tentu saja masih terlalu muda untuk menggunakan dan mengerti semua ini. Gelang yang kau pakai itu sudah lebih dari cukup untuk sekarang."
"Nah, sekarang sudah larut. Lebih baik kau pergi tidur, atau Gricelda akan menghukummu besok karena terlambat bangun."
***
pendek yh? mff yh sengaja sih ...
chapter ini mau ngejelasin ttg barang'nya doang .. kayanya abis ini langsung lanjut year 3 😘🤙🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
── 𝐀𝐌𝐄𝐑𝐓𝐀 ; 𝗵. 𝗽𝗼𝘁𝘁𝗲𝗿
Fanfiction𖧵 ՙִՙ 𝗵𝗷𝗽 𝗳𝗮𝗻𝗳𝗶𝗰, 𝗼𝗻 𝗵𝗼𝗹𝗱. Mungkin menurut orang-orang, menjadi keluarga Griswald adalah sesuatu yang dapat dibanggakan. Yah, menjadi anggota dari salah satu keluarga terkenal di dunia sihir memang mengagumkan. Tapi itu tidak seband...