Yara menatap pantulan dirinya yang sudah siap dengan setelan almet kampusnya dengan baju kemeja di dalamnya serta celana jeans panjang.
Di ikatnya rambutnya menyerupai ekor kuda, lalu di ketatkannya ikatan itu dengan membagi dua rambutnya dan menariknya.
Hari ini adalah hari terakhir UAS, entah mengapa sejak ia terbangun ia sudah sangat bersemangat. Mungkin karna akan bertemu Jisung? Dan sepulang ujian akan berbincang tentang 'itu'.
Ah entahlah, apapun yang terjadi, Yara juga sudah menyiapkan sesuatu sebagai perantara dari hatinya.
Yaitu surat yang sengaja ia tulis dengan huruf brailee, dan nantik akan ia berikan pada Jisung. Tak peduli apapun situasinya, surat itu akan tetap ia beri pada Jisung, ia sudah cukup lama membuat Jisung menunggunya.
Iya, terlalu lama.
"Oke!" tegasnya setelah merasa benar-benar rapi, dengan langkahnya yang ringan, di raihnya tas nya dan berjalan meninggalkan kamarnya.
Saat ia baru saja menutup pintu kamarnya, Jisung yang berada di kamar sebelah juga baru keluar dan sudah siap dengan setelan almet nya.
Tanpa sadar Yara tersenyum kecil dan berlari kecil mendekati Jisung, langsung saja di gandengnya tangan kanan Jisung, membuat Jisung sedikit terkejut
"Pagi!" sapa Yara dengan senyuman secerah matahari pagi ini.
Namun, sepertinya pagi ini mood Jisung sedang tidak baik, buktinya Jisung tak membalas sapaan Yara, menatap Yara saja tidak. Lalu di lepaskan tangan Yara yang menggandengnya dengan sedikit kasar dan pergi ke lantai bawah, meninggalkan Yara yang terdiam.
Entahlah, rasanya sedikit sesak.
Dengan semangat yang tiba-tiba menghilang, Yara berjalan gontai menuruni tangga.
Sesampainya di meja makan, Yara langsung duduk di antara Taeil dan Johnny yang langsung menyuguhinya roti dan susu.
"Ujian terakhir kan?" tanya Taeil.
Yara mengangguk pelan.
"Semangat dong! Masa ujiannya udah mau kelar malah lemes gini," tambah Johnny sembari mengelus rambut Yara.
Yara tersenyum, lalu di raihnya tangan Taeil dan Johnny sambil meletakannya di atas kepalanya sambil di elus-elusnya.
"Semangat Yara, apapun yang terjadi, lo udah ngelakuin sebisa lo," gumamnya pada diri sendiri sambil melirik Jisung yang sepertinya benar-benar tak tertarik untuk sekedar melihatnya.
Lalu di turunkannya kembali tangan Taeil dan Johnny yang tak bisa menyembunyikan senyum ke-ayahan mereka.
"Nah gitu dong," ucap Taeil.
"Semoga nantik ujiannya lancar," tambah Johnny.
Lagi-lagi Yara tersenyum.
Tak lama penghuni kamar 96 line datang dengan muka bantal mereka, terkecuali Doyoung yang sepertinya sudah selesai mandi.
"Jisung udah turun?" tanya Doyoung saat baru memasuki ruang makan, bahkan ia belum duduk, yang membuatnya tak menyadari kehadiran Jisung yang duduk di ujung meja.
Mendengar kursi yang di tarik ke belakang membuat Doyoung reflek menoleh, itu Jisung, orang yang perlu dia ajak bicara sekarang juga.
"Sung," panggil Doyoung berjalan mendekati Jisung, tapi dengan gerakan cepat adiknya itu langsung menghindari nya.
"Ra gue tunggu di luar," titahnya dingin, lalu berjalan meninggalkan dorm dengan pintu yang ia banting saat menutupnya, membuat semua orang yang berada di ruang makan terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Maknae • pjs [OT23]
Fanfic"Jadi temannyaa idol aja ribet, apalagi sampe jadi pacarnya"- Yara Berteman baik dengan seorang idol tentulah bukan hal yang muda bukan? Mulai dari kau akan di hujat oleh para fans nya, menjadi bahan perhatian tiap kali kau sedang bersama idol itu...