t i g a t i g a

2.6K 370 192
                                    

"Lo ga rencana terjun bebas kan dari sini?"

Jisung yang mendengar itu reflek menoleh pada sumber suara, Jaemin tengah berjalan ke arahnya.

"Abang yang ngapain kesini?" Jisung balas bertanya.

"Tadi gasengaja papasan sama bang Johnny di bawah, katanya lo lagi di sini, ya gue susul aja," jawab Jaemin sambil menyandarkan dirinya pada dinding pembatas.

"Gue kayaknya bentar lagi mati deh bang," ucap Jisung tiba-tiba, membuat Jaemin langsung memukulnya.

"Heh! Omongan adalah doa! Ngadi-ngadi aja lo."

Jisung mengacak rambutnya frustasi mengingat sikap serta ucapan-ucapan yang ia katakan pada beberapa abangnya tadi.

Tadi setelah ia merasa cukup tenang, barulah ia sadar atas perilakunya tadi yang seperti membangkang pada orang yang lebih tua. Bukan seperti, tapi memang membangkang.

Apalagi pada Taeyong, astaga, bisa-bisanya ia menepis tangan Taeyong yang sedang menasehatinya, sekuat apa syaiton tadi menggodanya sampai ia berani begitu. Belum lagi pada Doyoung, dimana akhlak mu Park Jisung, di tambah lagi ucapan ketusnya pada Kun.

Sudahlah, habis ini ia pasti akan di ceramahi abis-abisan.

"Banyak masalah ya lo hari ni sama abang-abang?" tebak Jaemin tepat sasaran, membuat Jisung mengangguk lemas,"Sama Yara juga ya?" pertanyaan itu berhasil membuat Jisung merosot ke lantai.

Jleb

Banyak banget masalah lo Park Jisung

"Kalau sama abang-abang sih tadi udah denger cerita nya, tapi kalau sama Yara kenapa?" tanya Jaemin ikut berjongkok di samping Jisung.

Jisung diam sebentar, menimang-nimang haruskah ia bercerita? Tapi ia sekarang benar-benar buntu, ia butuh masukan, dari siapapun itu.

Tapi di sisi lain ia takut kenak marah. Ya tapi memang sudah salahnya juga, mau bagaimanapun ia pasti akan di tegur.

"Brengsek gue bang," lirihnya akhirnya.

"Kenapa?"

"Gue bikin dia nangis."

Ingin sekali rasanya Jaemin memukul Jisung saat itu jugak karena telah menyakiti Yara, tapi di tahannya karena melihat Jisung terlihat sangat murung.

"Udah minta maaf?"

Jisung menggeleng.

"Ya minta maaflah."

"Tapi bang, Yara juga salah," ucapnya membela diri.

Akhirnya Jaemin tetap memukulnya karena merasa geram,"Kesalahan orang lain biar aja orang itu yang akuin sendiri, kesalahan lo juga harus lo akuin, gapeduli dia juga salah apa engga. Lo aja sadar lo brengsek karna bikin Yara nangis, trus lo gamau minta maaf karna Yara juga bikin salah sama lo? Apalagi tadi bang Johnny cerita lo bentak-bentak Yara, padahal Yaranya udah nangis, tapi lo sempat-sempatnya ngebentak Yara?" tanya Jaemin yang lebih seperti menyindir.

"Waras lo?"

Jisung terdiam, baru satu abang, masi sisa dua puluh satu lagi. Entalah dia punya cukup mental untuk mendengar dua puluh satu ocehan lagi.

Ini salah lo Jisung, yaudah nikmatin aja yah, batinnya berusaha menghibur diri.

"Katanya suka sama Yara, sayang sama Yara, mau bikin Yara bahagia, tapi Yaranya malah di bikin nangis, sekalinya bikin salah malah gamau minta maaf? Asli gue gabakal restuin lo sama Yara kalau ginimah."

Jisung langsung menggeleng meminta ampun, mukanya semakin murung,

"Iya-iya nantik minta maaf, jangan tarik restu nya dong," rengeknya sambil menarik-narik lengan baju Jaemin hingga membuat bahu Jaemin kelihatan.

✔Maknae • pjs [OT23]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang