t i g a d u a

2.4K 377 104
                                    

"Yara," panggil Dokter Jihyo saat baru keluar dari ruangan Daniel bersama beberapa perawat yang langsung pergi setelah izin pada Jihyo.

Yara monoleh dan langsung berjalan mendekati Jihyo saat Taeyong mempersilahkan ia pergi tanpa sadar bahwa dokter cantik di depannya ini tau namanya sebelum Yara mengenalkan dirinya.

"Bang Daniel gimana Dok?" tanya Yara dengan suaranya yang serak khas orang menangis.

Jihyo mengelus pucuk kepala Yara,"Abang kamu cuman kekurangan cairan Ra, tadi sebelum kamu kesini, sebenarnya Daniel udah ngehubungin kakak, katanya dia udah benar-benar ga sanggup, akhir-akhir ini dia sibuk banget sampai kurang tidur, makan pun kalau ga kakak ingatin dia suka lupa."

Yara sedikit canggung karna dokter di depannya ini memanggil dirinya sendiri 'kakak' pada Yara. Dan Yara baru sadar bahwa dokter ini tau namanya.

"Sebenanrya Dokter siapa? Kok tau nama Yara?" tanya Yara polos.

Jihyo tertawa pelan, lalu memeluk Yara yang tingginya sama dengannya,"Harusnya kita kenalan ga lewat insiden kayak gini, tapi ya gimana lagi ya, tuhan memutuskan kita bertemu kayak gini."

"Maksud kakak?"

"Kakak pacarnya bang Daniel," ucap Jihyo sambil menangkup pipi Yara,"Maaf ya kita baru kenalan sekarang. Apalagi cara kenalannya kayak gini, ga seru banget ya," lanjut Jihyo sambil terkekeh.

Yara kaget bukan main mengetahui abangnya mempunyai pacar, ia pikir abangnya tak berminat dengan perempuan karna selalu sibuk belajar sejak kecil.

"Daniel sering cerita tentang kamu Ra, makanya tadi pas kamu bilang kamu adeknya, kakak langsung tau kalau kamu tuh Yara." Jihyo tersenyum manis.

Harusnya Yara senang, tapi jauh di lubuk hatinya ia juga merasa malu tentang hancurnya hubungan persaudaraan mereka. Dokter cantik di depannya ini pasti tak tau kenyataan yang sebenarnya.

"Bang Daniel sering cerita apa emang kak?"

Jihyo berdehem panjang menandakan ia sedang berpikir,"Cerita perjuangan kamu pas lagi belajar buat UTBK. Dia cerita kamu yang selalu bangun tengah malam buat belajar, kamu yang suka bolak-balik toko buku buat beli buku, kamu yang diam-diam suka minjem buku dia pas dia lagi ga di rumah, apalagi ya....."

Yara diam-diam tersenyum, lagi-lagi ia luluh pada abangnya yang kasar itu. Ternyata selama ini abangnya memperhatikannya.

"Dia ga sebenci itu sama kamu Ra."

Senyum Yara langsung menghilang, ia menatap Jihyo ragu.

"Sekarang kamu masuk gih, bentar lagi juga sadar dia," ucap Jihyo sambil membukakan pintu, lalu beralih pada Taeyong yang berdiri paling dekat dengannya,"Kalian pasien pribadi Daniel kan?"

Mereka semua mengangguk.

"Daniel tadi udah nitip ke saya kalau kalian hari ini check- up nya sama saya dulu, soalnya Daniel perlu istirahat hari ini, apa ada yang keberatan?" tanya Jihyo menatap mereka yang sudah hadir, setelah mendapatkan gelengan, mereka semua berjalan mengikuti Jihyo, terkecuali Doyoung.

"Abang ga ikut?" tanya Yara.

Doyoung menggeleng sambil tersenyum manis, lalu berjalan mendekati Yara dan membawa gadis itu masuk ke dalam ruangan Daniel.

"Abang nemenin kamu aja disini dulu, lagian yang lain juga belum datang."

Yara mengangguk dan berjalan mendekati Daniel. Di genggamnya erat tangan yang tak pernah bisa ia raih sejak kecil itu. Tangan Daniel besar, sangat menghangatkan tangan Yara.

✔Maknae • pjs [OT23]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang