t i g a s a t u

2.3K 377 85
                                    

Yara berjalan gontai meninggalkan ruang ujiannya dengan perasaan yang masi sangat kacau, bahkan sulitnya soal ujian tadi tak cukup membuatnya lupa dengan rasa sakit di hatiya.

Dan yang seperti sudah Yara duga, seorang Park Jisung tidak mungkin akan menunggu nya lagi di depan kelas seperti kemarin. Ia kehilangan Jisung nya yang selalu menyambut nya dengan senyuman hangat di depan kelas.

Yara ingin pulang, ingin menyendiri di kamarnya, dan menangis sepuas-puas nya melepaskan semua sesak di dadanya. Tapi ia juga tak ingin bertemu Jisung lagi di dalam mobil saat dalam perjalanan pulang.

Yara ingin menumpang dengan Nisa ataupun Liza, tapi kedua nya tak bisa di hubungi, ingin naik taksi tapi uangnya tidak cukup.

Dunia benar-benar sedang tak berpihak padanya.

Akhirnya yang bisa Yara lakukan hanya menyenderkan tubuhnya ke dinding ruangan ujiannya berharap dinding itu dapat mengeluarkan pintu kemana saja seperti yang di gunakan Doraemon dan dapat menghantarnya pulang.

Sesuatu di kantungnya bergetar, menandakan sebuah panggilan masuk, dengan malas Yara mengambil hp nya itu.

Jisung menelfonnya.

Yara semakin malas, segera saja di tolaknya panggilan itu. Tapi tak lama Jisung mengiriminya pesan.

Jisung

Buruan ke mobil
Gue udah di mobil dr td

Setelah membaca itu, rasanya Yara semakin tak ingin bertemu dengan Jisung. Segera saja di balasnya pesan itu.

Yara
Yaudah pulang aja
Ngapain nunggu gue
Gapenting jugakan?

Sesaat setelah mengirim itu, Jisung kembali menelfonnya, dan dengan cepat Yara menolaknya dan langsung mematikan hp nya. Apapun boleh mengusiknya saat ini, asal jangan Park Jisung.

Jika Park Jisung muncul di hadapannya saat ini, tak tau lah akan sekacau apalagi dirinya. Perlahan tubuhnya merosot ke lantai, membiarkan orang yang berlalu-lalang sambil menatap nya aneh, entalah, Yara sudah tak peduli dengan macam-macam tatapan orang padanya.

Karna merasa bosan, Yara akhirnya memainkan tali sepatunya, tapi kegiatannya terhenti saat sepasang kaki berhenti tepat di depannya, tanpa mendongak menatap siapakah pemilik kaki jenjang ini, Yara sudah tau, ini Park Jisung, Yara hafal betul sepatu Jisung.

Karna tau itu Park Jisung, Yara langsung menenggelamkan kepalanya di antara lututnya, membuat rambut yang ikut turun.

"Ayok pulang."

Yara menggeleng sambil mendorong kaki Jisung untuk menjauh dari nya. Sudah dibilangkan, siapapun boleh mengusiknya, asal jangan Park Jisung.
"Ra, ayok pulang," ulang Jisung lagi.

Tapi Yara tetap tak mau, ia kembali menggeleng tanpa berminat mengangkat kepalanya dan menatap Jisung barang sedetik, karna ia tau, ia takkan sanggup.

Mengingat betapa hancurnya harga dirinya tadi, betapa memalukan dirinya tadi berpikir bahwa Jisung mempunyai perasaan yang sama dengannya, itu saja cukup, ia tak mau menambah hal-hal lain yang dapat menyakitinya.

✔Maknae • pjs [OT23]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang