"Kamu selesai kelas jam berapa?" tanya Yara pada Jisung saat cowok itu baru saja duduk di sebelahnya setelah lelah bermain basket bersama teman-teman kelasnya.
Jisung yang ngos-ngosan tak langsung menjawab pertanyaan Yara, melainkan memberi kode untuk di berikan minum. Yara yang pengertian pun langsung memberikan minum yang tadi sudah dia beli.
Bukannya berterima kasih, Jisung malah mengeluh karena Yara memberikan air mineral yang tidak dingin.
"Kok ga dingin sih?" rengeknya.
Mendengar itu Yara langsung berdecak kesal sembari membukakan tutup botol yang masih tersegel itu, lalu di berikannya pada Jisung,"Gaboleh minum dingin habis olahraga, gabaik buat kesehatan."
Jisung mendelik, dalam hati dia mengomel, mentang-mentang calon dokter, semuanya di tata.
"Tapi aku dari dulu tiap selesai latian dance minum air dingin terus kok, sampai sekarang masi sehat-sehat aja tuh," jawabnya kesal sebelum akhirnya meneguk air mineral itu.
"Yaudah, ntar aku bilangin ke abang-abang dream kalau kamu aku larang minum air dingin habis selesai latihan," ancam Yara sambil mengambil hp nya di tas.
Melihat itu Jisung langsung panik,"Eh mau ngapain sayang? Hehehe," ia cengengesan saat di tatap Yara tajam saat tangannya berusaha mencegah Yara untuk menelfon seseorang,"Jangan dong Ra," lanjutnya bernegosiasi.
Tapi Yara tetap tak peduli, ia melanjutkan kegiatannya tadi untuk menelfon anak-anak NCT Dream yang lain. Setelah menemukan nama yang paling ampuh untuk mengatur Jisung, Yara langsung menekan panggilan pada nomor itu, siapa lagi kalau bukan Na Jaemin, si ibu dari Park Jisung.
"Kenapa adek abang yang cantik jelita mengalahkan keindahan senja serta membuat para kaum hawa lemah dengan senyumannya, ada perlu apakah kamu menelfon abang mu yang ganteng nya juga ga kalah dengan Zayn Malik—"
"Bang," potong Yara yang sudah muak dengan pidato absurd yang selalu Jaemin lakukan ketika Yara menelfonnya.
"Eh iya maap baby, kenapa nih nelfon abang? Mau mintak uang jajan? Yang minggu kemarin emang uda—"
"YARA KAN DI GAJI SM BANG, GA KEKURANGAN UANG ALHAMDULILLAH," potongnya lagi karena Jaemin kembali absurd.Padahal kenyataannya Jaemin mana pernah memberinya uang jajan, boro-boro uang jajan, jaman Yara masi tinggal di dorm aja Yara mintak uang untuk ngeprint di luar aja gadapat.
Jisung yang melihat pacarnya sudah mulai terkena tekanan batin langsung mengelus kedua pundaknya.
"Tuhkan aku bilang juga gausah, kamu sih bandel gamau deng—" ucapan Jisung terputus saat Yara kembali menatapnya sengit, membuat Jisung reflek menurunkan kedua tangannya dari pundak Yara, lalu memperslilahkan Yara kembali pada aktifitasnya,"Iya silahkan di lanjutkan kanjeng mami, hamba takkan menganggu lagi," lalu ia mengambil sedikit jarak dari Yara karena takut kenak amuk.
"Bang," panggil Yara karena Jaemin tak kunjung bersuara lagi setelah ia teriaki tadi,"Abang!" panggilnya lagi.
"Eh iya Ra, maaf, barusan abang ngomong sama Nyai Sooman biar gausah gaji kamu lagi. Yuhuu, abang bisa kasi kamu jajan mulai minggu ini, yeeeyyy!"
Yara memijat pelipisnya kuat-kuat, tak habis pikir dengan keanehan seorang Na Jaemin yang dulu sempat ia puja-puja sebelum akhirnya ingin ia pijak-pijak setelah kenal lebih jauh bagaimana tingkah orang ganteng ini.
"Engga ah becanda doang Ra," ucap Jaemin karena Yara tak merespon ucapannya, ia pikir adik kesayangannya itu tengah berlari ke gedung tertinggi untuk melompat dari atas sana karena telah kehilangan sumber pencariannya. Lebay memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Maknae • pjs [OT23]
Fanfiction"Jadi temannyaa idol aja ribet, apalagi sampe jadi pacarnya"- Yara Berteman baik dengan seorang idol tentulah bukan hal yang muda bukan? Mulai dari kau akan di hujat oleh para fans nya, menjadi bahan perhatian tiap kali kau sedang bersama idol itu...