Prolog

28.9K 1.4K 71
                                    

"Bagas!" Teriak Kiran-mama Bagas-dari luar kamar.

"Iya ma?" Sahut Bagas sambil membuka pintu kamarnya. "Kenapa?" Tanya Bagas saat melihat Kiran sudah di depan kamarnya pagi-pagi.

"Mama mau ngasih ini." Ujar Kiran menyerahkan sebuah undangan pada Bagas.

Bagas menerima undangan itu lalu membacanya. "Tadi malam Tasya nganterin undangan buat kamu, katanya itu undangan perayaan ulang tahun pernikan dia sama Hito yang ketiga tahun." Ujar Kiran menjelaskan.

"Kok gak ngasih langsung ke Bagas?" Tanya Bagas bingung.

"Katanya buru-buru. Udah cepat turun buat sarapan, hari ini kamu ada meeting kan?" Tanya Kiran yang diangguki Bagas.

"Iya, bentar lagi Bagas turun." Ujar Bagas lalu masuk kedalam kamar.

Bagas sudah rapi dengan pakaian kantornya. Bagas adalah seorang CEO diperusahaan papanya, Kastria Company.

Merasa sudah rapi dengan pakaiannya, Bagas segera turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

"Pagi pa." Sapa Bagas saat mendapati Irawan-papa Bagas-yang juga sudah rapi dengan pakaian kantornya.

"Pagi Bagas." Sapa Irawan balik.

Kiran datang dari dapur membawa secangkir kopi dan secangkir susu vanilla. "Ini kopinya pa," ujar Kiran menaruh secangkir kopi milik Irawan.

Irawan mengangguk sambil tersenyum. "Ini susunya sayang." Ujar Kiran setelahnya sambil menaruh susu vanilla kesukaan Bagas di atas meja.

Bagas, lelaki berusia 24 tahun itu dari dulu hingga sekarang memang lebih suka meminum susu vanilla ketimbang kopi, apa lagi minuman beralkohol.

Bagas sangat menghindari minuman-minuman beralkohol. Bagi Bagas kesehatannya itu penting. Bagas memiliki tubuh kekar berotot itu karena lelaki itu selalu menjaga pola makanannya setiap hari dan rutin berolahraga.

"Makasih ma." Ujar Bagas lalu meminum susunya.

Lelaki itu mengambil roti bakar berselai kacang buatan Kiran lalu memakannya. "Bagas, apa kamu gak mau nikah?" Tanya Kiran tiba-tiba.

Bagas tersedak mendengar pertanyaan mamanya itu. Lelaki itu dengan segera meminum susunya agar tenggorokannya membaik.

"Bagas bukannya gak mau nikah ma, tapi Bagas emang belum ketemu sama cewek yang Bagas cinta." Ujar Bagas setelah tenggorokannya membaik.

"Bagas, mama sama papa itu udah gak muda lagi sayang. Mama sama papa mau punya cucu." Ujar Kiran lembut.

"Benar apa kata mama kamu Bagas. Apa gak ada satu pun perempuan yang bisa memikat hati kamu?" Tanya Irawan.

Kiran dan Irawan sampai terheran-heran. Sejak dulu saat Bagas masih sekolah, lelaki itu tak pernah sekali pun mempunyai pacar.

Bahkan hingga sekarang pun Bagas tak memiliki pacar atau pun mantan. Kiran bahkan sempat takut, ia mengira anaknya itu menyukai sesama jenis.

"Cari pasangan hidup itu gak gampang ma, Bagas gak bisa sembarangan buat cari cewek." Ujar Bagas menjawab.

"Bagas itu cuma mau jatuh cinta sekali aja," ujar Bagas memberitahu. "Kalo Bagas udah temuin cinta Bagas. Bagas bakalan bawa dia langsung ke mama sama papa." Ujar Bagas lalu berdiri.

"Bagas berangkat sekarang, makasih buat makanannya." Ujar Bagas lalu melangkah meninggalkan ruang makan.

***

Ini baru pembukaannya ya. Cerita ini kayaknya gak terlalu berat, KAYAKNYA><

Kalo pendapat aku sekarang, konfliknya gak bakalan berat. Jadi enjoi aja bacanya♡

Rencananya bakal up setiap hari Senin:) doain ya guys♡

Ayo Nikah Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang