[18. Jemput]

6.6K 643 236
                                    

Selamat membaca🌻

---

Keysha merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Badan gadis itu terasa sangat lelah karena berjam-jam berjalan mengelilingi mall.

Keysha mengambil ponselnya lalu mengotak-atiknya. Gadis itu mengarahkan ponselnya pada telinga kanannya menunggu seseorang yang ia telepon mengangkat panggilannya.

Beberapa panggilan sama sekali tak diangkat. Namun Keysha masih kukuh untuk menelepon seseorang itu yang tak lain adalah Andrew, Ayahnya.

"Papi kemana sih? Masa sampai malem gini masih kerja?" Tanyanya pada diri sendiri.

Sudah lima kali panggilan teleponnya tidak dijawab oleh Andrew. Keysha merindukan Andrew, sebenarnya Keysha adalah orang yang penakut ia takut tinggal sendiri di rumah. Namun ia tak bisa menahan Andrew untuk tetap menemaninya, sekarang ia jadi merindukan sosok Ibunya.

"Mi... Keysha kangen" ujar Keysha lirih. Gadis itu mengusap matanya yang tiba-tiba mengeluarkan air mata.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam, tanpa terasa Keysha terlarut dalam tidurnya.

***

Bagas duduk di pinggiran kasurnya. Lelaki itu masih memikirkan ucapan Dimas tadi. Benarkah bahwa ia menyukai Keysha, namun Keysha dan dirinya terpaut usia yang cukup jauh.

Tiba-tiba saja ia teringat bahwa sekarang Keysha tengah sendiri di rumah. Andrew masih ada di luar negri, lalu apakah yang Keysha lakukan saat ini?

Bagas ingin meneleponnya namun ia tak memiliki nomor telepon Keysha. Bagas menghembuskan napasnya lelah, besok pagi ia akan ke rumah Keysha untuk memberitahukan gadis itu agar ikut ke rumahnya jika Keysha tak keberatan.

Pagi harinya Bagas sudah berada di depan gerbang rumah Keysha. Jam masih menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit, lelaki itu sengaja datang sangat awal karena takut Keysha sudah pergi sekolah.

Bagas keluar dari dalam mobil dan menekan bel agar Keysha membukakan gerbang rumahnya yang dikunci. Dapat Bagas lihat Keysha yang keluar rumah dengan terburu-buru untuk membukakan pintu gerbang.

"Om Bagas?"

Bagas menatap Keysha tanpa ekpresi seperti biasa. Lelaki itu mengisyaratkan pada Keysha untuk membukakan pagar lebih lebar lagi. Keysha yang mengertipun segera menurutinya.

Bagas memasukkan mobilnya ke pekarangan rumah Keysha. Setelah memarkirkannya, Bagas kembali menghampiri Keysha yang masih menatapnya bingung.

"Om ngapain pagi-pagi ke sini?" Tanya Keysha bingung.

Bagas menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa? Apa tidak boleh?" Bukannya menjawab, lelaki itu malah bertanya balik.

Keysha gelagapan saat Bagas memberi pertanyaan balik pada dirinya dengan ekpresi datar seperti itu.

"B-boleh kok om, ayo masuk." Ajak Keysha lalu berjalan masuk ke dalam rumahnya lebih dulu.

"Key kira yang dateng itu papi," ujar Keysha saat Bagas dan dirinya duduk di sofa yang ada di ruang tengah.

Bagas mengerutkan keningnya, "berapa hari papi kamu disana?" Tanya Bagas ingin tahu.

Ayo Nikah Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang