[26. Hak milik]

7.5K 744 380
                                    

Selamat membaca🌻

---

Felly memasuki rumahnya dengan tangan yang banyak membawa tas belanjaan. Gadis itu ingin segera masuk ke dalam kamarnya karena merasakan badannya yang pegal-pegal.

"Felly" panggil seseorang di belakang Felly.

Felly menghembuskan napasnya lalu membalikkan badannya dengan malas. "Kenapa Pa?" Tanya Felly.

Indro-- Papa Felly, lelaki paruh baya itu mendekati sang anak. "Apa kamu sudah mendekati Ali lagi?" Tanya Indro sambil menatap sang anak.

Felly membuang napasnya kasar. "Belum Pa, deketin dia itu gak gampang. Dia tau gimana Felly, itu makin bikin Felly susah buat dapatin dia lagi." Tutur Felly dengan malas.

Raut wajah Indro berubah kesal. "Itu salah kamu! Segarusnya kamu bisa bermain mulus tanpa ketahuan! Dasar ceroboh tidak berguna!" Maki Papa Felly.

"Pa! Felly bisa tapi itu emang gak gampang!" Sanggah Felly.

"Halah! Memang kamu saja yang tidak becus! Kamu tau? Kakak kamu bahkan sudah bisa menaklukkan si tua bangka itu!" Hardik Indro membanding-bandingkan.

Felly menatap tak suka pada sang Papa. "Naklukin om-om kayak gitu emang mudah Pa, buktinya Felly bisa naklukin om-om mana aja," Felly menjeda ucapannya untuk menarik napas.

"Tapi ini Ali, dia itu gak akan mudah buat naruh hati ke cewek lain! Dihati dia itu cuma ada Keysha!" Pekik Felly kesal.

"Papa gak mau tau! Lakukan segala cara untuk mendapatkan Ali kembali, atau kamu singkirkan saja Keysha itu!" Setelah itu Indro pergi keluar rumah entah kemana.

Felly masuk ke dalam kamarnya dengan kesal. Gadis itu mendudukkan dirinya di atas kasur.

"Gara-gara lo Keysha! Gue udah bisa naklukin Ali! Tapi karena lo, Ali sekarang mutusin gue!" Monolognya sendiri.

Felly merasa kesal pada Keysha. Rencananya gagal karena gadis itu. Apa yang harus Felly lakukan sekarang?

Felly bingung bagaimana caranya agar menyingkirkan gadis itu.

"Gue bakalan singkirin lo Keysha!"

***

Bagas memijat pelipisnya sambil mengucapkan kata sabar beberapa kali dalam hatinya. Bagas geleng-geleng kepala melihat gadis di depannya ini, sedari tadi ia selalu mengoceh.

"Ihhh Key itu lagi ngomong! Kok gak dijawab?!" Tanya Keysha kesal karena ia sedari tadi hanya didiamkan oleh Bagas.

Bagas menghembuskan napasnya lalu menatap Keysha malas. "Mau kamu apa?" Tanya Bagas jengah. Gadis itu tiba-tiba datang ke kantornya dengan wajah yang ditekuk dan tak henti-hentinya mengoceh.

"Gak tau Key ngantuk," jawab Keysha acuh dengan tampang kesal.

Bagas mengacak rambutnya frustasi. Mengapa gadis kecil ini begitu menyebalkan, rasanya ingin Bagas kurung saja di kamar dan -eh! Bagas menggeleng-gelengkan kepalanya pelan agar mengusir pemikiran kotornya itu.

"Kalau mau tidur masuk ke sana," ujar Bagas menunjuk pintu yang ada di dalam ruangannya. Pintu itu adalah pintu kamar untuk Bagas jika lelaki itu merasa lelah, lebih tepatnya itu adalah kamar pribadi Bagas untuk beristirahat.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun Keysha langsung bangkit dari sofa dan menuju tempat yang Bagas tunjuk tadi. Entahlah, mood-nya sedang tidak bagus hari ini. Mungkin karena hari ini adalah hari pertamanya kedatangan tamu.

Ayo Nikah Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang