[4. Gara-gara baju]

9.9K 1K 23
                                    

Selamat Membaca🌻

---

Bagas berkeliling di mall dengan tujuan mencari hadiah untuk Tasya dan Hito. Merasa malas berkeliling lagi, Bagas memutuskan untuk ke salah satu toko baju yang ada di mall ini.

Saat Bagas masuk ke toko itu, para karyawan yang didominasi perempuan itu menatap Bagas dengan tatapan memuja. Bagas berjalan dengan santai kesalah satu mba-mba disana.

"Permisi, saya mau cari baju buat hadiah ulang tahun pernikahan teman saya." Ujar Bagas datar.

Mba-mba itu langsung tersenyum malu saat Bagas menghampirinya. "Mas mau baju yang seperti apa? Kita mempunyai banyak model baju couple." Ujar mba itu ramah.

"Yang mana saja," ujar Bagas datar. Mba itu mengangguk, "tunggu sebentar, biar saya ambilkan." Ujar mba itu lalu berjalan untuk mengambilkan baju couple yang ia maksud.

Bagas duduk di kursi yang tersedia disana. Toko itu tak terlalu ramai dan tak terlalu sepi. Bagas dapat melihat tiga gadis remaja yang tengah memilih baju yang letaknya tak terlalu jauh darinya.

Bagas memperhatikan gadis remaja yang tengah memilih baju sendirian itu dengan tatapan mengingat. "Kayak pernah lihat." Gumam Bagas.

Tiba-tiba ada dua gadis remaja yang menghampiri gadis remaja yang tengah memilih baju itu.

"Sorry gue mau beli itu." Ujar salah satu gadis yang baru datang itu dengan angkuh.

Gadis remaja yang tampak familiar bagi Bagas itu berbalik menatap dua gadis remaja yang menghampirinya. "Sorry, tapi gue duluan yang ambil nih baju." Ujar gadis itu.

"Tapi gue mau baju itu!" Ujar gadis angkuh itu ngegas.

Gadis pemilik baju itu tampak mengernyit. "Kok ngegas sih? Kalo lo mau lo bisa minta ambilin yang lain sama mba-mbanya, kenapa harus ambil yang punya gue?" Tanya gadis itu tampak sangat tenang.

Si gadis itu terdiam. Berdecak kesal lalu pergi setelahnya. Bagas tersenyum kecil memperhatikan gadis yang tampak familiar baginya itu.

"Maaf mas, ini bajunya." Ujar mba-mba yang tadi mengambilkan baju permintaan Bagas.

Bagas mengambil baju itu. "Terima kasih." Ujar Bagas singkat lalu berjalan menuju kasir.

Saat sampai di kasir, Bagas kembali bertemu dengan tiga remaja tadi. Di kasir ini hanya ada dirinya dan ketiga remaja itu yang mengantri. Gadis remaja yang tampak familiar bagi Bagas itu mengantri paling depan, dan dua gadis remaja yang tadi mengantri di antrian kedua, sedangkan Bagas berada dibarisan ketiga, terakhir.

Bagas dapat melihat gadis yang paling depan itu dengan jelas karna Bagas memiliki tubuh yang tinggi. Kening Bagas berkerut saat melihat gadis itu tampak panik membongkar tasnya.

"D-dompet saya... ketinggalan mba," ujar gadis itu gugup. "Boleh gak saya... taruh disini dulu belanjaannya? Nanti saya ambil lagi, saya mau ambil dompet sebentar." Sambungnya dengan keringat yang sudah membanjiri wajah cantik gadis itu.

Mba-mba penjaga kasir itu menatap gadis itu rendah, sudah tak ada lagi raut ramah diwajahnya.

"Maaf dek, kalo emang gak bisa bayar ya gak usah belanja." Ujar mba kasir itu ketus.

"Dompet saya emang ketinggalan mba, bukannya saya gak mampu," ujar gadis itu menjawab.

"Udah belum? Jangan lama-lama kalo emang gak beli!" Protes dua gadis remaja di depan Bagas.

Gadis paling depan itu berbalik, menatap tak suka dua gadis dihadapannya itu. "Sabar napa sih! Gak usah ngegas!" Ujarnya kesal.

"Makanya kalo gak punya duit gak usah gaya-gayaan beli baju disini!" Ujar gadis remaja angkuh yang satunya.

"Gue itu lupa bawa dompet! Lagian kalo gue mau, satu mall ini bisa gue beli!" Ujar gadis paling depan menatap tajam dua remaja itu.

Merasa pertengkaran ketiga remaja itu akan membuat kekacauan, dengan cepat Bagas memotongnya. "Berapa barang punya saya? Semua sama punya dia." Ujar Bagas sambil menujuk belanjaan milik gadis remaja yang katanya lupa membawa dompet itu.

Mba kasir itu terdiam melihat wajah tampan Bagas. "Ekhem!" Deham Bagas membuat mba penjaga kasir itu tersadar.

"I-iya mas?" Tanya mba kasir itu gugup sambil tersenyum malu.

Bagas melirik belanjaannya dan milik gadis remaja itu mengisyaratkan penjaga kasir itu untuk mentotalkan harganya. "T-totalnya 2.500.000 rupiah mas." Ujar penjaga kasir itu gugup.

Bagas mengeluarkan kartu debitnya lalu menyerahkannya pada mba penjaga kasir itu. Mba penjaga kasir itu menggesekkan kartu milik Bagas pada mesin EDC.

Gadis remaja itu tampak menatap Bagas kagum dan bingung. "Ini mas terimakasih." Ujar mba kasir itu.

Bagas tanpa menjawab pun langsung beranjak pergi meninggalkan toko itu. Saat sudah berada diluar toko, langkah Bagas terhenti karna mendengar suara cempreng dari belakangnya.

"Om," panggil gadis remaja dibelakangnya. "Om berenti dulu... Key mau ngomong." Ujar gadis remaja yang menyebut namanya adalah Key, Keysha.

Bagas menghentikan langkahnya lalu menatap Keysha sambil mengernyit bingung. "Kamu manggil saya?" Tanya Bagas datar.

Gadis itu tampak sedang menormalkan nafasnya. Bagas dengan sabar menunggu gadis itu berbicara.

"Om, jangan cepet-cepet jalannya, kaki Key pendek om." Ujar Keysha memberitahu.

"Kamu mau ngomong apa?" Tanya Bagas datar. Keysha pun menegapkan badannya. "Kok om bayarin belanjaan Key?" Tanya Keysha bingung.

Bagas menghembuskan nafasnya. "Saya males dengerin kamu debat sama dua gadis tadi, makanya saya bayarin." Ujar Bagas sejelas-jelasnya.

Keysha angguk-angguk. "Key boleh minta nomor om?" Tanya Keysha. Bagas mengernyit. "Gak, buat apa?" Tanya Bagas.

"Buat nanti telpon om lah, Key ngutang sama om kalo om lupa." Ujar Keysha memberitahu. "Gak usah." Jawab Bagas singkat.

"Dih, kok gak usah?" Tanya Keysha tampak terkejut. "Kamu ngutang segitu sama saya gak akan bikin saya bangkrut." Ujar Bagas lagi-lagi dengan nada datar.

"Dih sombong omnya! Lagian Key gak biasa dibayarin sama orang yang gak Key kenal." Ujar Keysha dengan suara cemprengnya.

"Nama saya Bagas, kamu sudah kenalkan?" Tanya Bagas masih sabar. "Om ngelawak ya? Gak, Key gak mau. Key gak pernah dibayarin sama orang yang bukan siapa-siapanya Key, yang boleh bayarin Key itu cuma papa, temen, sama keluarganya Key." Ujar Keysha panjang lebar.

"Yasudah kalau gitu anggap saya om kamu." Ujar Bagas malas lalu pergi meninggalkan Keysha. "Oh, oke om Bagas!" Pekik Keysha.

***

Gimana sama part ini? Kasih tau dong hehe,

Oh ya maaf aku lama update, pas hari minggu sebenarnya udah ada yang nanyain kapan aku up, aku bilang hari senin, dan pas hari senin itu dari pagi kepala aku sakit, jadi gak bisa dipake buat mikir.

Terus hari senin itu juga aku udah mulai sibuk sama pelajaran dan urusan lain, makanya aku ngaretnya lama banget. Sorry ya:)

Aku usahain buat double up minggu ini deh, tapi gak janji yaaa:) buat kalian yang baca cerita ini, usahain buat vote sama komen ya biar lapak cerita ini gak sepi:) sedih aku tuh kalo kalian cuma baca tapi gak ada bentuk vote atau apa pun:(

Berasa kayak punya readers gak kasat mata aku tuh:( coba aja kalo kalian pada komen, kan aku jadi tau pembaca cerita ini itu siapa aja:) yaudah lah makasih buat kalian yang udah baca:) maaf lama♡

Jangan lupa follow instagram aku yaw @arrizkiy_f hehe:v

Ayo Nikah Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang