[36. Khilaf]

7.2K 539 417
                                    

Selamat membaca🌻

---

Suara gelak tawa anak kecil terdengar disebuah taman yang saat ini Keysha dan Bagas kunjungi. Keduanya berada di taman karena Bagas yang membawa Keysha ke sini.

"Duduk ke sana?" Tawar Bagas yang diangguki Keysha. Keduanya kini berjalan menuju kursi taman yang tadi Bagas tunjuk.

Bagas dan Keysha duduk di sana dengan tatapan yang lurus ke depan. Tak ada percakapan diantara keduanya. Mereka sama-sama hening, sibuk menatap orang-orang yang berlalu lalang di taman ini.

"Om Bagas," panggil Keysha setelah beberapa lama hanya ada keheningan.

Bagas menolehkan kepalanya sambil bergumam menjawab panggilan Keysha. Sedangkan Keysha, gadis itu masih menatap lurus tanpa menoleh pada Bagas.

"Mereka... kelihatan bahagia, ya?" Tanya Keysha sambil terkekeh pelan.

Bagas menatap sepasang suami istri dengan dua anak kecil yang mereka gandeng. Dua anak kecil itu berbeda jenis namun terlihat mirip. Sepertinya mereka kembar.

"Key... kangen waktu Key masih kecil," ujarnya lagi.

Bagas tetap diam, membiarkan Keysha mengeluarkan isi hatinya. Bagas ingin tahu, seterluka apa sebenarnya Keysha.

Selama ini ia hanya mengenal Keysha sebagai gadis remaja yang ceria dan penuh tawa. Namun Bagas sama sekali tak tahu sisi lainnya.

"Cita-cita Key dulu, pengin bahagia bareng Mami sama Papi." Tatapan Keysha kosong.

"Tapi Tuhan ambil Mami Key cepet banget..." sambungnya dengan bibir yang mengerucut, tak lama ia terkekeh dengan mata yang terlihat berkaca-kaca.

Gadis itu menolehkan kepalanya. Matanya menatap tepat dimata Bagas. Keysha tetsenyum dengan sorot mata yang sarat akan terluka.

"Key mau marah, Key mau nangis, tapi... Key gak tau harus ngelakuin ini kesiapa," runtuh sudah pertahanannya. Keysha menunduk dengan air mata yang luruh ke pipinya.

Bagas merangkul tubuh kecil Keysha dengan tangan kanannya. Pria berwajah datar itu menepuk bahu Keysha dengan pelan dan sesekali mengusapnya dengan lembut.

"Key capek... hiks!" Keysha terisak dalam dekapan hangat Bagas.

Bagas memejamkan matanya menahan sesak. Tangisan Keysha sungguh melukai hatinya. Tangisan Keysha sukses membuat Bagas merasa sakit walaupun ia tahu rasa sakit ini tidak sebanding dengan rasa sakit yang Keysha rasakan.

"Mau pulang, hm?" Tanya Bagas lembut.

Bukan apa-apa. Mereka berdua kini sedang berada ditempat umum. Bagas tahu pasti Keysha juga merasa tidak nyaman menangis dikeramaian seperti ini.

Dapat Bagas rasakan kepala Keysha sedang mengangguk. Pria itu menarik kepala Keysha lembut lalu menghapus air mata yang membasahi pipi mulus Keysha.

"Ke rumah?" Tanya Bagas.

Keysha menggelengkan kepalanya tanda menolak. Ia sedang tidak ingin berada di rumahnya. Pasti nanti Papinya akan pulang bersama dengan Lita yang tak lain adalah istri barunya. Keysha tak ingin melihat itu. Ia masih belum menerima kehadiran Lita.

"Apartemen punya om, boleh?" Tanya Keysha yang diangguki Bagas.

Bagas dan Keysha pergi meninggalkan taman. Bagas melajukan mobilnya menuju apartemen miliknya dengan Keysha yang duduk disampingnya.

***

Note: adegan di bawah akan berisi sedikit unsur 17+ yang dibawah umur silahkan skip tapi kalo gak mau, tanggung semuanya sendiri.

Ayo Nikah Om!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang