Selamat membaca🌻
---
Bagas memasuki rumahnya dengan terburu-buru saat tadi mendapat telepon dari sang mama yang mengatakan bahwa ada hal penting yang harus dibicarakan.
"Anjir pelan-pelan ngapa sih Gas!" Gerutu Dimas yang berjalan di belakang Bagas.
Dimas memang ikut bersama Bagas untuk ke rumah pria itu atas paksaan Dimas. Bagas awalnya menolak mentah-mentah permintaan Dimas untuk ikut namun lelaki itu tetap kukuh ingin ikut dengan alasan rindu pada mama Bagas, Kiran.
"Lo yang jalannya lama!" Sebal Bagas.
Dimas berdecak sebal dan memilih diam saja. Dimas tak bohong tentang ia merindukan Kiran, lelaki itu memang merindukan Kiran sosok yang sudah ia anggap seperti Ibunya sendiri.
"Mama mau ngomongin apa?" Tanya Bagas to the point saat sudah duduk di sofa ruang keluarga rumahnya.
Di sana sudah ada Irawan juga yang duduk di samping Kiran.
"Ada yang mau mama dan papa omongin sama kamu." Sahut Kiran.
Atensi Kiran teralihkan kala mendengar suara langkah kaki dan gerutuan dari arah luar, menuju ruang keluarga. Seketika senyum Kiran melebar saat melihat Dimas datang dengan menggerutu pelan.
"Dimas," panggil Kiran.
Dimas yang tadinya sedang menggerutupun terhenti dan balas memberikan senyuman lebarnya pada Kiran.
"Tante! Dimas kangen!" Seru Dimas lalu berlari memeluk Kiran.
Kiran dan Dimas memanglah sangat dekat. Saking dekatnya, banyak yang mengira bahwa Dimas adalah anak Kiran. Banyak juga yang mengira bahwa Bagas dan Dimas adalah adik kakak walau nyatanya tidak.
"Kamu udah lama gak ke sini, tante juga kangen sama kamu." Tutur Kiran sambil mengelus rambut Dimas.
Kini Dimas dan wanita paruh baya yang adalah Ibu dari Bagas itu sangat seperti Ibu dan anak yang sudah lama tidak bertemu. Keduanya kini berpelukan untuk melepas rindu.
Dimas memang tinggal di Jakarta saat menikah, namun lelaki itu jarang berkunjung ke kediaman Bagas. Lelaki itu sedang sibuk mengurus restoran miliknya sendiri yang sekarang sudah lumayan banyak memiliki cabang diberbagai kota.
"Maaf, Dimas lagi sibuk ngurusin restoran" sahutnya sambil melepas pelukan Kiran.
Kini pandangan Dimas beralih pada Irawan yang menampakkan wajah masam. Dimas terkekeh saat tau apa penyebab ekpresi itu tercipta di wajah Irawan yang sudah lumayan memiliki kerutan faktor usia.
"Hehe om ganteng mukanya sepet banget, belum dikasih jatah ya om?" Tanya Dimas dengan cengiran khasnya.
Irawan memelototkan matanya mendengar pertanyaan Dimas. Anak itu tidak berubah saja sejak dulu, suka sekali menggoda dirinya, pikir Irawan.
"Mulut kamu itu, udah punya istri dan sekarang udah mau punya anak masih aja suka asal ngomong!" Omel Irawan dengan matanya yang melotot.
Dimas terkekeh mendengar omelan dari Irawan. "Berjanda om..." lagi-lagi Dimas mengatakan hal yang ngawur.
"Hust sana kamu, jangan dekat-dekat istri saya!" Usir Irawan sambil mengibaskan tangannya.
Dimas memberengut sebal pada Irawan. "Udah tua masih aja cemburuan, lagian tante Kiran juga gak masalah kalo Dimas deketin." Sungut Dimas dengan ekspresi nyelenehnya.
Irawan semakin memelototi Dimas dan menatap tajam pada Dimas. "Iya om iya.. itu mata mau keluar etdah! Om kagak kangen gitu sama Dimas?" Tanya Dimas dengan ekspresi mengejek.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayo Nikah Om!
Romansa"Om gak boleh pelit sama Key!" "Kenapa?" "Kan Key kesayangan om!" Bagas Kastria lelaki berusia 24 tahun yang memiliki wajah tampan dan badan kekar itu sampai sekarang belum juga memiliki kekasih. Jika teman-temannya semua sudah memiliki istri dan an...