"f-felix ?"
"Hai kak , kakak ketua bem disini ya? Salam kenal kak"
Changbin tertengun , sikap Felix seperti adik tingkat dan kakak tingkat , sangat sopan , astaga tuhan ada apa dengan Felix nya ?
"Kak minho nunggu di kantin aja padahal"
"Gakpapa fel gue disini aja , adem"
Felix mengangguk di iringi senyum tipis "yaudah Felix nyari tanda tangan lagi ya masih kurang bye kak minho , mari kak"
Sungguh , Felix nya berubah , apa tadi katanya ? Mari kak ? Hey itu terlalu sopan .
"Ho Felix ?"
"Gue gak mau ikut campur bin"
Tuhan apa lagi sekarang ? Ia harus mencari tau begitu ?
"Tapi jantung Felix gakpapa kan ho ?" Minho mengangguk , menatap changbin penuh arti "bantu gue awasin dia ya , kata dokter masih perlu di awasin"
Anggukan penuh semangat yang di terima Minho , changbin pergi dari hadapan Minho mencari Felix tentu nya .
"Fel-"
Bug !
Bola basket tepat mengenai dada kiri Felix , terjadi tepat di hadapan changbin , dengan sigap changbin berlari mendekat begitupun Minho .
"Ade akhlak lu begitu hah ?" Bentak Minho , mencoba abai pada si pelaku ikut mendekati adik sepupunya .
"Ho bantuin"
Sesak , masih sama saja seperti sebelum di operasi , tetap sesak dan menyakitkan , berdegup tak tentu Rima .
Kembali changbin lihat Felix nya bersikap sopan , setelah di bawa ke ruang kesehatan Felix tak ingin ditemani changbin .
"Ngelamun Bae bin" ujar Chan , yang benar saja sedari tadi changbin melamun di bawah pohon sampai acara selesai , ketua bem macam apa kalo kata Chan .
"Gue ada salah apa ya ke Felix ?" Changbin sudah bercerita segalanya ke Chan , helaan nafas yang changbin dengar "gue curiga ini salah paham bin"
"Maksudnye ?" Chan mengangkat bahu nya acuh "biasanya kalo pacaran gitu , dah ah seungmin dah nunggu . Bye"
Tunggu , biarkan changbin berpikir . Otak nya berputar sampai satu nama terlintas .
Yena , pasti wanita itu sudah menyebar berita akan perjodohan mereka , yang mungkin saja sampai pada telinga Felix .
"Ah pasti gara gara dia"
Dihadapan pintu bercorak indah changbin berdiri kini , dengan setelan casual dan satu tangkai bunga hidup yang ia petik dari kebun sang ibu .
"Loh , changbin ? Apa kabar ? Katanya kamu jadi ketua bem ya ?" Pertanyaan ramah dari tifanny menerpa rungu changbin .
"Baik kok Tante , Felix nya ada ?" Tifanny mengangguk ragu "ada , tapi sejak berpulang dari kampus ia jadi pendiam , Tante lupa gak nanya Minho anak nya keburu pacaran"
Terkekeh pelan akan ucapan tifanny "boleh changbin ketemu Felix ?" Tanya changbin , tifanny mengangguk .
Setelah mendapat izin dari pemilik rumah untuk lansung saja ke kamar tuan muda Lee , changbin melangkah ke pintu dengan tulisan Felix Lee .
Baru mau changbin ketuk hanya saja suara dari dalam membuat langkah changbin terhenti .
"Felix, forget changbin he's happy with yena !" Itu suara Felix sendiri , changbin mengangguk paham , ternyata benar .
"Fel"
Umpatan di dalam kamar menghilang , hening begitu saja sampai pintu terbuka pelan .
"Owh , kak changbin . Ngapain ?"
"Emanh gak boleh nemuin pacar sendiri ?" Felix ingin melayang saja rasanya , namun mengingat changbin milik yena sedikit membuat nya kecewa .
Felix berdehem canggung "ehm , pacar ? Kan kakaka punya kak yena" tersenyum mendengarnya , bahkan sang pacar tak ingin menatap changbin .
"Ih lucu banget"
Didekap nya tubuh kecil nan ringan itu "ih gemes gemes , kangen kangen kangennnnnnn" biarkan changbin menumpahkan isi pikiran nya sekarang .
"Ke orang gila tau ish" bukannya mendorong changbin , Felix malah memeluk balik . Tak ingin munafik Felix juga merindukan changbin .
"Kakak gak ada hubungan apa - apa sama yena fel" felix mendongak , menumpu dagu nya pada dada changbin .
(Buat dicerita ini , changbin tinggi !)
"Heum ? Masa ?"
"Biasa gosip kampus , yena nya pengen kakak , tapi kakak gamau , kan kakak cuma punya Felix"
Beritahu Felix cara bernafas sekarang , merasa tak enak di lihat maid karna mereka masih berpelukan di ambang pintu , Felix mengajak changbin masuk , menaruh bunga yang changbin pegang di meja belajar .
"Gimana ?"
"Gimana apa ?" Tanya Felix balik , duduk di balkon bersama , hal yang Felix sukai .
"Kamu kan ke singapur buat pengobatan ish" Felix terkekeh , kemudian mendekatkan diri pada changbin , memeluk posesif kekasih nya ini.
"Aku hampir ketemu tuhan Disana"
Changbin diam , biarkan Felix bercerita terlebih dahulu dengan lengkap .
"Suara dokter udah ngejauh , suara kak minho yang teriakin dokter makin kecil sampe aku sama sekali gak denger"
Flashback / Felix on Singapur
"DOK ! DOKTER GAK BISA USAHAIN LAGI ? TOLONG DOK HIKS"
Minho berteriak di koridor sepi , malam itu turun hujan .
"Maaf , tapi saya sudah berusaha keras"
-
"Where is this ?" Gumam Felix , tapi mau dimana pun ini , disini sungguh indah .
"Felix" Felix menoleh , loh ? Kakek nya , mengapa ia bisa bertemu .
"Loh kakek ? Aaaaaaa Felix kangeeennnn"
Sang kakek terkekeh "kakek juga kangen cucu imut kakek"
"Cucu kakek ngapain disini ? Pulang ya ?"
"Loh kek , tapi disini enak , sejuk banget . Jantung Felix juga gak sakit"
Si kakek tersenyum tulus "tapi belum waktunya Lee Felix , kasian changbin nunggu"
"Kak changbin ?"
"Iya , pulang ya . Kakek selalu ada di hati kamu kok"
-
"Jantung nya berdetak kembali dok !"
"Hah ? Apa ?"
Disitu keluarga Lee harus mengucap syukur kepada Tuhan . Anak dan adik mereka selamat , tuhan masih baik .
"Felix kembali"
Flashback off
"Disana aku cuma dikasih perawatan lebih baik , bukan donor" lirih Felix , tersenyum sendu meremat pelan dada kirinya .
"Aku gak tau jantung ini bakal berdetak sampe kapan"
TBC
Hai !
MAKASIH DAH VOTE .
Ih sayang !Sarangek 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIX
De Todo"jantung kamu emang lemah,tapi itu bukan opsi tuhan untuk bawa kamu" - seo changbin "Kak changbin juga berhak bahagia" - Lee Felix Start : 19 june 2020 (N) saya tidak berniat mengcopy dari cerita manapun ini murni dari kerja otak saya.