30 : dunia belum siap kehilanganmu

703 53 1
                                    

Takdir mempertemukan kita,takdir juga yang membuatku menjadi bajingan saat itu.

Takdir,itu masalah pertama kita. Boleh aku mengubah garis takdir? Bukankah mengubah kedengarannya sangat mudah?

Aku lupa,takdirmu tak bisa dirubah.

- seo changbin

Terimakasih tuhan,benang merah dijari kelingking ku ternyata tersambung dengan nya.

Bukankah aneh rasanya bertemu dengan seorang yang bahkan langsung mencintaimu dalam 1 detik?

Aku, mencintaimu ketika hukuman mu membuatku memutari lapangan.

- Lee Felix

---

Changbin terbangun dengan sedikit tersentak mengingat mimpi nya barusan.

"Apa apaan tadi" gumamnya kemudian menatap kekasihnya yang masih betah menutup mata.

"Yak,bangun. Aku rindu" lirih changbin,sudah 1 Minggu yang lalu Felix dinyatakan koma karna racun saat itu lebih kuat dari ekspektasi.

Dan sudah 1 Minggu lebih changbin membolos hanya karna Felix. Padahal changbin sudah kelas 12. Tiffany bahkan sudah membujuk changbin untuk sekolah. Dengan keras kepalanya changbin terus menolak.

"Bin..."

"Engga Tante. Changbin bakal tetep disini" potong changbin,tifanny yang baru saja masuk menghela nafas.

"Bin,Tante boleh sedikit cerita?" Tifanny duduk di sebrang changbin mengelus rambut anak bungsunya pelan.

Changbin mengangguk memfokuskan dirinya pada tifanny "Felix,kamu tau kan Felix jadi cuek ke hal sekitar. Semenjak dia tau kalo dia mengidap kardiomiopati. Felix yang ceria,yang suka dijulikin sunshine sama keluarga besar. Hilang gitu aja"

Tifanny menjeda sebentar "kamu inget gak? Kamu pernah bilang Felix manusia es pas kalian masih SMP kelas satu"

Dahi changbin berkerut. Changbin pindah ke sisi rumah Felix saat umurnya 12 tahun. Awalnya changbin hanya berbaur dengan youngjae tapi perihal bocah imut dengan freckless di pipinya itu changbin lupa. Changbin lupa bagaimana muka sosok itu,dan apa yang mereka lalui karna bocah imut itu hanya diam di balkon menatap ke arah changbin dan Youngjae dengan pandangan datar.

"Tunggu,jangan bilang anak kecil yang imut terus ada freckless nya itu Felix? Yang suka liatin changbin sama bang youngjae itu Felix?" Tifanny mengangguk,changbin melongo tak percaya.

"Iya itu Felix. Tapi,semenjak ketemu kamu. Felix berubah pesat. Felix sunshine kami kembali. Felix yang aktif. Makasih ya" ujar tifanny membuat changbin merasa bersalah kembali pernah berselingkuh dari Felix.

"Udah jam 1 aja. Minho katanya setengah hari sekolahnya nanti dia kesini sama temen - temenya. Tante titip Felix ya bin? Tante mau ke butik lagi" changbin mengangguk mantap,mengantar tifanny sampai ke pintu.

Changbin terduduk di sofa, sedikit menenangkan diri menepis hal buruk yang kemungkinan terjadi pada Felix.

Ceklek

"Eyooo changbinnnnn" teriak Minho langsung diberi tatapan tajam oleh changbin "etdah santuy maap maap"

Minho memasuki kamar Felix diikuti yang lainnya "bin, lu gak lupa kan 2 Minggu lagi camping OSIS?" Changbin mengangguk pelan membuat Minho menghela nafas.

"Lu jangan mikirin Felix terus. Masih banyak urusan yang harus Lu urus. Inget,lu dah kelas 12 bin" ujar Chan diangguki Minho "oke,besok gue sekolah"

Minho menepuk pelan pundak changbin "gakpapa kalo lu gak mau. Lagian sekolah punya bapak lu. Makaseh lur dah setia sama sepupu gue" Minho berujar tulus.

"Enggak,gue sekolah besok. Gue dah kebanyakan bolos" Minho menatap Chan "oke terserah lu"

"Kak!!! Ini Felix sesek napas" ah iya mereka bersama dengan kekasih masing-masing hanya saja pasangan hyungjeong tak bisa hadir.

Teriakan jisung membuat ke 3 nya menoleh mendekat ke arah brangkar dengan panik.

Seungmin bahkan sudah menekan tombol darurat berturut turut tapi tak ada tanda tanda seseorang datang.

Brak!

Pintu terbuka kasar oleh dokter Kim "maaf saya terlambat" semua disuruh keluar.

"Arghhhh" teriak changbin frustasi,felixnya kembali diambang Kematian,Felix nya kembali berjuang didalam sana.

"Tenang bin. Felix kuat gue yakin" ujar chan.padahal chan sendiri sangat khawatir dengan Felix.

"Kak,tenang" jisung menggenggam lengan Minho yang bergetar.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan dokter Kim dengan senyum tipis "ada kabar baik dan buruk. Ingin yang mana dulu?"

"Yang buruk dok" sahut Chan,dokter Kim mengangguk "kabar buruk nya... Waktu Felix tak lama lagi. Saya tidak yakin Felix akan bertahan sampai bulan depan atau mungkin Minggu depan dengan keadaan jantungnya saat ini"

Minho terisak begitupula changbin "dan kabar baiknya.. Felix sudah terbangun,mungkin ia akan sedikit sulit untuk berbicara dan jangan lepas masker oksigen nya. Saya permisi"

Selepas dokter Kim pergi,tak ada yang masuk keruangan Felix padahal Felix sudah siuman. Mereka terlalu terpukul dengan kabar bahwa dunia ini akan kehilangan sosok Felix dengan cepat.

"Ayo,Felix pasti menunggu" ujar Minho,kemudian beranjak ke arah pintu.

Menghela nafas panjang kemudian mengulas senyum,Minho tak mau sepupunya itu tau ia baru saja menangis.

Pintu terbuka. Mereka mendapati Felix yang menutup matanya,tunggu? Apa dokter Kim berbohong?

Semua mendekat ke arah brangkar "lix?" Panggil Minho, mata itu terbuka sangat pelan.

Yang mereka tunggu akhirnya terjadi,mata indah itu kembali terbuka,Felix tersenyum tipis.

"K-ka-kak hhhh" lidah nya begitu kelu,Minho tersenyum lembut "jangan dulu berbicara ya? Lidahmu masih Kelu" Felix mengangguk lemah.

Matanya bergulir menatap kearah changbin,seakan mengerti Minho,jisung,Chan dan seungmin keluar dari ruangan.

"Makasih udah mau bertahan" ujar changbin ketika hanya mereka berdua di dalam ruangan.

Lengan Felix terulur menggenggam lengan changbin, berusaha menggenggam sekuat tenaga.

Changbin terkekeh,balas menggenggam lengan mungil yang berusaha mengeratkan genggaman nya.

"Jangan kaya kemarin lagi,kakak sedih banget tau" changbin mengerucut kan bibirnya membuat Felix terkekeh.

"K-kak changb-bin hhh ke-kenapa hhhh g-ak ca-ri Yangh baru aja hhhh" changbin menggeleng ribut "enggak,kakak udah sayang banget sama kamu. Kakak gak bakal lepas kamu gitu aja"

Felix tersenyum miris,Felix mendengar semuanya. Apa yang dikatakan dokter bahwa hidupnya tak lama lagi. Changbin berhak bahagia. Jika changbin tetap bersamanya itu hanya sia - sia.

"K-kak changbin j-uga harus bahagia" changbin tersenyum tipis "tapi bahagia kakak sama kamu"

Felix menghela nafas,kak changbin nya ini sungguh keras kepala ternyata.

"Fel. Kamu inget kan apa kata kakak? Kita bakal ketemu tuhan sama - sama,right?"


















TBC
Hai!
Aku mau ganti deskripsi,boleh ya? Hehe
Dah berapa kali aku ganti desk :(
Ini sekarang yang fiks kok hehe
Gimana ? Suka gak? Hehe

Makasih yang udah baca dan vote
Iloveyou guys 💚

[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang