39 : Eric

448 52 2
                                    

Baru kemarin rasanya changbin merasakan kebahagiaan , sekarang sudah berkutat dengan tugas kampus nya lagi .

Ting !
Feli
Kak ! Aku udah keluar kelas , kakak dimana ?

Tak sadar senyum nya Ter ulas hanya karna pesan singkat dari sang kekasih .

Masih kelas , kamu tunggu di
Kantin fakultas kamu aja
Sama Jisung .

Setelah nya menaruh handphone nya pada saku , Minho yang memang melihat nya dari tadi ikut tersenyum .

"Gue ikut berarti kalo ada Jisung" changbin mengangguk samar .

Beruntung dosen nya tadi mendapat panggilan membuat changbin bisa cepat - cepat pergi ke fakultas arsitek .

[Aku pernah bilang gak si jurusan Felix ? Ku cari gak ada . Yodah , arsitek ya]

"Hai" changbin dengan tidak sabar memeluk Felix ketika datang buat yang di peluk terkekeh gemas .

"Kangen !!!" Rengek changbin membuat Jisung ber ekspresi muntah .

"By" suara yang tidak asing terdengar membuat Jisung menoleh , ada Minho dengan gaya yang emm sungguh tampan .

"Hey" balas Jisung , Minho dan changbin duduk di hadapan kekasih nya masing - masing .

"Udah pesen ?" Tanya changbin di angguki Felix "beli apa ?" Tanya Minho penuh selidik .

"Sioma-"

"Siomay pedes" balas Jisung pedas dengan wajah menjengkelkan bagi felix .

"Astaga , ngapain ? Nanti sakit perut gimana ?" Tanya changbin membuat felix menundukkan kepalanya .

"Jisung mahh gak asik" keluh Felix , changbin beranjak menuju Stand siomay , beruntung pesanan Felix belum dibuat .

"Itu siapa sung ?" Tanya Minho menunjuk gerombolan orang di belakang Jisung debgan dagu nya .

Tanpa menoleh pun Jisung tau , dari suara nya yang sangat khas "itu Eric , arsitek juga , bahkan 1 kelas barusan sama Felix sama aku , dia suka Felix . Suka cari perhatian tapi cara nya salah" Felix mengangguk menyetujui .

"Salah gima-"

"LIX AWAS" changbin yang baru saja datang dari stand siomay terkejut melihat bola basket melayang menuju ke arah kepala belakang Felix , dengan sigap ia peluk Felix menjadi kan punggungnya korban .

Dug

"Sape sih itu anjim , ngalahin" gerutu Eric membuat changbin , geram sama hal nya dengan Minho .

"Mau Lo apa sat !" Changbin mendekat buat eric mengankat senyum remeh "boncel gini sok jadi pahlawan"

Minho merasa alarm darurat nya berbunyi , changbin sangat benci di panggil dengan hal yang menyinggung ketinggian tubuh nya jika bukan orang terdekat , ia akan menghabisi orang tersebut .

"Sape Lo berani hina gue ?" Owh , sudah dimulai . Minho beranjak dari duduk nya mendekati changbin .

"Udeh bin Jan bawa ati" ujar Minho khawatir , bukan apa - apa , Minho yakin changbin mampu mengalahkan Eric , tapi teman - teman Eric juga pasti akan ikut menghajar changbin.

"Kak abin , udah" mendengar nada khawatir Felix changbin menghela nafas , menatap tajam Eric kemudian kembali ke bangku nya .

"Jangan gitu lagi kak abin serem" cicit Felix membuat changbin terkekeh dan mengusak rambut Felix .

"Nah itu contoh nya , caper lewat kekerasan" ucap jisung di angguki Minho .


Kini changbin dan Felix tengah berada di toko buku langganan Felix , hanya ingin mencari novel .

Namun dering ponsel Felix mengalihkan atensi nya dari buku - buku ditangan nya .

"Siapa ?" Tanya changbin padahal ia sudah melihat .

"Ayah" digeser nya tombol hijau .

"Kenapa yah ?"

"Felix kamu lagi dimana ?"

"Toko buku sama kak abin"

"Kamu ke kantor ayah bisa ?
Sama changbin , ada kabar baik
Buat kalian"

"Emm okey"

Felix menatap changbin membuat changbin ikut menatap nya dengan pandangan tanya "disuruh ayah ke perusahaan"

"Yaudah ayo , kenapa emang ?" Mendengar nya Felix semakin menampakan wajah sedih "aku gak pernah ke perusahaan ayah , gak tau jalannya , gak tau dimana kantor CEO nya"

Changbin terkekeh pelan "kan ada aku , ayo"

Felix tak menyangka bahwa perusahaan ayah nya bisa sebesar ini , di fhoto rasanya tak sebesar ini .

"Kakak tau kantor CEO nya ?" Changbin mengangguk , melangkah masuk ke dalam .

Rasanya seperti changbin yang menjsdi anak pemilik perusahaan .

"Jika tidak punya janji dilarang masuk" ujar salah satu resepsionis "tapi aku anak nya" sang resepsionis tetap menggeleng .

Tak lama dering telepon di meja resepsionis membuat sang resepsionis mengankat nya dahulu "ah baik pak"

"Kalian boleh masuk" Felix yakin itu dari ayah nya .

"Ayah !" Ujar Felix kala memasuki ruangan sang ayah .

"Apa kabar baik nya ayah , cepat katakan" changbin ikut mengangguk dibelakang Felix .

"Kamu dapet donor jantung , operasi nya disini kok jadi changbin bisa temenin" Felix memicing tajam .

"Beneran ? Gak kaya pas ke Singapur ?" Sang ayah terkekeh "iya bener"

"YEAYYYYY ! " changbin ikut terkekeh kala Felix mendekap nya "aku bakal sembuh terus nikah sama kak abin"

"Heh mulut nya , nikah nikah"














TBC
Ini tuh hampir end :)
Ada yang kangen gak ?
Au ah kalo gak ada .
Eric udah pernah muncul gak sebelum nya ? Lupa :(

- MAKASIH YANG UDAH VOTE !
SARANGEK 💚

[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang