Felix sama Minho udah ada di depan rumah besar changbin,Felix ketok-ketok brutal sampe pak satpam nya rumah changbin ngedeketin.
"Gak pak gakpapa ini emang lagi kesurupan dasar" jawab Minho ketika pak satpam menayakan perihal Felix.
Pintu terbuka menampilkan sosok dengan apron dan rambut yang di ikat,itu nyonya seo atau mama nya changbin.
"Eh mama" ucap Felix canggung,mama seo udah bilang manggilnya mama aja soalnya mama seo udah restuin Felix sama changbin.
"Kebiasaan ya kamu ini kalo ngetuk pintu,tuh changbin lagi dikamarnya" ucap mama seo lalu beranjak kembali ke dapur membuat kue.
Sampai didepan kamar changbin hanya Felix seorang,Minho pergi ke dapur mengikuti mama seo,bukan untuk membantu melainkan untuk mencari makanan,keluarga mereka cukup dekat jadi bukan keanehan lagi.
Felix lansung saja membuka pintu kamar changbin, tampak changbin tengah tertidur menghadap padanya.
"Lah?rumah Felix sama kak changbin sejauh apa kok sampe udah tidur lagi perasaan tadi masih belajar" ujar Felix heran,lalu mendekat pada changbin.
"Nyenyak banget" gumam Felix,lengan iseng nya menusuk pipi tirus changbin terus menerus sampai di empu terbangun dengan mata lelah.
"Kenapa hm?" Felix kaget mendengar suara changbin pasalnya dari tadi fokus Felix pada pipi changbin.
"Eh,Felix ganggu ya kak?" Ujar Felix dengan nada bersalah. Changbin tersenyum teduh.
"Sini fel,pengen peluk" changbin menepuk lahan kosonh disebelahnya membuat Felix terheran kembali,kenapa changbin nya ini manja sekali?
Entah dorongan dari mana Felix ikut merebahkan diri di samping changbin,lalu dengan cepat changbin memeluknya seperkian detik kemudian Felix merasakan hawa panas dari tubuh changbin,dengan sok tahu Felix menempelkan telapak tangannya pada kening changbin.
Dan,panas.
"Kak changbin,bangun duluuuu kakak demam?" Tanya Felix namun bukannya bangun changbin malah lebih erat memeluk Felix dari samping.
Tanpa persetujuan changbin Felix melepas pelukan changbin lalu pergi ke arah dapur,disana ada mama seo dan Minho dengan kesibukan yang berbeda.
"Ma baskom kecil dong sama kain" ujar Felix dengan nada panik,mama seo tanpa bertanya lansung memberikan baskom dan kain,setelah mendapatkan nya Felix berlari kembali ke kamar changbin.
"Pasti changbin sakit lagi" gumam mama seo yang masih didengar oleh Minho yang sedang mengunyah kue kering yang baru saja dibuat.
"Changbin sakit ma?" Tanya Minho,mama seo menoleh lalu tersenyum "iya,bukan sakit serius hanya demam,papa nya terlalu memaksa nya. Kau tahu kan kalian sedang di tingkat akhir dan papa seo ingin changbin masuk UI mengambil jurusan bisnis supaya perusahaan seo bisa di turunkan pada changbin"
Mama seo memberi jeda sebentar lalu menghela nafas "namun changbin tak mau ke UI masuknya susah,dan juga changbin tak mau jurusan bisnis.changbin ingin masuk jurusan psikologi di UNPAD,namun papa seo masih bersikeras ingin anaknya menjadi yang terbaik. Mama mencoba membujuk papa seo lalu ia memberi keringanan,jika changbin bisa mengatur perusahaan cabang milik SEO ia akan diperbolehkan masuk psikologi di UNPAD. Hanya saja perusahaan itu hampir bangkrut" mama seo menatap sendu pintu kamar changbin yang terlihat dari dapur.
"Itu sebabnya changbin bersikeras sampai ia sakit?" Pertanyaan Minho dibalas anggukan oleh mama seo "ini sudah sakit ke 4 kali nya dalam 1 Minggu ini" helaan nafas kembali terdengar.
Berpindah ke Felix,Felix sudah mengambil air dari dispenser dikamar changbin,dengan telaten Felix mengompres kening changbin.
"Dingin" ucap changbin semakin bergelung pada selimut,Felix menatap AC yang tertempel di ruangan itu,ini sudah panas bahkan Felix sudah berkeringat sekarang.
Tanpa pikir panjang Felix ikut masuk kedalam selimut laku memeluk changbin,mengusap punggung nya pelan.
Setelah dirasa changbin terlelap di tidurnya,Felix beranjak dari sana karna hari sudah menjelang malam,ingat bahwa Felix kerumah changbin ketika sore hari.
Felix celingukan di ujung tangga lalu mendapatkan apa yang ia cari,Minho tengah menonton tv bersama mama seo,beberapa langkah lagi ia sampai pada Minho dan mama seo tiba-tiba rasa sakit menjalar dari dada nya.
"A-akh" Felix terduduk meremat baju bagian kirinya,bahkan sekarang sudah kusut.
"Felix Astaga" ujar Minho panik,Minho membantu Felix duduk di sofa,mama seo lansung berlari ke dapur membuat teh hangat.
"S-sesak h-hah hah hiks s-sakit hiks hiks" tangis Felix sudah tak terbendung ini sakit,dan juga pusing,bahkan Felix sudah memukuli dada kirinya.
"Ikutin Abang,tarik buang tarik buang"
"G-gak bi-bisa h-hiks" Isak Felix,nafasnya rasanya tercekat mama seo sudah datang dengan secangkir teh hangat.
"Obat Felix mana ho?" Tanya mana seo,Minho merogoh saku celana Felix dan menemukan tabung transparant disana.
"Kok gak kepikiran sih dasar Minho" ujar Minho lalu memberikan obat itu pada Felix,Felix meminumnya dibantu teh hangat tadi.
Setelah dirasa sakitnya hilang,Felix mendudukan dirinya rasanya berputar membuat Felix menggeleng kan kepalanya.
"Ma,Minho sama Felix pulang dulu ya" mama seo mengangguk,Felix dituntun Minho untuk pulang.
Tiba dirumah sudah pukul 7 malam,terdengar gaduh di ruang keluarga,awalnya Felix dan Minho ingin melewati nya dengan santai namun perbincangan mama lee,ayah Lee dan kakaknya membuat Felix mengganti jalur jalannya mendekati kedua orangtua dan kakaknya.
Minho panik,karna minho tahu apa yang ketiga manusia dewasa itu perbincangan kan,tapi terlambat Felix sudah sampai di antara ketiga manusia dewasa itu.
"J-jadi Felix bentar lagi mati ya ma,pa,kak?" Dan terlambat Felix sudah mendengar semuanya,bodohnya Minho hanya melamun di belakang Felix.
3 manusia Yang sedang berdebat itu menoleh terkejut "enggak sayang,papa janji cari in donor jantung buat felix" ayah Lee menangkup pipi gembul Felix.
Namun dengan kasar Felix menepisnya "gak ada orang-orang yang ngasih jantung mereka cuma-cuma" lirih Felix,kalimat itu yang menjadi adanya keputus asaan Felix.
"Dek,mending adek ke kamar. Kakak janji pas adek keluar kamar lagi adek dapet berita bagus ya? Ho anterin" ujar Youngjae setelah diam sedari tadi,mama lee mengusap Surai lembut sang bungsu keluarganya.
"Gausah,bang Minho disini aja. Felix ke kamar" ucap Felix lesu lalu melangkah kearah tangga.
Di kamarnya, tepat nya dibalkon kamarnya Felix tengah merenung persetan dengan kesurupan,Felix hanya ingin ketenangan.
Felix tahu hidupnya tak akan lama lagi,jantungnya semakin lemah,bahkan hanya naik turun tangga di rumah changbin tadi jantungnya kambuh.
Jam pendeteksi detak jantungnya itu melingkar indah di lengan nya,sekarang pukul 11 malam biasanya orangtuanya akan datang mengucapkan selamat malam namun mereka mungkin terlalu lelah,entahlah.
Pandangannya kini mengarah pada kolam renang yang tepat berada di bawah balkonnya,ingatkan bahwa ketika kecil Felix pernah loncat dari balkon nya ke kolam renang lalu drop? Mungkin mencoba lagi tak ada salahnya pikir felix.
Felix melepas jam tangan nya,karna pasti jam itu akan bersuara bahkan seluruh rumah akan mendengar jika jantungnya bermasalah karna itu terhubung pada speaker kecil yang ada di dalam ruangan ruangan.
Felix sudah berdiri di belakang pagar,hanya tinggal lompat,sejenak ia pandang ke arah kandang kelinci dan kucing milik ia dan Minho,disana juga ada taman kecil untuk bermain para kelinci. /Jadi taman ini di sisi kolam renang tapi nyambung terus ke belakang rumah
Felix sudah membulatkan tekad,perlahan ia lepaskan pegangan pada pagar pembatas balkon,lalu ia melayang setelahnya dan memasuki air. Sesak mulai menjalar pada tubuhnya,air mulai masuk ke dalam tubuhnya.
Felix sampai di dasar kolam,ia tutup matanya perlahan,setelahnya ia tak tahu apa-apa selain tubunya yang terangkat entah terbawa arus.
TBC
Hai,gimana?
Makasih yang baca,vote dan share ilopyu.
Jangan lupa baca ceritaku yang lain ya.Iloveyou guys 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIX
Aléatoire"jantung kamu emang lemah,tapi itu bukan opsi tuhan untuk bawa kamu" - seo changbin "Kak changbin juga berhak bahagia" - Lee Felix Start : 19 june 2020 (N) saya tidak berniat mengcopy dari cerita manapun ini murni dari kerja otak saya.