Minho tengah menuruni tangga rumah megah sepupunya, tujuannya menuju ke arah dapur, tenggorokannya terasa kering setelah mengerjakan tugas sedari tadi.
Ia tekan saklar lampu dapur karna sungguh mau dapur yang megah pun akan terasa horor jika lampunya mati.
Perlahan ia tuangkan air panas dicampur air dingin niatnya membuat teh hangat tanpa gula,karna malam ini lumayan dingin.
Setelah teh nya jadi ia duduk di kursi bar menghadap ke arah kiri tepat ke arah kolam renang,hanya tertutup oleh pintu kaca.
"Bagaimana jika Felix tahu kalau sampai saat ini tak ada donor jantung?" Gumam Minho mengingat perdebatan keluarga sepupunya tadi. Ia melirik ke arah jam.
Pukul 11,pantas saja terasa sepi pasti maid sudah pergi ke asrama. Dibelakang rumah megah ini ada bangunan asrama khusus untuk para maid,biasanya pukul 9 para maid pulang ke asrama.
"Sudah 2 bulan lebih ya gue disini? Kok ayah sama mama gak pulang pul-"
Byur!!
"Astagfirullah" kaget Minho,ia tak salah lihat ada seseorang yang terjatuh tepat ke arah kolam. Dengan cepat ia berlari ke arah kolam memastikan, sebelumnya ia tekan saklar lampu di kolam renang.
Penglihatan nya remang-remang walau sudah menyalakan lampu,ah Minho ingat jika ia memiliki masalah pada matanya.
Minho merogoh saku celana nya mengambil benda kotak tipis untuk sekedar menyalakan flash supaya objeknya terlihat jelas.
Terkejut,itu yang Minho rasakan sekarang itu Felix hampir sampai pada lantai kolam yang terdalam sedalam 2 meter.
Tanpa pikir panjang Minho melempar handphone nya ke gazebo lalu menyelam menyelamatkan sang sepupu.
Bisa Minho lihat walau remang jika sepupunya itu masih membuka mata dan tersenyum kecil. Minho mengangkat tubuh kurus Felix.
Menggotongnya menuju gazebo lalu menekan tombol merah yang ada disana.
Fyi : disetiap sudut rumah Felix itu ada tombol supaya Felix kalo kambuh ada yang tahu,jadi kalo tombol itu di teken bakal ada bunyi nyaring di setiap sudut rumah,yang nandain Felix gak baik baik aja. Sekian:)
"Fel bangun jangan gini hiks" Minho menangis ia tak tahu beban yang Felix pikul seberat apa namun apa yang tadi adalah percobaan bunuh diri? Kenapa Felix begitu nekat? Seberat itukah bebannya?
Ayah,mama dan kak Youngjae datang kala mendengar alarm darurat. Mereka lansung menuju kolam karna disana tempat yang terang setelah dapur.
"Minho? Kok bisa gini?" Kata Youngjae setelah Felix sudah di bawa oleh ayah Lee ke kamarnya dan mama lee yang sibuk menelpon dokter.
"Tadi gw haus udah ngerjain tugas jadi gw ke dapur bikin teh,pas gw diem di kursi bar sambil liat kolam ada suara nyebur dan gw liat samar-samar gitu itu orang,gw deketin ternyata Felix yaudah nyebut dah gw. Gitu bang" ujar Minho di balas tepukan bahunya dan pelukan dari Youngjae.
"Makasih" ucap younjae dengan suara seperti orang yang siap untuk menangis.
"Santuy kali bang kaya ke siapa aja" Minho menepuk pelan punggung Youngjae.
Selalu,kabar buruk yang diterima mereka dari mulut sang dokter. Mengapa tidak pernah terlontar berita baik dari mulut itu?
Dan,kabar buruk lagi bahwa orang tua Felix harus pergi ke Kanada,perusahaan disana mengalami sediki kendala awalnya papa dan mama lee tak mau namun keadaan begitu mendesak mereka sampai mereka harus pergi saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIX
Random"jantung kamu emang lemah,tapi itu bukan opsi tuhan untuk bawa kamu" - seo changbin "Kak changbin juga berhak bahagia" - Lee Felix Start : 19 june 2020 (N) saya tidak berniat mengcopy dari cerita manapun ini murni dari kerja otak saya.