36 : terancam punah

447 46 1
                                    

Banyak yang berkata bahwa cinta tak harus memiliki , namun kenyataan nya kita tak pernah puas jika tak memiliki apa yang kita cintai .

Sama seperti changbin sekarang , changbin mencintai Felix apa adanya , menyayangi Felix sepenuh hati .

Namun tak ada yang tahu , semesta berkata lain , banyak sekali wanita yang terlalu Ter obsesi kepada changbin , ingin changbin menjadi milik mereka seutuhnya walaupun itu hanya obsesi .

"Sudah 2 kali karna mu Felix korbannya , carilah pasangan lain . Saya tidak mau anak yang selama ini saya jaga mengalami hal buruk lebih lama"

Menyakitkan , changbin tau ketika persoalan Heejin dia yang salah , tapi untuk yena . maybe keluarganya nya di tipu .

"Sorry bin , gue gak bisa bantu apa - apa"

"Hm gakpapa ho , makasih"

Langkah changbin keluar dari rumah sakit , 3 hari yang lalu changbin dikatakan boleh untuk pulang dengan syarat jangan terlalu memaksa lengan nya bekerja berat .

Dan sudah 3 hari lebih changbin selalu ditolak mentah - mentah jika ingin bertemu Felix , bahkan hari ini ada 2 bodyguard menghalangi ruang rawat Felix .

Sungai Han menjadi tempat nya singgah , jangan berpikir changbin akan bunuh diri disini karna fakta nya changbin hanya duduk dengan fhoto polaroid bergambar yang tentu saja Felix di jemari nya .

"Fel , maafin kakak . Kakak sadar , semua nya gara - gara kakak" lirih nya pelan , changbin tau , sangat . Bahwa para wanita yang mendekati nya hanya menginginkan harta nya .

"Dunia udah buta sama duit ya anjir haha" kekeh nya pelan , biarkan changbin merenung sejenak di sungai Han , mari kita pergi ke Felix .

"Ayah ! Biarin kak abin masuk !"

"Lee Felix ! Sadar ! Gara gara changbin kamu kaya gini , gara gara changbin kamu hampir mati Felix !"

Terdengar kekehan dari mulut mungil Felix "gara - gara kak abin aku tau apa arti kehangatan , gara - gara kak abin aku tau bahwa masih banyak orang yang sayang di dunia ini , gara - gara kak abin aku tau bahwa aku harus tetap hidup setidaknya lebih lama"

Netra Felix menatap sang ayah begitu dalam "cuma kak abin yang selalu ada buat Felix , kalian kemana ? Ngurusin perusahaan . Setiap Felix bilang Felix pengen makan bareng dimeja makan , cukup makan bareng aja . Tapi kalian selalu bilang ayah sama ibu sibuk , kamu makan sama Minho aja , kak Youngjae juga sama aja , semenjak dikasih apartemen dia jarang pulang hiks"

Cukup sudah , tangisan Felix pecah bersamaan dengan tangisan changbin di tepi sungai Han .

"Fel ayah kerja buat kamu juga , ngertiin dong"

"Apa ? Ngertiin ? Cukup yah cukup . Felix udah muak ngertiin ayah sama ibu , Felix udah ahk hahh hah" jantung Felix berdetak sangat kuat .

Jam pendeteksi detak jantung berdering nyaring membuat ayah Lee mendekat pada sang anak .

Namun lengan Felix terangkat menghentikan langkah ayah Lee "stop Disana , Felix tau ayah cuma kasi-hahh-han sama Felix . Persetan sama ayah Felix mau ketemu kak abin"

Dengan cepat meraih handphone milik nya dinakas , berlari keluar dengan cepat , Minho yang ada di kursi terkejut bersama sang bodyguard .

"Om itu Fel-"

"Jangan di kejar , biarin aja . Biarin dia cari bahagia nya"

Minho tertengun , karna terlanjut penasaran Minho mengikuti Felix dari kejauhan .

"Gimana sayang ?"

"Kak changbin masih disini kok"

Itu Jisung , tak sengaja Jisung melihat changbin di sungai Han , mengontak sang kekasih , Minho , tentang bagaimana keadaan Felix mengapa changbin begitu lesu . Dan ternyata Jisung tau apa masalahnya .

Bisa Minho lihat Felix berhenti berjalan di dekat halte , hanya duduk tak berniat menaiki bus , mengingat ia tak bawa dompet .

Minho turun dari mobil nya , mendekati Felix yang menunduk lesu "mau ke changbin ? Yuk gue anterin , lagi di sungai Han dia" Felix menoleh , sedikit tidak percaya pada Minho .

"Gak , pasti kak minho sekongkol sama ayah" Minho terkekeh , adik sepupunya ini sangat lucu .

"Enggak beneran , asli no kecot"

Mengingat Minho jarang berbohong Felix mengangguk setuju , melangkah ke arah mobil Minho .

Sungai Han tampak sepi , hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang .

"Dimana sung ?"

"Tuh"

Jisung menunjuk pada seonggok daging hidup yang tengah tertunduk di salah satu kursi .

"Samperin gih" ujar Minho , Felix mendekat pelan , ingatkan Felix masih memakai baju rumah sakit dan tak memakai alas kaki .

"Kak abin hiks"














TBC
Ini tuh hampir end gais :( [kayak nya sih]
Makasih yang udah vote !

Sarangek 💚

[✓] I LOVE YOU MY ICE | CHANGLIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang